4

9.2K 818 11
                                        

Note : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada kaitannya dengan idol real life!

Winter duduk di depan Macbooknya, mengerjakan tugas.

Baru 6 kalimat, soalnya dia lebih banyak bengong.



Jeno...

Lee Jeno...

Winter terdiam memikirkan itu hingga tepukan di pundaknya terasa membuat Winter menoleh mendapati Giselle menepuk pundaknya.

"Belum selesai? lanjut besok lah, lo kuliah pagi kan besok?" ucap Giselle.

Winter mengangguk pelan membuat Giselle menaikan satu alisnya. Peka, si wibu peka sepertinya ada sesuatu yang mengganjal dipikiran Winter.

"Yaudah, gue mau baca komik sebentar. Kalau lo butuh cerita, gue di ranjang gue. Mangat, Win!" ucap Giselle lalu menuju ranjangnya.

Berbeda dengan Karina dan Ningning yang memakai double bed, kamar Winter Giselle memakai dua single bed.

Winter lanjut mengetikan sesuatu di MacBooknya hingga akhirnya ia mengusap wajahnya dan menyerah mematikan MacBooknya dan menuju kasurnya merebahkan dirinya.

Tidak lupa ia tutup dirinya dengan selimut membuat Giselle yang masih fokus membaca komik menoleh sebentar pada Winter yang memunggunginya.

"Win?... are you okay?" tanya Giselle.

Winter tidak menjawab, dia hanya diam pada posisinya. Giselle yang mengerti akhirnya memutuskan meletakkan komiknya dan mematikan lampu agar keduanya bisa beristirahat.



°°°


Winter berjalan membawa piring berisi dimsum kearah Giselle dan Ningning. Gadis itu kembali duduk di hadapan Giselle dan Ningning sambil mendengus pelan menatap sebelahnya kosong.

Sudah hampir seminggu sejak mereka menciduk chat Karina dengan Jeno, dan Karina jadi jarang bersama mereka.

Makan siang tidak pernah gabung, katanya bersama teman kelas. Pulang selalu telat katanya main dengan teman kelas.

Winter mendengus, ia merasa lega karena Karina bersama teman kelas, karena Jeno tidak mungkin bersama Karina. Jeno bahkan ada di jurusan yang sama dengan Winter, dan bukan teman kelas Karina.

"Mungkin Karina diajak makan sama temen kedokteran buat bahas bahas mau koas" jawab asal Ningning membaca ekspresi Winter.

"Udah lo chat anaknya?" tanya Giselle.

Winter menggeleng kepala. Selalu penolakan dan makan bersama teman kelas yang ia dapatkan, jadi Winter menyerah dan membiarkan.

Kalau Karina akan bergabung ia pasti bertanya keberadaan Winter. Winter lalu mulai menyumpit dimsumnya hingga ia mendongak saat merasakan Ningning menatap ke belakangnya sambil menyikut Giselle.

Winter menoleh kebelakang dan mendapati Jeno bersama Jaemin dan Mark berjalan bersama dua gadis.

"Karina sejak kapan gabung sama Lami?" tanya Ningning.

"Sejak deket sama Jeno mungkin" jawab Giselle menatap Karina yang duduk dan mengobrol makan siang bersama Jeno dan kawanan.

Giselle masih fokus hingga Ningning kembali menyikut pelan Giselle membuat Giselle menatap Winter yang makan dengan tenang seakan tidak peduli dan tanpa komentar.

"Win..itu Ka--"

"Gue udah selesai, mau nyari Ryujin buat mabar!" ucap Winter langsung beranjak pergi membuat Giselle dan Ningning bingung.

"Win? Win..."

Panggilan Ningning dan Giselle tidak di hiraukannya hingga keduanya kembali menatap Karina.

Karina tersenyum kearah Jeno hingga akhirnya Karina menatap Giselle dan Ningning dan melambaikan tangannya.


Karina meminta ijin untuk menemui Giselle dan Ningning hingga akhirnya Karina bergerak menuju meja mereka berdua.


"Hai guys! berdua aja? Winter mana?" tanya Karina.

"Tadi nyari Ryujin, mau mabar kak" jawab Ningning.

"Ishhh mabar terus, istirahat harusnya makan dulu!" misuh Karina mengeluarkan ponselnya mengirim pesan pada Winter.

"Kak Gi..." bisik Ningning pelan pada Giselle.

"Winter...kayaknya..." bisik Ningning pelan.

"Aku tau Ning, biar nanti aku bicara sama Winter" jawab Giselle.



°°°

Asap rokok mengepul di udara, Ryujin tatap Winter yang baru saja meminta rokoknya di belakang gedung.

"Win...lo ada agenda apa tiba tiba ngerokok?" tanya Ryujin.

Ryujin ini perokok, tapi tidak banyak. Soalnya di dormnya ada cewek bernama Chaeryeong yang paling tidak suka jika Ryujin pulang bau rokok.

Maka itu dia merokok tapi tidak banyak. Tiba tiba temen imutnya ini minta rokok dan langsung bakar rokok itu dan dia kepulkan asapnya membuat Ryujin kaget.

"Win...asli lo kenapa sih sobat? gue takut dimarahin kak Karin asli, patah hati lo,cil? cowo mana nih?" ucap Ryujin saat Winter menginjak puntung rokok yang habis dan mengambil batang rokok lagi dari kotak milik Ryujin.

"Ikhlas gak nih? atau gue harus bayar?" tanya Winter kembali membakar rokok Ryujin.

"Ya gue gapapa, ga perhitungan juga harga rokok berapa sih? cuma lo kenapa? gue takut di marahin Kak Karin, anjir! lo inget gak waktu lo belajar minum sampai dorm lo , gue di lempar keranjang sama dia gara gara ngajarin lo yang enggak enggak!"

Winter mendecih dan tersenyum kecil.

"Berisik lo! Sebatlah gausah bawel!" ucap Winter kembali mengepulkan asap rokok.

Ryujin akhirnya mengambil sebatang dan kotaknya dan nyebat bareng. Saat membakar rokok, tiba tiba suara langkah kaki membuat Ryujin menoleh mendapati seorang gadis menatap kearah mereka.



"Sorry, maaf ganggu tapi ini bener arah ke kamar mandi?" tanya gadis itu.

"Bisa sih, lewat sini nanti ke sana" jawab Ryujin menunjuk arah kanannya yang artinya gadis itu harus melewati mereka berdua.

Winter kepulkan asap rokoknya tidak menoleh hingga akhirnya gadis itu menginjak rokoknya dan menatap gadis itu.

"Lewat sini aja! toilet disana!"

Gadis itu berjalan pelan melewati keduanya hingga mata gadis itu menatap wajah cuek Winter.

Keren...

Pikir gadis itu pada Winter.

"Makasih ya, kalian berdua" jawab gadis itu lalu berlalu sopan menuju kearah yang di tunjuk Ryujin dan Winter.

Winter hanya diam hingga ia beranjak.

"Gue mau ke kelas, makasih rokoknya. Next time kita sebat bareng, gue yang beli rokoknya!" ucap Winter berlalu pergi meninggalkan Ryujin yang masih menghabiskan rokoknya.




"Si bocil kenapa dah? mau jadi anak nakal juga? muka bebelac gitu mau nakal, siapa yang takut anjir. Mana pawangnya galak, si Karin..." ucap Ryujin membuang lalu menginjak sisa puntung rokoknya lalu pergi ke kelasnya.

To be continued~

Terima kasih sudah membaca🙏🏻

I'm Sorry that I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang