Chapter 30

162 15 6
                                    

Pratinjau : ...jangan sampai Bhara termakan api cemburu yang membuatnya buta akan fakta.

***

Bhara kaget setelah melihat story Alea. Tumben sekali perempuan itu mau membuat story di WA. Bhara memang tidak menggubris semua pesan dan telepon Alea semenjak tahu bahwa Alea telah main belakang dengan laki-laki lain. Bhara segera men-screenshot story Alea dan mengirimnya ke Arya.

Bharata DK : Ini cowok yang lo maksud kemarin?

Dan Arya menjawab iya. Arya mengatakan sebaiknya Bhara bertanya terlebih dahulu ke Alea. Apalagi perempuan itu terang-terangan membuat story WA. Apakah hubungan mereka dianggap sudah kandas atau siapa sebenarnya laki-laki itu. Arya juga mengingatkan Bhara, jangan sampai Bhara termakan api cemburu yang membuatnya buta akan fakta. Bhara menghela napas sejenak. Dia berdiri dari duduknya dan masuk ke dalam rumah Tania.

"Da, Gue balik duluan, ya? Mau langsung terbang ke Jogja, kasian cewek gue kesepian," ucapan Bhara yang datang tiba-tiba dibelakang Arda membuat Arda tertawa.

"Iya yang punya cewek!" Tania sewot.

Tapi, Arda dan Bhara tahu bahwa Tania tidak bersungguh-sungguh. Tania dan Arda telah membicarakan semuanya. Arda sampai di Bali pagi-pagi sekali. Dan langsung menuju rumahnya dan Tania. Bhara entah kenapa tidak pernah merasa setenang ini dan seringan ini menyaksikan Tania dan Arda nampak kembali normal.

Bersama namun masih sedikit terlihat kaku. Bhara hanya mengulum senyum maklum. Dua sejoli yang telah lama hilang arah dan tujuan. Tiba-tiba saja Bhara merasa hatinya sangat lega. Mungkin selama ini Tania adalah obsesinya karena telah dikhianati.

Dan Bhara bagi Tania seperti halnya seorang kakak yang akan selalu memenuhi keinginan adiknya. Tania hanya belum sadar bahwa dia begitu mencintai Arda sampai membuatnya kesakitan ketika berjauhan dari Arda dan memilih melampiaskan semuanya dengan cara mencari Bhara. Pengalihan rasa sakit, begitu Bhara menyebutnya.

"Salam buat... siapa nama cewek kamu, Bhar?" tanya Tania.

"Alea, Tan," Jawab Bhara sambil menyesap teh manis yang dibuatkan Tania yang sudah mulai dingin.

"Iya, Alea, salam dari aku ya, kalau misalnya Alea tahu tentang aku dan cemburu, kamu bisa kok telepon aku biar aku yang jelasin," kata Tania.

Bhara suka Tania yang seperti ini. Seperti Tania yang dulu, dewasa.

"Sumpah! Seneng banget kamu udah balik jadi Tania yang biasanya aku kenal." Bhara terkekeh. "Tahu nggak lo Da, Tania jadi mendadak asing banget kemarin setelah stres LDR sama lo, dia jadi kayak anak kecil yang egois," jelas Bhara.

Setelah Bhara berkata kepada Tania, dia beralih menatap Arda yang ada di depannya. Mereka duduk di ruang tamu rumah Tania.

"Hmm segitu hebatnya gue 'kan bisa bikin Tania lupa sama lo." Arda menyombongkan diri.

Bhara hanya terkekeh. Sedangkan Tania menyikut perut suaminya itu.

"Sorry ya, Bhar, gue sama Tania bikin salah ke elo dulu, nggak ngerti lagi gue gimana nebus salah gue dan Tania." Arda manatap sendu Bhara yang masih bisa tersenyum di hadapannya. "Makasih banyak udah jaga Tania selama dia hilang arah, lo orang baik, Bhar, semoga dapat yang terbaik," Arda berkata tulus.

"Santai, gue udah lupain dan sekarang udah biasa aja, malah gue seneng Tania untungnya ketemu sama elo yang sayang sama dia, coba kalau dulu ketemu sama mantannya, si Rizky, hancur dunia persilatan." Bhara mengingat mantan Tania yang ditentang habis-habisan oleh orang tua Tania karena seorang pembalap liar pada saat mereka SMA kelas sepuluh.

"Apa deh! Nggak usah bawa-bawa Rizky, amit-amit banget!" Tania memutar bola matanya malas.

Bhara dan Arda tertawa bersama.

"Udah jam 3 sore, gue balik dulu ya, baik-baik kalian," kata Bhara. "Gue besok nggak bisa jadi superhero lagi buat kalian, gue sibuk mau kuliah." Bhara pura-pura kesal.

Tania dan Arda sekali lagi berterima kasih karena Bhara memiliki hati yang baik dan ikhlas. Bhara berkata tidak dendam dan tidak membenci mereka. Tania berdoa dalam hati semoga Bhara dan Alea memang berjodoh. Dan, semoga Alea memang yang terbaik untuk Bhara.

***

Bhara bersiap menuju bandara Ngurah Rai. Dia menyempatkan diri membuka story WA Alea kembali. Belum 24 jam jadi belum hilang. Bhara mengamati tempat Alea mengambil foto itu. Bhara seketika mendadak kaku. Alea di rumah sakit. Sedikit terlihat tangan Alea yang sedang di infus. Bhara seketika merasa khawatir. Alea yang polos dan selalu ceria di depannya, yang bahkan selama menjalin hubungan dengannya tidak pernah menuntut macam-macam padanya. Sedang sakit dan Bhara malah sibuk mengurusi mantannya yang jelas-jelas sudah memiliki suami. Bhara memaki dirinya sendiri.

"Bodohnya lo nggak hilang-hilang, Bhar! Brengsek!" makinya dalam hati.

Sebelum masuk ke dalam taksi di rumah Tania tadi, Bhara sempat diberitahu oleh Tania kalau yang bernama Alea itu sepertinya melihat story instagram-nya yang berisi foto-foto Bhara kemarin. Tania bukan selebgram dan dia juga tidak terkenal sampai memiliki banyak followers. Jadi, Tania sedikit hafal siapa yang melihat story-nya. Dan, kemarin memang ada beberapa akun asing yang melihat story-nya. Dia ingat betul sepertinya dia melihat nama @alearatrias.

Kemudian, Tania sempat mencari-cari instagram Alea berbekal nama yang dia ingat. Ketemu! Tania merasa sangat bersalah pada Bhara.

"Aku nggak tahu ya, Bhar, sejak kapan Alea buka-buka instagram-ku, cuma aku ngerasa Alea mungkin tidak baik-baik aja, aku tahu karena aku juga cewek," Tania mencoba memberitahu Bhara yang diangguki oleh Bhara.

Bhara merasa sangat bodoh. Dia menyugar rambutnya dan menghela napas keras. Harusnya dia memikirkan hati Alea juga. Dia tidak bisa menyembunyikan semua ini dari Alea. Tapi dia melakukannya. Bahkan yang lebih parah Bhara tahu Alea mencintainya. Miris sekali. Bhara berpikir bahwa Alea jalan dengan lelaki lain karena merasa Bhara juga berkhianat padanya.

Ketika taksi online yang dia pesan telah menunggunya di depan rumah, Bhara segera beranjak dari terasnya. Dia harus segera menemui Alea begitu sampai di Jogja. Menjelaskan semuanya dan menerima apapun keputusan Alea, entah itu tetap memilih dirinya atau memilih lelaki yang dimaksud Arya.

RehatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang