Chapter 27

143 14 1
                                    

Pratinjau : Sudah kembali sedekat itu. Alea hanya mampu gigit jari saat tahu bahwa kekasihnya masih sibuk dengan masa lalunya.

***

"Pacar apa masih gebetan?" Alea menatap kearah perempuan berhijab yang Arya maksud.

"Hmm, doakan semoga segera jadi pacar hehehe kesana dulu ya, Al," Arya pamit dan diangguki oleh Alea.

Setelah itu, Aji datang dengan sikap cueknya. Karena merasa mengantuk Alea mengajak Aji kembali ke rumah mereka. Aji berjalan terlebih dulu, sedangkan Alea menyempatkan diri berpamitan pada Arya.

***

Hari Senin, Alea mengerjakan pekerjaannya dengan tidak fokus. Hari minggu kemarin, Bhara seperti ada dan tiada. Menghubungi Alea hanya saat Alea mengiriminya pesan dan itupun hanya sebuah jawaban seperti "Ya, lo juga," saat Alea menyuruh Bhara menjaga pola makan.

Bhara juga membalas pesan Alea dengan rentang waktu yang sangat lama dari Alea mengiriminya pesan. Kalau Alea jumlahkan hanya sekitar 6 pesan yang sangat singkat menurutnya yang dikirimkan Bhara untuknya.

Alea menghentikan kegiatannya mengetikkan angka pada layar komputernya. Dia mengambil kalender duduk yang ada di sebelah kirinya. Memandangi tanggal di mana dia dilahirkan. Besok Rabu, Alea berulang tahun. Dan seharusnya Senin pagi tadi Bhara kembali ke Jogja. Sekarang sudah pukul sebelas siang, namun belum ada kabar apapun dari Bhara.

"Apa Bhara langsung ke kampus karena ada kelas, ya?" batin Alea bertanya-tanya.

"Ngapain woy! Ngelamun aja si, Le! Kesambet tahu rasa!" Vino HRD kantornya mengagetkan dirinya.

"Apa deh, Mas! Ngagetin lho kayak jelangkung tiba-tiba nongol," Alea mendumel.

"Lah perasaan aku buka pintu dulu, kamunya yang nggak sadar aku masuk terus berdiri di depanmu Le, ngelamunnya serius banget, hati-hati kata pak Tejo disini penunggunya banyak," Vino menakut-nakuti Alea yang sukses membuat Alea sedikit takut.

"Udah sih pergi sana, Mas, nggak usah nakut-nakutin aku nggak mempan! Mau ngapain kesini?" Vino tertawa terbahak-bahak saat Alea mulai berlagak jutek.

Vino tahu bahwa Alea takut. Kemudian Vino menyerahkan kertas ke Alea.

"Nih! Dana buat DLK jangan lupa di cairin ya buat bulan depan," Vino kemudian pamit kembali ke ruangannya.

Alea menghela napas dalam. "Kerjaan nggak ada selesainya," gumamnya.

***

Langit-langit kamar Alea sepertinya sangat menarik sampai dia tidak juga mengalihkan pandangannya. Sungguh Alea merasa lelah dengan Bhara yang bersikap seenaknya seperti ini. Alea juga membutuhkan perhatian dari Bhara. Perempuan yang sudah jatuh cinta, biasanya mulai menuntut lebih.

Sampai malam pun Alea tidak bisa menghubungi Bhara. Handphone laki-laki itu sepertinya off. Perlahan Alea meneteskan air mata memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk dalam hubungannya dengan Bhara. Dia beranjak dari ranjang dan segera mencari tahu kabar Bhara melalui instagram milik Tania.

Lucu sekali, bahkan Alea adalah pacar Bhara. Namun Alea harus mencari tahu kabar Bhara melalui akun perempuan lain. Alea tersenyum kecut.

"Hubungan macam apa lagi yang sedang aku jalani?" Alea menggelengkan kepalanya.

Dia benci karena masih saja menunggu kabar dari Bhara. Banyak sekali pertanyaan yang mengelilingi kepalanya sampai Alea merasa sebentar lagi kepalanya akan meledak.

Apa Bhara benar-benar tidak merasakan apapun terhadapnya atau memang Bhara tidak ingin meninggalkan masa lalunya dan memilih kembali pada Tania di belakang dirinya? Terlalu banyak berspekulasi membuatnya stres.

