Chapter 41 - The Last Call

4.4K 246 14
                                    

Gianna POV

Jikalau ada yang menanyakan, momen apa yang rasanya paling dihunjami banyak perkara, maka aku akan mengatakan 6 bulan terakhir. Setengah tahun yang rasanya bagai bertahun-tahun. Setiap hari yang bergulir menjadi hari baru, namun membekaskan hal baru saja untuk diregup, sekalipun rasanya sulit untuk dilakukan.

Oke, kalian tidak akan paham kalau aku mengatakan begitu. Kalau begitu, biarkan aku menjelaskan saja.

Sudah 6 bulan berlalu semenjak pertikaian Kak Hose dengan Joker. Dan semenjak itu, perkara demi perkara mendatangi kami. Bukan hanya satu. Namun banyak. Dan aku kesulitan menjabarkan semuanya, namun aku akan mencoba melakukannya.

"Pegang tangan aku sini." Kak Hose menjulurkan jemari-jemari panjangnya kepadaku, membuatku yang masih tertinggal di belakangnya tersenyum tipis. Kuraih tangannya, dan membiarkan jemari kami bertaut. Kami menanjak sebuah bukit yang menuju ke tempat yang masih sangat kami kenang di dalam benak kami.

Perkemahan terakhir di mana kami habiskan bersama teman-teman Kak Hose dan sepupunya sebelum kecelakaan Kak Oscar.

Seperti biasa, aku tidak ada bandingannya dengan langkahnya yang panjang-panjang. Dan Kak Hose dengan baik hati memperlambat jalannya demi aku tidak tertinggal di balik bokongnya.

"Sampai." Akhirnya aku berkata, sebuah senyum manis terpatri di wajahku. Aku tidak begitu mengingat kalau bukit ini setinggi ini untuk ditanjaki. Aku kelelahan setengah mati. Namun berbeda denganku, Kak Hose tidak bahkan tampak terengah. Entah aku saja yang kekurangan energi, atau dia saja yang terlalu banyak. Aku sendiri pun tidak mengerti.

Kami bergandengan tangan, membelah rerumputan yang masih basah oleh embun pagi. Sekujur tubuhku mengigil, namun untungnya, aku mengenakan sweater Kak Hose yang tebal dan anti dingin. Aku meringkuk di balik mantel yang terlalu besar ini. Namun rasanya tetap saja nyaman sekalipun jemariku tenggelam di balik lengannya. Kami menyusuri tanah sampai menemukan sebuah batu besar yang sangat kami kenali.

Tempat pertama kami membuka luka kepada masing-masing. Kak Hose tentang Kak Anora, aku tentang Febian.

"Basah, lap dulu kalau mau duduk." Seperti biasa, nada Kak Hose layaknya seorang kapten yang tengah memerintah. Namun kali ini aku tidak melawan. Aku mengambil lap yang sudah kami sediakan sebelum menanjak, barangkali saja kami membutuhkannya – yang ternyata benar kami butuh – lalu membersihkan semua air yang mampu mmbasahi bokong kami. Ketika aku duduk, batu itu rasanya tetap saja bagai bongkahan es yang mengigilkan. Namun sekalipun begitu, aku tidak masalah.

Aku lebih terpukau dengan apa yang kutatap di balik pemandangan pepohonan di depan kami.

Sekarang jam baru menunjukkan pukul 5.50 pagi. Bahkan langit belum sepenuhnya benderang. Namun cahaya mentari mulai mengintip dari balik garis horizon. Dan gurat-gurat sinarnya di langit, begitu indah, aku terpana untuk sesaat. Awan-awan bergulung-gulung dalam rona merah, kabut bagai bersinar diterpa cahaya. Decit burung mulai saling bersahutan ria, kumerasakan kehangatan mulai menjalari.

Ketika Kak Hose mengatakan kalau pemandangan sunrise di bukit ini cantik, aku akan mengakui dia benar. Sayang saja kali terakhir kami kemari, kami tidak menikmatinya.

"Kalau bukan sama pacar, mana boleh aku pergi nanjak gunung pagi-pagi begini sama Papa." Aku terkikik sendiri, menggenggam tangan Kak Hose yang kini sudah begitu familiar rasanya dengan tanganku.

"Untung kamu keras kepala. Keren. Bisa maksa papah kamu yang batu gitu buat biarin kita berdua pacaran."

Seketika kenanganku berpacu pada kejadian di rumah sakit 6 bulan yang lalu. Tatkala ibuku dan ayahku memasuki ruang inapku seusai aku terjaga, dan menangis ria, begitu terharu aku selamat dari keadaan kritis. Kala itu aku belum memiliki tenaga. Namun setelah beberapa hari, aku mulai mengancam ayahku kalau aku tidak akan makan satu sendok pun makanan rumah sakit kalau aku tidak diperbolehkan untuk menjumpai Kak Hose selama-lamanya lagi.

Kakak Kelasku Akan MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang