Mereka jajan dan main ditaman sampai hari hampir gelap. Marsha kelihatanya juga sangat bosan karena dia hanya disuruh duduk tidak boleh jalan lama lama sama zee.
"Mau makan gak sha? Abis itu pulang kita" Zee menatap marsha yang duduk disampingnya
"Yuk, tapi makannya bakso yah" Pinta marsha pada suaminya
"Yaudah iya, yuk" Zee langsung menarik tangan marsha menuju ke mobil mereka
Mereka sekarang sering gandengan tangan zee tak tau dia hanya merasa jika dia menggenggam tangan marsha, perempuan itu akan baik baik saja dan dia merasa bisa menjaga marsha.
Mereka makan seperti biasa marsha akan memesan porsi jumbo dan kalau dia tidak menghabisi makanan nya berakhir dengan zee yang melahap semuanya.
"Makanya jangan pesan banyak banyak jadinya aku yang habisin" omel zee pada bumil didepan matanya, dia benar benar kekenyangan karna ulah marsha
Setelah mereka mengisi perut mereka bergegas pulang zee harus segera istirahat karena besok dia harus kekantor.
"Aku mandi dulu ya" Zee bergegas masuk kekamar mandi
Zee meletakkan jam tangan dan ponsel nya di atas meja samping kasur mereka.
Saat zee mandi, ada pesan masuk ke ponselnya dan membuat marsha bisa melihat kunci layar ponsel zee yang masih fotonya bersama fiony.
Marsha sedih bahkan dia hancur, zee bisa tersenyum didepannya, zee bilang akan melupakakan fiony tapi kenapa foto gadis itu masih disana.
Apakah tidak ada tempat untuk marsha, dia hanya termenung dia tak tau harus berbuat apa.
Saat zee selesai mandi marsha bergegas masuk ke kamar mandi, dibawah genangan air marsha menangis. Melepaskan semua rasa sakit itu agar zee tidak tau bahwa dia sedang hancur.
Cukup lelaki itu sedih karena kehilangan cintanya jangan sampai marsha menjadi beban juga untuk zee.
Zee merebahkan tubuhnya dikasur, dia hanya memainkan game diponselnya, saat marsha keluar dengan piyamanya zee bisa melihat bahwa mata istrinya sembab.
Dari raut wajah marsha masih terlihat kesedihan walaupun dia memaksakan diri untuk tetap tersenyum.
Marsha ikut merebahkan dirinya disamping zee tapi dia membelakangi pria itu, dia tak mau melihat zee dan berakhir dengan menangis dan membuat zee khawatir.
"Kenapa hem?" Zee penasaran melihat perubahan drastis marsha
"Gapapa, yuk tidur besok kan kakak kekantor" Marsha menjawab tanpa menghadap kearah zee
Zee hanya berdehem dan langsung merileks kan tubuhnya bersiap ke alam mimpi, dia berharap mimpi indah hari ini.
Keesokan harinya marsha membangunkan zee sedikit lebih pagi daripada hari liburnya, zee bergegas mandi dan bersiap kekantor.
Diatas kasur sudah marsha siapkan perlengkapan zee mulai dari baju, celana, sempak dan dasi.
Saat zee sudah rapi dan ingin keluar kamar terdengar ~ku menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku....~dan suara ibu ibu yang ternyata adalah mamanya dan ibu mertuanya.
"Eh udah siap" Saat shani melihat zee sudah rapi sekali
"Iya zee pamit yahh mama, mommy" Zee memberi salam pada shani dan anin dan mencium kening marsha
Bukan karena ada orang tua mereka, tapi zee ingin saja mencium marsha melihat perempuan itu berssdih tadi malam membuat zee terus terusan memikirkannya bahkan sampai kealam mimpi.
Kembali lagi keruangan yang beberapa hari zee tinggalkan, dimejanya masih bertengger foto seorang fiony yang tersenyum manis bersama dirinya.
Sebentar lagi fiony akan menjadi milik orang lain dan dia tak punya hak untuk memandangi foto itu lagi.
Zee menyingkirkan foto fiony, mejanya bersih tanpa foto. Dia membuang foto itu ke tempat sampah, dan bersumpah juga akan membuang perasaan nya.
Dia fokus pada pekerjaannya yang sudah menumpuk banyak sekali, saat istirahat makan siang, zee bosan dan melihat lihat fotonya bersama marsha di taman kemarin sore.
Dia menyadari masih banyak foto kenangan bersama fiony, dia menghapus semuanya, dia tidak ingin meninggalkan satupun kenangan disana. Masih ada rasa sakit saat foto itu benar benar terhapus dan menghilang.
Biasanya zee menggunakan sidik jari karena baru membuang foto fiony tadi dia jadi sadar bahwa foto diponselnya masih banyak foto fiony.
Zee pulang cukup malam saat zee pulang kerumah, makanan sudah tersaji diatas meja baunya harum sampai keluar.
"Mommy pulang yah" Anin yang menepuk pundak zee
"Mama juga" sambung shani mengekori anin
Zee hanya mengangguk, marsha ikut makan bersama zee tapi dia menghindari kontak mata dengan zee.
"Kanapa sih?" Risih zee dengan tingkah marsha yang terus menghindarinya
"Kalau udah makan taro langsung yah biar aku langsung cuci" Jawab marsha mengalihkan pembicaraan
"Biar aku yang cuci" Saut zee cepat
"Biar aku aja" Balas marsha lagi
"Kamu kenapa sih sha ?" Marah zee yang sedang capek ditambah melihat kelakuan marsha yang janggal
"Gapapa" Marsha bergegas kekamar menghindari zee
"Ini orang kenapa dahh kemaren baik baik aja perasaan tiba tiba ngelamun tiba tiba jadi alergi gua heran bet gua" Zee bicara dalam hatinya
Zee mencuci semua piring kotor dan menyusul marsha kekamar. Marsha tertidur menghadap kesamping sehingga dia tidak akan melihat zee.
"Kenapa sih marsha" tanya zee yang sudah tak tahan di diami
"Gapapa" Marsha menjawab singkat
Zee bergegas mandi dengan keadaan hati yang tidak nyaman melihat marsha yang mendadak berubah.
Padahal marsha sedang berdebat dengan hatinya, zee masih meggunakan foto marsha tapi seenaknya menciumnya didepan orang tua mereka.
Apa karena ada orang tua mereka zee bersikap seperti itu bukankah mereka sudah berhenti berpura pura.
*Udah sha tinggalin aja si ajijoy
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You (Zeesha)
FanficAku selalu berfikir bahwa dia adalah definisi bahagia, sampai aku sadar bahwa hatiku selalu membisik kan namamu sebagai cinta. Yang sudah tertakar tidak akan tertukar. Pertemuan antara zee dan marsha bukanlah kebetulan, tentu saja semua sudah menja...