.
.
.Peat mengeluarkan tangan nakal fort dari dalam bajunya, hingga fort memasang wajah tak suka ketika peat melarangnya menyentuh dada favoritenya itu
"Bukankah kita harus tidur? Jangan macam-macam dirumahku" ucap peat pada fort yang berbaring disebelahnya
"Aku sudah mendapat restu loh" pamer fort
"Aku masih tak habis pikir bagaimana bisa ayahku percaya pada orang sepertimu" ucapan peat membuat fort tersenyum
"Kau selalu tersenyum seperti itu!"
"Aku hanya tersenyum padamu, biasanya aku juga tak suka senyum, tapi ketika setiap kali melihatmu bibirku tersenyum sendiri, kau sangat imut tau" jujur Fort, peat berusaha menahan senyuman salah tingkahnya dengan mempaoutkan bibirnya seolah-olah kesal
"Jadi, seorang ayah yang benar-benar menyayangi anaknya akan tau pria yang tulus pada anaknya kesayangannya itu. Sudah aku bilangkan? Aku datang baik-baik, meminta izin dengan baik, menghormati dengan tulus, dan ayahmu tau itu" fort menyentuh pipi lembut peat yang berbaring di dekatnya dengan wajah mereka yang saling berhadapan
"Mungkin bagimu, aku hanya pria nafsuan yang selalu ingin menyentuhmu tetapi aku tidak bisa tertarik pada siapapun lagi selain kau, selama aku hidup, baru kali ini aku sangat setia sampai semua teman dan keluargaku bingung. Aku tak pernah suka terikat dalam hubungan bagiku itu sangat menyusahkan untukku yang sudah sangat sibuk mengurus bisnis, tapi kali ini aku sangat mencintaimu sampai aku nekat seperti ini"
"Mulutmu sangat manis, itu menakutkan" gumam peat, yang sebenarnya hanya menutupi rasa senangnya
"Aku juga bingung sejak kapan mulutku bisa semanis ini, tapi aku hanya mengungkapkan apa yang aku rasakan" ucap Fort terang-terangan. peat berbalik memunggungi Fort, hanya untuk menyembunyikan senyumannya
"Sudah! Aku mau tidur" ucap peat menahan rasa bahagianya, Fort memeluknya dari arah belakang
"Ya, kita harus tidur, besok pagi kita harus kembali" Fort mengecup kepala Peat lalu tidur sambil memeluknya.
.
.Pagi ini mereka kembali pulang, tentu saja selama perjalanan Fort singgah hanya untuk makan siang saat matahari makin tinggi, saat ini mereka mampir di sebuah restoran sebelum melanjutkan perjalanan yang tinggal sebentar lagi
"Kau akan tinggal denganku mulai sekarang, ayahmu sudah memberi izin" mutlak Fort memulai pembicaraan di tengah acara makan itu
"Ya aku tau! Tapi kau... "
"Apa?" fort menaikan alisnya
"Tapi kau jangan meniduriku setiap hari dong!" protes Peat pelan agar pengunjung lain tak mendegar, Fort berusaha menahan tawa, ia sih kadang-kadang kalau dia melihat Peat yang imut dan seksi lalu didukung dengan suasana yang cocok maka ia bisa langsung khilaf
"Kau harus membiasakan diri"
"Kau memang brengsek!" maki Peat, bukannya mengiyakan malah di suruh membiasakan, lagi-lagi fort tertawa akan makian Peat padanya, saking kesalnya Peat mengambil minuman untuk ia minum agar mendinginkan rasa kesalnya tapi karena caranya yang kasar ia tak sengaja menyenggol mangkuk sup dan mengenai pakaian fort
"Wah, hampir" ucap Fort refleks berdiri, untungnya hanya sedikit noda dicelananya. Peat khawatir tapi melihat Fort santai membuatnya kembali tenang
"Tidak apa-apa, makanlah dulu, aku akan ke toilet membersihkan noda sup ini" ucap Fort berlalu pergi dari sana, sejujurnya peat merasa bersalah, ia tak sengaja. Walau begitu Fort masih memperhatikannya dengan meminta pegawai restoran membersihkan kekacauan itu dimeja mereka agar Peat tak perlu panik dan repot sendiri mengurusnya
Drett
Dretttt
Peat mengangkat telpon dan itu dari Neoul sahabat baiknya
"Peat kau tak apa-apa ? Berita tentang Gun hampir mencelakaimu menyebar begitu saja di berita! Dan kau tak masuk kuliah hari ini" panik Novel
"Aku baik- baik saja, aku baru pulang dari kampung halamanku menemui ayahku bersama Fort" jelas Peat agar sahabatnya tak perlu khawatir lagi
"Syukurlah! Pada hal aku kira kau kabur dari pameran kelompok kita di mall, ternyata kau hampir celaka"
"Sekarang tidak apa-apa Neoul, tenang"
"Iya, tapi ngomong-ngomong kau kok bisa kekampung halamanmu bersama Fort?"
"Dia nekat menyeretku kesana hanya untuk meminta izin pada ayahku agar aku bersamanya"
"Woww ternyata fort bukan bocah sembarang bocah!" kagum Neoul
"Sepertinya ayahku sudah membaca semua berita tetangnya yang selalu menyelamatkanku, dan semua kebucinannya di media, ayahku malah mengizinkan"
"Sungguh keren! Aku saja sampai sekarang tak berani memberitahu ibuku soal hubunganku" Sedih Nouel
"Kau harus memberitahunya, aku yakin ibumu akan mengerti, sekali seorang ibu dia akan tetap menjadi ibumu" saran Peat
"Ya kurasa kau benar"
"nanti aku akan menemui dan bercerita lagi, fort sudah kembali dari toilet dia akan besar kepala kalau tau kita membahasnya" pinta Peat melihat fort sudah kembali dari toilet. Nouel setuju dan mematikan panggilan itu.
"Ayo lanjut makan, lalu kita lanjut pulang, ibu, ayah, dan kakaku sangat tidak sabaran menunggumu" ucap Fort dan Peat mengangguk pelan.
.
.
.Tbc
Berikan vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Kakak Senior!
FanfictionBoysLove Fanfic || warning! Fanfic dewasa (18+) FortPeat Summary : pernah gak sih kamu dikejar-kejar brondong? brondong bukan sembarang brondong, sudah sok ganteng, sok asik, sok kenal, sok akrab, sok kaya, dan napsuan. Itulah nasip yang Peat dapa...