.
.Fort tersenyum diruang meeting setelah memposting foto di instagramnya, sebenarnya fort hanya ingin menandai peat agar tak ada yang berani mendekati dan menganggunya lagi
"Fokus" bisik sang sekertaris yang berdiri di belakangnya, memang semenjak bosnya itu jatuh cinta, pekerjaannya lebih cepat beres dan lancar demi memiliki waktu luang dan waktu luangnya dipergunakan untuk hal positif seperti mengejar-ngejar peat tapi negatifnya fort kadang-kadang tak fokus ikut meeting seperti ini
Fort hanya tersenyum dan menyimpan handphonenya, moodnya sangat bahagia hari ini. Fort kembali melihat manager bagian penjualan yang menjelaskan grafik keuntungan produk terbaru mereka didepan. Yang hadir di ruang meeting bukan hanya dia tetapi para pemegang saham yang lainpun wajib ikut. Walau di sana dia yang paling muda tapi tak ada yang bisa meremehkannya. Anak yang hanya tau belajar bisnis sedari kecil dari pada bermain seperti anak kecil lainnya, anak yang kesepian yang sudah harus duduk diruang yang penuh dengan kertas dokumen dan setiap hari asisten ayahnya akan mengajarinya.
Membuat dirinya tubuh tanpa perasaan, tidak percaya pada orang lain, licik, dan bisa membaca orang-orang yang berniat jahat padanya, sebelum bertemu dengan peat dia tak pernah mengenal cinta baginya itu hal konyol, orang tuanya saja menikah demi mempertahankan perusahaan mereka bukan karena cinta.
Karena dia tumbuh tanpa perasaan, membuatnya dibenci oleh pemilik saham lain diperusahaan itu. Fort tidak akan segan-segan menyingkirkan setiap orang yang menghalangi bisnisnya, dia bisa memecat orang tanpa peduli pengabdiannya bila orang itu berani berkhianat padanya. Tidak ada yang bisa meluluhkan hatinya selain peat, dia juga tak mengerti mengapa dia sangat tunduk pada seniornya yang imut itu. Rasanya dia selalu ingin melindungi peat yang mudah kasihan pada orang lain.
"Penjulan produknya berjalan baik, tapi melihat grafiknya yang lebih rendah dari produk kemarin, keuntungan penjualan paling bertahan hanya sebulan lalu orang-orang akan bosan membelinya" ucap Fort memotong manager yang masih menjelaskan didepan sana
"Jadi kau akan menolak produk ini lagi? Ini masih dalam tahap pengembangan, dan akan terus diperbaharui" salah seorang pemilik saham yang cukup besar angkat bicara, usianya sudah sekitar 45 tahun dan dia sangat kesal pada fort
"Produk itu hanya akan berhasil meraih keuntungan sebulan sisanya akan sia-sia" ulang fort mulai kesal pada pria tua itu
"Kau masih sangat bocah untuk mengerti bisnis, harusnya kau belajar lagi. Anak sepertimu tau apa soal produk seperti ini!" Ucapanya malah membuat fort tertawa sinis
"Karena aku masih muda dari pria bau tanah sepertimu, aku jelas lebih tau apa yang paling laku dan hits yang digunakan anak jaman sekarang. Orang tua bangka sepertimu tau apa? Bukankah target penjualan kita untuk anak seusiaku dan bukan untuk lansia?" balas Fort sinis membuat pria itu mengepalkan tangannya menahan amarah
"Aku tak akan membuang-buang uang perusahaanku dan menyia-nyiakan waktu untuk produk kampungan seperti ini. Aku tak tertarik" fort berdiri dari ruang meeting, dan pemilik saham lain yang masuk akal akan penjelasan fort juga menimbang banyak untung dan kerugian yang besar membuat mereka juga takut dan menyusul fort keluar ruangan, dengan kata lain mereka juga tak mau bekerja sama.
.
.Noeul menatap menyipit kearah peat yang berusaha mengalihkan tatapan darinya
"Jujur padaku, siapa yang ada di kamar asramamu semalam?" tanya Noeul
"Itu hanya suara dari laptop, aku sedang menonton drama" jawab peat, Noeul berfikir sejenak
"Masa sih? Suaranya sangat jelas" ragu Noeul
"Itu hanya drama di laptop" ulang peat untungnya sahabatnya itu polos dan percaya saja walaupun dari ekspresinya Noeul masih kurang yakin
Peat mengambil handphonenya saat pesan dari fort masuk
"Apa kau sudah selesai kuliah? Aku selesai meeting, dan bisa menjemputmu"
"Aku sudah selesai kuliah, tapi tak perlu kesini, aku bisa pulang sendiri"
"Tunggu, aku sudah kearah kampusmu"
"Kenapa kau membalas pesan dengan senyam senyum seperti itu?" tanya Noeul curiga
"Bukan apa-apa" peat menyembunyikan handphonenya cepat takut ketahuan oleh Noeul, kalau ketahuan Noeul akan mengejeknya habis-habisan
"Oh iya, sekarang mahasiswa dikampus ini sudah tak khawatir ikut kuliah malam" Noeul menganti topik ketika melihat lorong kampus mereka
"Kenapa?"
"Brandalan yang suka menghadang depan lorong sana dan yang suka menghajar satpam kampus kita tiba-tiba menghilang dan entah kemana" jelas Noeul membuat peat cukup terkejut mendengarnya
"Tapi itu hal bagus dan semua orang merasa aman" lanjut Noeul dan Peat hanya mengangguk pelan saja.
Beberapa menit setelahnya fort yang baru datang menghampiri mereka
"Fort? Waa kau terlihat seperti bukan mahasiswa baru tapi seperti bos kantoran" kagum Noeul dan fort hanya tersenyum
"Aku datang menjemput phi peat kok, bukan untuk kuliah" jawab fort membuat Noeul terkejut karena selama ini peatkan selalu menolaknya
"Serius?!" kaget Noeul
"Sudahlah, ayo pulang" tarik peat, dia sudah cukup malu dijemput junior sendiri, walau Noeul masih punya banyak pertanyaan tapi dia akan menyimpannya, dia hanya tersenyum lucu melihat peat yang kini menarik tangan fort.
.
.
.Tbc
Berikan vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Kakak Senior!
FanficBoysLove Fanfic || warning! Fanfic dewasa (18+) FortPeat Summary : pernah gak sih kamu dikejar-kejar brondong? brondong bukan sembarang brondong, sudah sok ganteng, sok asik, sok kenal, sok akrab, sok kaya, dan napsuan. Itulah nasip yang Peat dapa...