Setelah lumayan lama bekerja zee hari ini pulang lebih cepat dari biasanya, karena dia takut mamanya akan mengomel. Telinganya akan berdenging saat gema suara ibunya itu mengoceh marah.
Zee sebenarnya sedikit kesal karena jika dia pulang maka dia akan bertemu dengan marsha lagi, harus berakting baik didepan mamanya padahal dia muak pada marsha.
Zee tau bahwa dia tidak akan bisa menyakiti marsha melalui fisiknya makanya dia selalu menyerang marsha lewat mentalnya, dia ingin wanita itu menyerah pada pernikahan ini.
Tapi zee masih bimbang karena marsha sedang hamil anaknya dan juga terkadang ia merasakan senang ketika bersama marsha walaupun sedikit.
Wanita itu selalu baik padanya, menyiapkan makanan, mencuci baju, menyetrika, membersihkan kamar zee. Marsha selalu melayani zee dengan baik tapi marsha juga yang mebuat zee hidup seperti sekarang berpisah dengan fiony, menjalani perjodohan dan harus hidup dengan marsha.
Diperjalanan pulang zee hanya melamun, memikirkan kehidupannya kedepan bagaimana.
Saat sampai zee melihat seorang yang tidak asing ternyata itu papanya yang tak tahan berpisah lama dengan mamanya.
"Papa disini ?" Zee basa basi
"Iyalah masa didubai" Jawab gracio asal
"Dasar bucin. Bilang aja ga bisa jauh jauh dari mama" Ejek zee pada bapak satu satunya ini
Ketika gracio ingin mejawabnya, zee sudah berlari kekamarnya dia tertawa melihat papanya yang ingin marah tapi tidak berhasil.
Dia masuk kekamarnya tanpa mengingat bahwa dia sekarang sudah sekamar dengan marsha, saat zee masuk marsha baru selesai mandi.
Marsha hanya menggunakan handuk pendek tipis pahanya hanya tertutup sedikit, zee bukan nya lari atau teriak dia hanya bengong dan melotot menatap marsha, saat sadar tanpa kata zee keluar kamar meninggalkan marsha yang kaget juga.
Zee menutup pintunya sedikit kencang, iya merasakan desiran darah yang tak karuan dan ada yang berdiri dibawah sana tapi bukan tiang bendera.
"Anj kok bisa lupa sih gua"
Zee bingung harus kemana lagi, dia hanya berdiri didepan pintu karena kalau dia kedepan ada gracio disana dan didapur ada shani.
Setelah dia yakin marsha sudah selesai dia masuk lagi dengan pelan, marsha sedang duduk mengeringkan rambutnya. Zee yang melihat leher putih marsha menjadi panas dingin dia juga bingung ada apa dengan dirinya.
"Anj anj sial banget gua hari ini" Keluh zee dalam hati
Dia sedang tidak dikasih obat lagi kan oleh mamanya. Zee bergegas kekamar mandi, dia tidak mau marsha melihat dia dalam kondisi seperti itu.
Bisa bisa wanita itu akan merasa diatas angin, zee menatap dirinya didepan cermin yang ada dikamar mandi dan bilang bahwa dia bersumpah tidak akan jatuh cinta pada wanita bernama marsha lenathea cahyadi.
Saat keluar kamar mandi zee hanya mengenakan celana pendek dan kaos hijau bergambar dino.
"Kak zee, hemm bisa ga kak bilangin sama mama kalau aku pengen bantu masak bosen di kamar terus, tadi aku sudah bilang tapi gaboleh boleh" kata marsha berharap pada suaminya
"Ga! marsha bodoh, kalau lu mau ngelakuin sesuatu tolong pikirin gua kek, bisa mati gua dismackdown mama papa kalau bilang gitu sama mereka " Marah zee pada marsha yang langsung menunduk
"Apa susahnya sih duduk dikamar ini?, lu ga disuruh angkat batu 1 ton tapi banyak ngeluh banget dah" Sambung zee
"Kalau bukan karena kedua orang tua kita, lu sudah lama ya gua buang kelaut !!!" Kesal zee
"Maaf" Marsha menangis, biasanya dia akan biasa saja dimarahi zee tapi kali ini rasanya ingin berteriak kencang mungkin dia merasa semakin sensitif ketika hamil apa ini salah satu efek kehamilan?
Suara tangisan Marsha mulai sedikit membesar zee panik karena diluar ada kedua orang tuanya, pasti dia akan dimarahi habis habisan jika marsha mengadu.
"udah udah jangan nangis maafin gua ya, kelepasan tadi" pujuk zee pada marsha
Bukannya diam marsha malah tambah nangis tak tau kenapa marsha hanya ingin nangis saja.
Dia merasa ingin menangis sekencang mungkin yang dia bisa, zee panik sekali benar benar panik. Dia membayangkan dia akan dijewer mamanya dan dipukul papanya.
Dia berjalan ke arah marsha yang duduk di pinggiran kasur, dia menepuk pundak marsha agar berhenti menangis. Saat dia mendengar langkah kaki mendekat, dia tau dia harus bersiap disembelih kedua orang tuanya atau dia akan dikutuk jadi kutil ayam oleh mamanya.
Karena takut, zee memeluk marsha dan menepuk nepuk pundak gadis itu, marsha merasa senang dan memeluk zee juga, dia merasa ingin dimanja oleh zee, mungkin ini salah satu kejadian yang orang orang sebut dengan kata ngidam.
"Bgst nyusahin aja nih manusia bunting" Zee dalam hatinya
Gracio dan shani dengan cepat masuk kekamar, mereka melihat ada yang sedang berpelukan seperti teletabis.
"Ada apa" Shani panik dia pikir menantunyan kesakitan
"Yakkk! Azeean kau apakan marsha hah!!!" bentak gracio pada putranya
"Gak di apa apain, tiba tiba nangis mungkin pengen dipeluk aja, nih buktinya udah berenti nangisnya" jelas zee yang mengarang bebas
"Ohh, waktu kamu hamil zee juga kaya gitu yaa ma. Mungkin bayinya ngambil banyak gen zee makanya sama hehe" Kekeh gracio sok ngide sambil melihat shani yang ada disebelahnya
"mungkin iya, Yaudah yuk keluar" tarik shani pada suaminya
Setelah orang tuanya keluar zee ingin melepaskan pelukannya namun, lengan nya di tahan oleh marsha.
"Nanti aja, atau aku nangis lagi nih" ancam marsha pada zee
"Cihh dasar perempuan licik, kan kelihatan jahatnya sekarang" tentu saja kata zee dalam hati kalau dia memarahi marsha lagi bisa bisa wanita ini menangis lagi
Mereka berpelukan sampai zee merasa pegal dan memohon kepada marsha, akhirnya marsha lepaskan.
Pinggangnya terasa sakit tapi bukan kesakitan itu yang membuat zee ingin cepat cepat pergi, tapi aroma leher marsha yang menggoda imannya.
Entah sejak kapan zee suka aroma tubuh marsha, padahal jika dia bertanya pada hatinya dia sangat benci marsha bahkan jika diizinkan oleh dunia ini dia ingin melenyapkan marsha.
*Kasihan sama zee atau sama marsha? Alasannya apa hayo
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You (Zeesha)
FanfictionAku selalu berfikir bahwa dia adalah definisi bahagia, sampai aku sadar bahwa hatiku selalu membisik kan namamu sebagai cinta. Yang sudah tertakar tidak akan tertukar. Pertemuan antara zee dan marsha bukanlah kebetulan, tentu saja semua sudah menja...