1

18.9K 1K 9
                                        

Note : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada kaitannya dengan idol real life!

Cklek!

Pintu dorm terbuka, seorang gadis bertinggi badan 164cm masuk kedalam dan langsung melepaskan jaket varsity nya langsung masuk dan melempar asal tasnya rebahan dan membuka gamenya.

Gadis itu langsung memakai airpodnya dan mulai bermain.

"Ryu! gue udah nih, gue ke kanan terus ke bawah yak!"

"Oke, gue kiri nanti gue naik"

Sedang asik, pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang gadis lain keluar dengan kacamata bertengger di hidungnya.

"Tas lo Winter, please?" suara itu membuat Winter menoleh sebentar dan kembali pada gamenya.

"Sebentar kak, Gi!" jawab gadis itu kembali sahut sahutan dengan teman onlinenya.

Gadis berkaca mata itu menggeleng lalu berjalan ke dapur untuk mengisi kembali cangkir kombucha nya.

Winter kembali lanjut bermain hingga ia rasakan sebuah elusan lembut di kepalanya membuat Winter mendongak sedikit dan menatap seorang gadis tinggi dengan tahi lalat cantik di bawah bibirnya.

"Kalau di bilangin Gigi itu dengerin dong, tasnya di taruh dulu! ini kaos kakinya di buka dulu terus di jemur, nanti bau, Winteeeer" suara itu membuat Winter meremang.

Gadis itu langsung matikan ponselnya dan pindah menjadi posisi duduk menatap gadis dengan tinggi 168cm itu.

Tanpa kata kata Winter tersenyum kecil lalu mengambil tasnya bergegas menuju kamarnya merapikan tasnya dan membuka kaos kakinya yang langsung ia jemur.

Giselle yang keluar dari dapur langsung menatap sekitar dan menggelengkan kepala.


"Baru sama lo nurut itu bocil, Rin. Sama gue gamau padahal ga gue galakin" ucap Giselle menggelengkan kepala membuat gadis tinggi satunya tertawa kecil.

"Dia kan adek kesayangan gue, makanya nurut sama gue" jawab gadis bernama Karina itu beranjak menuju ke meja makan.

"Beli apa lo?" tanya Giselle mengintip.

"Mie kepiting buat gue sama Winter, lu mau?" tanya Karina basa basi soalnya tau jenis makanan yang di makan Giselle.

Giselle menggeleng cepat.

"Nope, I'm good. Dada ayam it's better, gue mau ngegym abis ini" ucap Giselle.

"Jemput Ningning gak? atau gue yang jemput, kak?" ucap Winter keluar dari kamarnya bersama Giselle.

"Jemput dong tolong, gue udah janjian sama Somi nih" ucap Giselle menatap jam langsung meminum kombuchanya cepat lalu masuk kamar mengganti pakaian.


"Winter sini mam duluuu, aku beliin mie kepiting!" ucap Karina melambai memanggil Winter yang langsung mendekati Karina.


Winter tatap mie kepiting di meja sedangkan Karina langsung merangkul pinggang bocil itu. Karina si clingy, Winter yang sebenarnya tidak begitu suka skinship, namun anehnya ia tidak protes pada Karina.


Itu kenapa Winter di sebut "adik kesayangan Karin" karena kejadian aneh itu.



Cklek!

"Gue berangkat ya, nanti pelan pelan bawa Ningning! Bilangin Ning juga ya, mantaonya gue simpen di kulkas bawah, jangan makan banyak banyak, sama susu yang toples biru itu susu protein gue! Yang toples kuning baru susu kedelai punya dia" ucap Giselle.

"Iya lo bawel deh, sana berangkat!" ucap Karina duduk disebelah Winter yang sudah duluan duduk dan mengambil sumpit.

"Yaudah gue berangkat, lagi sejam loh inget jemput Ning!" ucap Giselle menatap tajam Winter lalu pergi dengan kunci mobilnya.

Winter diam mengamati mie kepiting itu dari tadi hingga ia ambil mangkuk milik Karina membuat Karina bingung.

Winter aduk aduk dan ia ambil pelan pelan timun kecil yang ada di mangkuk itu. Karina menopang dagunya, adik kesayangannya selalu perhatian. Selalu diam dan mengawasi dalam diam, seperti saat ini kala dirinya alergi mentimun.

"Ini kak udah, udah gak panas juga" ucap Winter mendorong mangkuk kedepan Karina.

"Makasih,, Mindoong-ie" ucap Karina mencubit pipi Winter pelan.

"Iya, sama sama kak" jawab Winter lalu dengan cepat makan menyembunyikan pipi merahnya.

Bukan karena di cubit, tapi ia salting. Biasanya jika Ningning yang mencubit pipinya ia akan kesal, kalau Gigi akan ia tatap datar, tapi Karina berbeda.

Lagi lagi alasannya dia adalah "adik kesayangan Karin" sekaligus "Karin adalah kesayangan Winter".

Sejak semester 2, Winter menyimpan perasaan pada Karina, namun ia tidak mau merusak pertemanan. Apalagi Karina terlihat di dekati beberapa laki laki, ia berfikir belum saatnya.

Ia mencari waktu agar bisa menyatakan dan berharap Karina tidak masalah dengan orientasi seksualnya. Walaupun tidak menerima perasaannya, setidaknya "kakak kesayangan"nya itu bisa menerima orientasi seksualnya.







To be continued~

Terima kasih sudah membaca🙏🏻

I'm Sorry that I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang