Mereka yang diluar pun ikut masuk dan disuguhkan pemandangan zee meluk marsha. Gracio bingung akan sikap anak nya ini, tidak teguh pendirian.
"Zee kamu itu maunya apa sih!" Bentak gracio pada anaknya
Zee hanya meletakkan telunjuknya di bibirnya mengisyaratkan ayahnya untuk diam sebentar.
"Dia belum makan zee" kata anin pada menantunya itu
"Kamu belum makan? Mau aku suapin?" kata zee lembut pada marsha
Sang istri hanya mengangguk, zee dengan telaten menyuapi istrinya, setelah makan zee menemani marsha tidur. Marsha tidur dengan lelap karena usapan lembut zee di kepalanya.
Alasan zee kerumah sakit adalah karena chat dari sahabat nya oniel.
"Kalau lo tetap keras kepala zoy, bisa bisa lo ngorbanin anak lo!" inilah isi chat oniel yang terakhir
Zee tau dia tidak mencintai marsha, tapi dia tau hatinya sudah mulai terbiasa. Setidaknya dia akan mencoba mencintai gadis ini.
Dia tak mau menyesal dikemudian hari, dia akan bertanggung jawab terhadap marsha dan anaknya.
Saat marsha sudah tertidur tatapan penuh tanya dilontarkan semua orang yang ada diruangan ini pada zee.
"Maunya kamu apa sih nak?"tanya shani dengan raut sedih
"Mau papa gantung kamu?" Gracio emosi melihat kelabilan putra nya ini
"Kalo papa mau gantung ya gantung aja" Zee juga bingung harus menjawab apa sebenarnya
"KAMU!!!" Marah gracio pada anaknya
"Zee gak mau cerai sama marsha pa, walaupun zee gak cinta sama dia sekarang. tapi zee udah mutusin gamau cerai, zee mau kok hidup sama marsha, kasih zee satu kesempatan. Kan papa sering bilang cinta itu datang karena terbiasa. Dan aku udah terbiasa sama marsha" Zee menggenggam tangan istrinya yang masih tertidur
"Tapi kan lu cinta sama fiony" Aldo mulai bingung dengan situasi ini
"Fiony udah mau nikah sama orang lain dan gua juga udah punya istri dan bentar lagi punya anak, kemaren kemaren galau aja kan udah lama sama dia" Zee berusaha tetap waras tentu saja itu demi marsha dan anaknya
Zee bertekad dalam hatinya untuk mencoba mencintai marsha, dan yang pasti dia harus melupakan fiony.
Tanpa zee sadari semua orang disini tersenyum melihat keputusannya, zee sudah membuat banyak orang bahagia setidaknya.
Saat marsha terbangun dia melihat zee disamping ranjangnya sendang fokus melihat layar ponsel nya.
"Aku kira aku mimpi kamu datang kesini" Marsha menatap zee dalam
"Gak mimpi kok" ucap zee sambil mencubit pipi marsha gemas
"Aww sakit tau kak" Marsha memukul pelan lengan zee
"Kamu bakal pergi lagi?" tanya marsha sedikit takut
"Gak, kenapa lu kangen gua kan. ehe gua yang tamvan dan keren ini emang ngangenin" Tengil zee mencairkan suasana
Marsha tertawa dengan lawakan garing zee, baginya kehadiran zee pun sudah cukup.
Raut muka marsha kembali bersedih ketika mengingat suatu hal.
"Tapikan kita mau cer..." Terputus karena zee meletakkan tangannya di bibir marsha
"Yang minta cerai elu, yang galau elu, yang sakit juga elu. Hadeh marsha marsha, gua tau gua salah selama ini. Tapi bisakan kita mulai dari awal lagi ? Gua memang belum cinta sama lu, tolong ajarin gua caranya cinta sama lu" Zee menatap marsha sambil menggenggam tangannya
Wajah mereka semakin mendekat zee sudah memanyun manyunkan bibirnya ingin mencium marsha, dan marsha pun juga pasrah mau disosor azeean.
"Ekehm" suara aldo yang membuat mereka batal melakukan hal itu
"Ganggu aja titisan syaiton" Zee kesal karna kesempatan nya hilang
"Bilang nya ga cinta, ada kesempatan dikit aja anak orang disosor juga" Aldo dengan nada mengejek
"Diem lu ibab, kaga dikasih ashel ya lu makanya bar bar liat suami istri begini" Zee kesal pada sahabat sekaligus calon adik iparnya ini
"Anjirr lu bengkoang busuk!! Dah ah gua ama ashel pulang dulu yak, hati hati sha jan mau disosor ama zee kalau masih sering jahat" Aldo hanya di angguki oleh marsha sambil terkekeh lucu
"Sha aku pulang dulu yah, kalau ini orang jahat bunuh aja semua pipel ikhlas kok" Ashel yang masih kesal sama zee
"Iya hati hati dijalan" Marsha menjawab kakak nya sambil tersenyum
Hanya zee dan marsha yang tersisa diruangan ini dan hari pun sudah mulai gelap, orang tua mereka sudah pulang dari tadi sore disuruh zee.
Zee dan marsha hanya mengobrol, sebelumnya mereka tak pernah melakukan hal ini kalau tidak terpaksa.
Zee ngelawak dan marsha tertawa, sesekali zee mengelus perut marsha yang membuat marsha senang sekali.
Saat mereka sedang asik asiknya tertawa gracio datang dengan baju baju zee didalamnya.
"Ini baju baju kamu, astaga zee mama ngomel ngomel karna rumah kamu kaya kapal pecah tau! Baju segunung belum dicuci bau bangke tau rumah kamu"omel gracio pada anaknya yang mau tobat ini
"Maapkeun wahai papa ku tercinta, ananda mu ini tidaq sempat membersihkan rumah" Zee mendramatisir agar papanya ga ngomel lagi
"Yaudah papa balik kerumah kamu dulu bantuin mama bersihin, sempak tayo kamu papa taro bagian depan. Marsha papa pulang dulu yah kalau kamu dijahatin sama zee triak maling aja gapapa" Gracio bicara sambil berlalu meninggalkan mereka berdua
"Siap papa" Jawab marsha pada ayah mertuanya
Bibir zee sudah bisa di ikat sangking manyunnya panjang sekali.
Zee mandi dan mengganti bajunya dia sudah nampak segar daripada kemeja yang dia pakai dari pagi tadi.
Malam ini dingin sekali karna hujan turun cukup deras zee berencana akan tidur disofa seperti saat marsha sakit dulu.
Sofa yang membuat leher zee sakit besok paginya karena kulitnya keras.
"Kak zee tidur disini aja disamping aku" Marsha menggeser tubuhnya
"Emang muat entar kamu kegencet sha" Zee memeriksa ukuran kasur
"Muat kok sini" Ajak marsha pada suaminya
Zee malu malu pipinya memerah, dia merebahkan tubuhnya disamping marsha dengan keadaan kasur yang sempit membuat mereka menempel seperi ikan sarden.
Dan seperti biasanya ada yang berdiri dibawah sana tapi bukan pohon kelapa.
Zee gugup mencium aroma marsha walaupun sedang sakit marsha masih mengeluarkan aroma manis dari tubuhnya.
Sebelum benar benar tertidur zee mengecek apakah infus marsha bisa bertahan sampai besok pagi.
Dia juga memastikan marsha tetap hangat, dan marsha yang diperhatikan seperti ini oleh zee merasa tuhan sangat baik padanya.
*Wah lu gimana sih zee kaga jadi cerai nih? Au ah kaga asiq
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You (Zeesha)
FanfictionAku selalu berfikir bahwa dia adalah definisi bahagia, sampai aku sadar bahwa hatiku selalu membisik kan namamu sebagai cinta. Yang sudah tertakar tidak akan tertukar. Pertemuan antara zee dan marsha bukanlah kebetulan, tentu saja semua sudah menja...