BAB 1-Tragedy

4.6K 286 11
                                    

"Heeseung-i hyung, sunoo rasa sunoo menyukai mu" ujar silelaki manis bermata rubah itu, tanpa menatap lelaki yg berada dihadapannya.

Sehari sebelum tragedy dimulai.

Tujuh anak lelaki berjalan beriringan memasuki asrama tempat mereka tinggal setelah satu harian melakukan rutinitas sebagai seorang idol.

Terlihat sangat jelas semburat rasa lelah dari masing-masihng wajah yang dihiasi jejak peluh yang mengering.

Sunoo menghentikan langkahnya, menganti arah haluan yang seharus nya menuju kamar mandi untuk segera membersihkan tubuh dari rasa lengket berubah ketika melihat seseorang memasuki dapur dari ujung matanya.

"Niki-aa nanti panggil aku bila sudah selesai mandi ya" pintanya kepada niki, pasalnya dia, niki, dan jungwon saling berbagi kamar mandi besar.

"Nee" jawab si maknae datar, lalu segera masuk kedalam kamar mandi.

Sunoo berjalan menuju tujuannya saat ini dengan masih membawa tas paperbag kebanggaanya. Sembari menebar senyuman yang terasa memabukkan untuk dilihat.

Seperti target awalnya, disana sudah ada satu pemuda lain yg sedang berdiri memandangi panci yang sedang menghantarkan panas dari kompor yang menyala dengan terus bersenandung.

Langkahnya memelan, sunoo menelan ludah yang entah mengapa terasa sulit ditelan karna gugup yang lumayan.

"Heeseung-i hyung masak apa?" Tanya nya,

terdengar santai memang, tapi percayalah bahwa saat ini jantungnya memburu sangat hebat.

"Oh sunoo-yaa, hyung lagi buat ramyun, kau mau?" Tawarnya.

Sunoo memandang sosok itu dengan tatapan lembut, kacamata yang bahkan tertutup uap saja tidak mampu mengurangi ketampanannya.

"Ani, na gwencana hyung. Sunoo makan roti aja" tolaknya.

Sunoo lalu mengambil dua lembar roti untuk dimasukkan kedalam alat pemanggang berwarna hitam, tak jauh dari tempat heeseung memasak.

Sembari menunggu rotinya siap, sunoo menuju kulkas. mengeluarkan selai dan menuangkan secangkir susu kedalam gelas lalu ia letakkan diatas meja makan.

Selesai dengan semua persiapan makannya, sunoo hanya berdiri menikmati punggung lebar heeseung yang sedang fokus pada ramyun secara diam-diam dengan senyuman kecil dibibirnya.

Dentingan dari alat pemanggang roti itu mengalihkan atensi sunoo yang menatap punggung lebar heeseung didepan sana dan berlalu kearah pemanggang roti, untuk menggambil rotinya.

Ia lalu mendudukkannya dirinya lalu mulai mengoleskan selai coklat keatas roti panggangnya. Warna golden brown dari roti yang beraroma khas terbakar itu berpadu dengan selai coklat kental sangat menggoda untuk segera disantap.

Sunoo menggigit satu gigitan besar kedalam mulut kecilnya yang terus tersenyum.

Tak lama si pemuda bermata rusa itu turut bergabung, duduk tepat dihadapannya sambil meletakkan semangkuk ramyun dengan asap yang masih mengebul.

"Kenapa cuma makan roti sunoo-ya?" Ucap yang lebih tua terdengar sedikit khawatir, pasalnya mereka baru saja menyelesaikan jadwal yang padat.

"Hyung sendiri kenapa makan ramyun terus?" Jawabnya sunoo dengan nada yanng dibuat sama khawatirnya.

"Yaak kim sunoo, kau sudah pandai menjawab sekarang" heeseung berucap sambil mengangguk-anggukan kepalanya, berpura-pura marah tapi masih dengan senyuman kecil dibibir.

"Hehehe aniyo hyung, sunoo bercanda. Sunoo lagi ga selera makan, tapi sunoo lapar." jawabnya dengan pipi menggembul sambil mengunyah roti.

Sontak secara tiba-tiba tangan besar heeseung terangkat dan bergerak mendekat menuju bibir sunoo yang berlepotan coklat.

(END) Menjauh (Lagi Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang