Chapter 14

3.6K 300 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Fort melihat sekelilingnya, sejujurnya baru kali ini dia makan direstoran kecil dan sederhana
"Kenapa?" tanya Peat

"Tidak apa-apa. Aku baru kali ini bertemu orang sepertimu. Biasanya orang yang jalan denganku akan minta ditempat yang mewah" jelas Fort

"Aku lebih nyaman ditempat terbuka seperti ini" senang peat memihat peat bahagia membuat fort juga ikut bahagia

"Aku akan senang bila kau senang"

"Mulutmu memang manis, tapi aku ingin bertanya padamu" ucap Peat melepaskan sumpitnya dan menatap tajam fort

"Apa?"

"Apa yang kau lakukan pada anak brandalan dilorong kampus? Mereka hilang, kau tidak membunuhnya kan?" tanya peat curiga

"Tenang saja, mereka tidak apa-apa, aku hanya mengancam dengan membuat bekas luka yang tak akan pernah hilang dari tubuh mereka, agar mereka selalu ingat ancaman itu, meraka tak akan menanggumu dan teman-temanmu lagi saat kemalaman di kampus"

"Kau membuat mereka luka? Kau bisa dipenjara karena kriminal" shock peat

"Kau khawatir? Tenang saja, aku hanya memotong salah satu jari setiap brandalan itu, hanya satu. Tenang saja"

"HANYA?!! Kau membuat orang cacat dan kau bilang HANYA?!" sungguh peat hampir jantungan mendengarnya

"Masih mending mereka tidak mati. Dibandingkan dengan satu jari, sudah berapa banyak orang yang mereka lecehkan, mereka pantas mendapatkannya. Soal polisi? Di negara kita ini polisi itu bukan masalah sama sekali, apa lagi perihal uang" senyum fort seolah itu adalah hal yang biasa

"Kau benar-benar pisyco dan Pisicopat!"

"Di dunia yang menyebalkan ini, kita tidak boleh terus-terusan lemah phi. Itu adalah prinsip hidupku. Tapi jangan takut denganku phi, aku hanya tunduk padamu. Apapun perintahmu, akan ku laksanakan" ucap fort tentu dengan senyumannya

"Benarkah?"

"Ya"

"Kalau begitu jangan pernah mencoba menyakiti orang lain" pinta Peat

"Baik, tapi tergantung bila saingan bisnisku atau orang lain yang berusaha mencelakaimu, diriku atau orang-orang di sekitarku maka permintaanmu ini tidak bisa dilaksakan semua demi nyawa. Bisakah kau mengerti? Lingkunganku bertahan hidup berbeda denganmu" fort mengelus pipi halus peat berharap peat bisa mengerti

"Ya aku tau, tapi... "

"Tenang, aku janji tak akan menyakiti orang yang tidak mengusik hidup kita" ucapan Fort membuat peat tersenyum legah.

.
.


"Peat, apa kau punya tugas kuliah yang akan kau kerjakan hari ini?" tanya fort sambil fokus menyetir saat mereka selesai makan

I love you, Kakak Senior! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang