.
."Aku anak terakhir dari dua bersudara, kakaku dokter dan tak mau mengurus perusahaan lagi. Dan orang tuaku tak punya pilihan lain selain membuatku mengurus perusahaan ini, aku tak bisa menolak, karena pada akhirnya perusahaan itu akan menjadi milikku juga" jelas fort memulai cerita, peat mengunyah makannya dengan pelan karena sangat penasaran
"Dari usia 12 tahun, aku harus belajar bisnis dan belajar lebih banyak dari pada anak seusiaku. Tidak bisa bermain seperti masa kecilmu, tidak ada makan bersama keluarga, ayah ibuku sibuk mengurus bisnis dan kakakku sibuk dengan dunia dan impiannya sendiri. Kadang aku bahkan tak ingat wajah keluargaku sendiri. Aku tak mengenal cinta-cintaan, jadi ketika ada sedikit waktu luang akan kugunakan mencari kesenanganku sendiri, seperti balapan, minum di club malam, atau melakukan hubungan intim dengan seseorang yang tergila-gila padaku tentu tanpa cinta" jelas fort
"Tapi itu masa lalu, sejak mengenalmu aku tak pernah bisa lagi tidur dengan siapapun. Awalnya aku berfikir hanya ingin tidur denganmu tapi ternyata tidak seperti itu. Aku benar-benar jatuh cinta padamu. Aku tergila-gila padamu, aku mengenal cinta darimu, aku mengenal kasih sayang darimu juga, tak ada orang selain kau yang bisa melihatku dengan apa adanya" jujur fort menyentuh pipi lembut peat hingga peat bisa melihat kesepian dimata fort, kenapa ia jadi kasihan pada pria itu
"Kau boleh saja mengabaikanku tapi jangan melarangku menyukaimu dan mengejar hatimu" mohon fort menatap tulus peat yang terdiam menatapnya
"Apakah mungkin orang yang suka bermain tubuh seseorang sepertimu itu bisa jatuh cinta?" tanya peat tak yakin
"Tentu saja"
"Kau kaya raya, kenapa kau menyukai mahasiswa dengan ekonomi standar sepertiku? Kau tak takut orang miskin Sepertiku ini bisa memanfaatkanmu?" tanya Peat dan Fort tersenyum hangat
"Kalau kau yang memanfaatkanku maka aku akan sangat bahagia karena sangat berguna untukmu, dengan senang hati aku iklas"
"Kau benar-benar gila" Peat geleng-geleng kepala
"Jadi bolehkah aku mendengar kisahmu?" tanya fort, peat berfikir sejenak namun ia sudah memutuskan memberi fort kesempatan
"Aku anak tunggal, ayah ibuku sudah bercerai, ibuku tinggal dengan keluarga barunya diluar negeri dan ayahku dikampung, aku dirawat oleh ayahku dan hilang kontak dari ibuku. Di kota ini aku tinggal di asrama universitas. Itu saja" jelas peat
"Sebenarnya kita sama phi.... Kita sama-sama kesepian. Tapi aku tak akan membiarkanmu kesepian lagi" senyum fort mengenggam lembut jemari peat yang ada diatas meja.
Mereka berkencan, pergi tempat dimana peat inginkan, dan peat sangat bahagia hari ini yang juga membuat fort sangat bahagia. Sampai akhirnya langit mulai malam dan fort harus mengantar peat pulang ke asrama.
Fort bahkan mengantar peat sampai didepan pintu asaramanya, fort menepati janji untuk tidak menyentuh peat, walau sebenarnya fort mati-matian menahan diri. Peat bisa melihat ekspresi murung fort karana bahkan untuk ciumanpun peat tidak mengizinkan
"Karena kau sudah presentasi dengan baik, maka akan ku beri bonus hadiah" ucap peat membuat mata fort berbinar-binar, peat tersenyum lucu akan tingkah juniornya itu lalu menarik tangan fort agar masuk kedalam kamarnya.
Peat lebih dulu memenuhi mencium bibir fort hingga pria itu juga tak menyia-nyiakan bonus spesial yang peat berikan padanya, peat mencium leher fort dan melepaskan kancing baju fort, walaupun dia pihak bawah namun dia akan memuaskan sang dominan.
Peat mulai membuka celana fort dan bermain-main dengan kejantanan lelaki itu, fort meremas lembut surai rambut peat hanya untuk menahan rangsangan saat peat mengulum miliknya.
Fort tak ingin kalah, dia menarik peat dan membaringkannya ketempat tidur, peat tau sekarang fort tidak bisa menahan nafsunya lagi
"Cukup main-mainnya" ucap fort, menghentikan peat yang terus mengodanya, fort langsung menindih peat dan mencumbunya malam ini.
.
.#skip#
Fort tersenyum dan berbaring di sebelah peat saat selesai bercinta dengan seniornya itu, peat memilih menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya
"Tadi itu sangat menyenangkan, aku sangat suka setiap kali kau liar seperti itu" goda Fort dan peat hanya meliriknya tajam yang sebenarnya peat hanya menyembunyikan rasa malunya
Drettt
Drettt
Peat mengambil handphonenya yang ada diatas meja tepat disebelah tempat tidurnya dan itu sahabatnya Noeul
"Ya Noeul, ada apa?" tanya Peat
"Kau dimana?"
"Diasramaku lah" jawab peat, dan fort kembali meraba dan meremas dadanya dengan usil
"Jangan mengangguku brangsek!" maki Peat pada fort namun Noeul malah salah paham
"Apa salahku? Kenapa kau memakiku?" tanya Noeul
"Bukan kau. Jadi apa yang kau tanyakan?" tanya balik peat menyingkirkan tangan nakal fort
"Siall!!" Panik peat saat fort malah menyusu pada salah satu dadanya
"Kau kenapa sih peat? Kau terus memaki?" khawatir Noeul
"Tidak apa-apa, aku hanya memaki tikus tak tau diri yang masuk ke asrama"
"Diasrama ada tikus? Perasaan asrama selalu bersih"
"Kali ini ada, jadi apa sih kau menelponku?" tanya peat mendorong kepala fort
"Aku mau tanya tugasmu sudah jadi belum, besok harus dikumpulkan? Izinkan aku satu kelompok denganmu ya?" mohon Noeul ya seperti biasa
"Hanya itu kan? Tugasku sudah selesai nanti akan ku tambahkan namamu" jawab peat mengigit bibir wajahnya saat fort tidak berhenti menghisap dan mengigit kecil niplenya yang sensitif
"Terima kasih peat, kau sahabatku yang paling baik" senang Noeul dan peat berhasil mendorong kepala fort tapi fort malah sengaja berbicara agar Noeul mendengar suaranya
"Itu enak" ucap fort membuat peat panik
"Suara siapa itu peat?! Siapa yang kau bawa masuk kekamarmu? Peat! Peat jawab aku" heboh Neoul namun peat langsung mematikan panggilan itu
"Ish!!!" kesal Peat melihat Fort yang hanya tersenyum senang, sekarang peat bingung akan menjelaskan seperti apa pada Noeul nanti, mana Noeul sahabatnya yang paling suka bergosip.
.
.
.Tbc
Berikan vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Kakak Senior!
FanfictionBoysLove Fanfic || warning! Fanfic dewasa (18+) FortPeat Summary : pernah gak sih kamu dikejar-kejar brondong? brondong bukan sembarang brondong, sudah sok ganteng, sok asik, sok kenal, sok akrab, sok kaya, dan napsuan. Itulah nasip yang Peat dapa...