Chapter 16

3.6K 297 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Rapat berlangsung sampai berjam-jam membuat fort berjalan terburu-buru keruangannya saat rapat panjang itu selesai, ia mengingat peat yang  menunggu diruangannya, saat ia masuk ia sudah menemukan peat telah tertidur disofa

Fort melihat tugas-tugas peat diatas meja dan sepertinya telah selesai karena laptop itu sudah tertutup dan buku sudah tersusun rapi. Fort legah melihat bingkisan makanan sudah habis didekat peat bertanda peat sudah makan tadi, saat rapat ia memang meminta sekertarisnya menyuruh seseorang membelikan peat makanan, ia selalu khawatir seniornya itu tak makan gara-gara tugas pada hal dirinya sendiri pun belum makan. Fort melepas jasnya dan menyelimuti peat, setidaknya agar tidur peat lebih nyaman

Sekertarisnya malah lupa keluar ruangan saat menemani sang pimpinan membawa berkas tadi, ia malah melongo heran melihat kelakuan pimpinannya itu, sejak kapan dia punya hati nurani pada orang lain? Sejak kapan dia bisa selembut itu?

"Buat apa kau berdiri disana? Keluar sana" usir fort setelah kembali duduk ditempatnya

"Aku hanya heran, jas anda itu mahal bahkan lebih mahal dari harga diriku, tapi anda menjadikan selimut untuknya? Biasanya anda tak suka hal semacam ini?" tanyanya penasaran

"Kau fikir orang sepertiku tak bisa jatuh cinta? Jangankan jas itu, organ-organkupun akan kuberikan padanya" jawab fort dramatis

"Mustahil" gumamnya tanpa sadar

"Ck! Keluar kau, aku mau lanjut kerja" usir fort, dan walau masih dalam keadaan penasaran sekertarisnya pergi juga dari sana. Fort tersenyum melihat peat tertidur nyaman, sepertinya sangat lelah mengerjakan tugas. Fort memilih membuka laptopnya dan melanjutkan pekerjaannya, mumpung senior idamannya itu masih terlelap. Ia tak tega menganggunya.

Langit mulai makin gelap, senyaman itu peat tidur dibalik jas fort yang menyelimutinya sampai akhirnyaa tubuh peat mulai bergerak menandakan ia mulai terbangun. Saat ia membuka mata dan duduk disofa ia melihat sekelilingnya lalu tersadar bahwa ia tertidur begitu nyanyak diruangan fort beserta jas kerjanya

"Selamat malam sayang, baru bangun saja kau sangat cantik" senyum fort yang masih duduk dikursi kerjanya menatap wajah mengemaskan peat yang baru saja bangun

"Kenapa kau tak membangunkanku tadi?" tanya peat berjalan kearah fort mengembalikan jasnya

"Oh kau sangat kelelahan, bagaimana aku tega membangunkanmu"

"Astaga! Ini sudah sangat malam!" shock peat melihat jam dalam ruangan itu sudah menunjukkan pukul 9 malam, ia melihat dinding kaca dan kini langit sudah gelap terhias bintang-bintang yang indah

"Tidak apa-apa, aku bisa mengantarmu pulang, tak akan ku perkosa tanpa izin" fort menenangkan, peat masih saja takut diperkosa olehnya, pada hal kalau sudah masuk juga dia yang paling keras mendesah, sampai dicakar malahan

"Apa kau sudah dari tadi selesai rapat?"

"Ya tiga jam yang lalu"

"Kau belum makan apapun kan selain tadi pagi bersamaku?" tanya peat curiga, sepertinya hanya dia yang sudah makan siang tadi karena fort rapat

"Kau khawatir padaku?" goda fort lalu menutup laptopnya

"Tidak" cuek peat, gaya malu-malu peat membuat fort makin tergila-gila padanya

"Aku belum makan apapun, pekerjaanku sangat banyak. Kalau tidak bekerja dengan sungguh-sungguh, lihat? Berapa banyak karyawan yang bisa saja kehilangan pekerjaannya bila perusahaan ini gulung tikar" jelas fort, peat tau walau jadi pimpinan yang keras dan menakutkan tapi fort peduli pada semua karyawannya

"Terus kalau kau tak makan, lalu mati, perusahaanmu juga tidak akan ada yang urus" heran peat

"Hahaha oke oke.. Aku akan makan tapi kita makan malam bersama, pekerjaanku tinggal sedikit bisa ku lanjutkan dirumah" ajak fort, peat malah berfikir

"Kalau kau tak mau makan malam denganku, aku tak mau makan, aku akan mengantarmu pulang saja dan aku pulang tidur"

"Kau sangat labil. Oke... Kita makan" putus peat

"Tapi, bolehkah aku mendapatkan ciuman?" mohon fort

"Kau itu banyak maunya!" kesal peat namun tetap saja mendekat mencium bibir fort singkat dan sangat cepat, fort sampai tersenyum menahan rasa gemasnya pada peat

"Apa itu? Kau sebut itu ciuman phi? Itu seperti dipatok ayam" protes fort menarik pinggul peat dan duduk dipangkuannya, hingga wajah peat menghadap pada wajahnya

"Jadi aku meminta izin menciummu, kalau kau keberatan, kau bisa mendorongku" ucap Fort mendekatkan wajahnya dan mencium bibir peat, bermain dengan lidahnya, menghisap bibirnya hingga menjadi ciuman yang panas dan lama. Tangan fort mana bisa diam, tangan nakalnya itu sudah masuk kedalam baju peat dan sudah berada didada peat. Tidak ada penolakan, dan fort merasa diberi izin lebih dari ciuman.

Ciuman fort mulai berpindah keleher peat dan sebenarnya peat tau ini akan berlanjut lebih dari sekedar ciuman saat satu persatu kancing baju kemejanya mulai terbuka. Tapi, kenapa ia tak bisa menolak?

"Fort! Ini masih dikantormu" tapi bagaimanapun peat masih punya kewarasan

"Tenang saja, tidak ada yang berani masuk tanpa izinku"

"Bukankah kita mau makan malam?"

"Aku memakanmu dulu, ini akan cepat" bujuk fort

"Kau gila! Ini kantormu" Panik peat saat fort menganggkatnya duduk di meja kerja, tapi fort sudah tidak mendengarkannya lagi, peat tidak bisa apa-apa selain pasrah.

.
.
.

Tbc

Berikan vote ⭐

Berikan vote ⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



I love you, Kakak Senior! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang