.
.Fort membukakan peat pintu mobil, mereka sampai diasrama lewat dari 12 malam, sudah sangat larut, peat bahkan sudah di antara lapar dan ngantuk
"Ku antar kau sampai depan kamarmu ya" Izin fort khawatir melihat keadaan peat yang sudah sangat kelelahan dan peat mengangguk
"Tak perlu mengendongku" protes peat saat fort hampir menganggkatnya
"Oh hehe iya benar, kau pasti malu" fort tersadar dan merangkul Peat membantunya jalan kekamar asrama
Peat membuka pintu kamarnya, dan fort menyodorkan bungkusan makanan yang tadi ia pesan
"Itu adalah makanan favoritmu, makan yang banyak sebelum tidur" pinta fort
"Ini terlalu banyak untukku makan sendirian, tidak baik membuang makanan, jadi makan denganku" ajak Peat
"Hah?!" shock fort, taukah peat? Dia sedang mengajak singa kelaparan akan tubuhnya sekarang, mana suasana mendukung untuk otak liat fort
"Kenapa? Tak mau?" cemberut peat polos, sebenarnya fort tak begitu lapar akan makanan, tapi ini adalah kesempatan dimana peat sedikit membuka hati padanya
"Umm oke" senyum fort masuk kedalam kamar peat dengan full senyum bahagia
"Kamarmu sangat cantik, wangi, dan bersih" kagum fort
"Aku tak suka berantakan" ucap peat duduk sedangkan fort membuka makanan mereka dan menyiapkan semuanya.
Peat juga tau fort bahkan jauh lebih lelah darinya, karana fort harus bekerja dan kuliah tapi fort melupakan lelahnya sendiri demi mengurusnya seperti ini
"Makan yang banyak" ucap Fort dan peat tersenyum tipis menyembunyikan kegugupannya
Hanya makan, tapi fort selalu memandang wajah indah peat saat makan juga terlihat sangat imut, matanya, hidungnya, bibirnya... Astaga. Fort memalingkan tatapannya, sungguh bahaya bila memandang peat terlalu lama dalam situasi seperti ini
'Apa aku benar-benar sudah gila? Mengapa saat makan pun dia sangat mengemaskan' batin fort
Selesai makan, fort bahkan membereskan semuanya, karena ia baru tau fakta bahwa peat tak suka hal yang kotor dan berantakan.
Peat berbaring ditempat tidur dibantu oleh fort, hari yang melelahkan bagi peat
"Terima kasih fort" ucap peat sekali lagi berterima kasih dengan tulus
"Tak perlu terus berterima kasih, karena aku selalu senang bila di dekatmu, harusnya aku yang berterima kasih karena kau mengubahku seperti ini" senyum fort mengelus rambut halus peat
Peat tersenyum dan fort menunduk mencium bibirnya yang lembut, peat membalas ciuman itu, kenapa dia juga jadi ketagihan ciuman dengan juniornya dikampus itu? Tak menolak sama sekali, bahkan saat tangan fort sudah masuk kedalam bajunya, menyentuh salah satu dadanya sambil terus mencium bibirnya dengan ciuman yang seolah-olah ingin memakannya.
Tapi rasa lelah dan ngantuk peat lebih besar hingga ciuman itu berhenti karena peat malah tertidur lelap, fort tersenyum lucu, bisa-bisanya peat langsung tertidur saat mereka berciuman panas. Tapi perasaan dihati fort lebih besar dibandingkan nafsunya, jadi dia bisa menahannya saja. Fort mengeluarkan tangannya dari baju peat, lalu kembali mengecup dahinya.
Jam sudah hampir pukul 2 dini hari, fort juga sudah cukup lelah untuk pulang, dia melepas bajunya agar tak kusut dan tidur disebelah peat, ya hanya tidur saja. Ia tak mau mengambil kesempatan saat peat sedang lelah.
.
.
Peat terbangun pagi ini, ia kaget melihat fort tidur disebelahnya dengan bertelanjang dada"Jangan pasang ekspresi seolah-olah kau habis diperkosa phi. Aku hanya numpang tidur semalam, aku tak akan mengambil kesempatan saat kau sedang lelah" jelas Fort yang ikut terbangun dan hampir tertawa melihat ekspresi panik peat
Mendengar penjelasan itu dan merasa tubuhnya baik-baik saja, peat bernafas legah
"Mandilah phi, kau ada kuliah pagi inikan? Aku akan memesan sarapan" ucap fort, dia takut peat kurang makan lagi, peat hanya kebingungan melihat fort yang menjadikan kamarnya seperti kamar fort sendiri
Peat hanya melihat fort memesan makanan lalu memutuskan untuk mandi lebih dulu.
.
Peat melirik fort diam-diam saat mereka sedang sarapan, kalau mode anak rumahan, fort terlihat lebih tampan
'Apa sih yang ku pikirkan' batin peat tersadar mengakui ketampanan fort
"Fort"
"Apa?"
"Kau mau kan memimpin dan membawakan materi promosi diacara festival kampus mewakili fakultas kita?" akhirnya peat membuang egonya dan fort tersenyum lucu, sebenarnya fort menunggu keberanian peat meminta dirinya membawakan materi promosi
"Kalau kau yang meminta tentu aku mau dengan senang hati, dan akan ku lakukan yang terbaik. Tapi.... Ada syaratnya" goda fort dan peat sudah tau hal itu, fort itu licik
"Kalau kau mau tidur denganku lagi, aku tak mau" Kesal peat
"Kalau dikasih bonus tidur denganmu sih boleh juga, tapi bukan itu yang aku inginkan, kenapa otakmu selalu kotor saat melihat wajahku sih?"
"Karena wajahmu dan otakmu itu cabul" ucap Peat membuat fort tersenyum lucu melihat wajah mengemaskan peat
"Aku hanya ingin setelah acara promosi di festival kampus, kau meluangkan waktumu untuk kencan denganku" ajak fort, peat mengangguk setuju, toh hanya kencan, dia tidak akan diperkosa
"Oke" Peat setuju, dan fort tersenyum senang. Seumur hidup baru kali ini fort mengajak kencan dan berkencan, selama ini bila menyukai seseorang dia hanya akan menidurinya lalu pergi begitu saja. Dia sampai menertawakan dirinya sendiri, apakah ini karma sampai dia bisa jadi budak cinta
"Berhentilah tersenyum sendiri" heran peat
"Kau sangat mengemaskan phi, ngomong-ngomong aku akan mengantarmu ke kampus"
.
.
.Tbc
Berikan vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Kakak Senior!
Fiksi PenggemarBoysLove Fanfic || warning! Fanfic dewasa (18+) FortPeat Summary : pernah gak sih kamu dikejar-kejar brondong? brondong bukan sembarang brondong, sudah sok ganteng, sok asik, sok kenal, sok akrab, sok kaya, dan napsuan. Itulah nasip yang Peat dapa...