Dia tahu bahkan sangat teramat tahu bahwa rasa penasaran pada akun kekasihnya adalah tindakan yang banyak merugikannya selama ini. Paling tidak itu yang dirasakan Alea. Mulai dari Rama dan sekarang Bhara. Dan entah kenapa Bhara yang paling membuatnya merasa lelah dengan hubungannya.

Alea melotot ketika dia nekat melihat story Tania. Terdapat Bhara yang sedang menyuapi Tania dengan tersenyum. Tania sendiri yang mengambil foto tersebut. Sehingga benar-benar hanya wajah Bhara yang memenuhi layar. Itu adalah story siang tadi. Kemudian Alea mengetukkan jarinya sekali untuk melihat story Tania selanjutnya. Bhara lagi. Laki-Laki itu nampak sedang mengupas buah lagi-lagi dengan tersenyum. Hanya dua story namun mampu membuat Alea bungkam.

"Huh!" Alea menghembuskan napasnya kasar. "Rasanya sakit banget," gumamnya sambil menepuk dadanya pelan.

***

Hari Rabu, Alea kaget setengah mati saat diberi kejutan oleh teman-teman kerjanya. Ketika dia membuka pintu loker perempuan, dia mendapati loker tersebut sudah dihias sedemikian rupa dan teman-temannya sudah ada di dalam. Ajeng yang membawa kue yang sudah tertancap lilin yang Alea tahu lilin tersebut lilin yang sulit untuk dipadamkan.

"Doa dulu sebelum tiup lilin!" perintah Ajeng.

Alea memejamkan mata sejenak sebelum kemudian meniup lilin-lilin tersebut namun suara tawa teman-temannya riuh terdengar karena lilin yang ditiup tak kunjung padam.

"Kalian semua sengaja ngerjain aku, ya?" Alea tertawa.

***

Setelah pulang dari acara makan malam keluarga di sebuah restoran di Jogja, Alea langsung menuju kamarnya dan beres-beres diri. Dia merebahkan tubuhnya yang terasa lelah sambil terus menatap layar handphone-nya. Tidak ada notifikasi dari Bhara. Selasa kemarin komunikasi mereka masih sama buruknya dengan hari sebelumnya.

Mulai hari ini, Alea tidak ingin mengemis apapun lagi dari Bhara. Dia menghentikan segala harapan dalam doanya untuk Bhara. Bhara tidak menepati janjinya untuk pulang sesuai jadwal dan pergi makan malam dengan keluarga Alea. Ya, Alea ingin mengenalkan Bhara kepada orang tuanya, namun sepertinya Bhara bukan laki-laki yang bisa diajaknya bertemu dengan keluarganya. Bhara memilih melewatkan acara penting itu demi Tania.

Untung saja, orang rumah tidak ada yang tahu bahwa dia sudah memiliki kekasih selepas putus dari Rama. Lagi-lagi, Alea harus menelan pil pahit dengan jalan cintanya yang tak pernah mulus.

Untuk meneguhkan hatinya yang sudah terlanjur kecewa pada Bhara, Alea nekat membuka kembali instagram milik Tania. Dia siap kalau harus patah hati lagi karena nekat melihat setiap kejadian baru yang di-posting oleh Tania di akun milik wanita itu.

Dugaan Alea tidak meleset. Bhara masih bersama dengan Tania. Bhara terlihat sedang memakai kaos yang Alea kenali. Alea tersenyum kecut, kaos pemberiannya bulan lalu. Bukan sebagai hadiah, Alea memang ingin memberikannya saja pada Bhara.

Tania lagi-lagi mengambil foto Bhara dari depan, yang memperlihatkan Bhara kembali sedang menyuapinya di sebuah tempat. Entahlah, Alea pikir mungkin itu adalah rumah Tania.

"Udah kembali sedekat itu," gumamnya lirih.

Alea hanya mampu gigit jari saat tahu bahwa kekasihnya masih sibuk dengan masa lalunya. Dia seperti orang bodoh saat ini, bahkan dia masih ingin terus bersama Bhara. Tapi, dia tahu bahwa dia harus tetap teguh pada pendiriannya. Sudah cukup untuknya memahami Bhara.

RehatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang