Orang tuanya pulang pagi tadi, mendengar cerita zee tentang marsha yang meminta cerai mereka hanya menatap menantunya iba. Namun apa mau dikata, tidak mungkin mereka membiarkan zee dan marsha larut dalam penderitaan.
Setelah bertahun tahun akhirnya marsha merelakan cintanya, dia ingin zee bahagia dulu dia menyangka zee akan jatuh cinta jika mereka menikah ternyata tidak terjadi apapun malah dia hanya membuat pria itu menderita.
Sekarang zee di pusingkan dengan marsha yang mulai menyusun barang barangnya untuk pulang kerumah orang tuanya.
Zee juga bingung kenapa dia merasa kesal melihat marsha yang ingin pergi. Namun bodohnya dia tak melakukan apapun.
Dia merasa gagal menjadi suami dan calon ayah, tapi zee juga merasa bukankah ini yang dia inginkan dari dulu ? Bahkan dia memperlakukan wanita itu dengan tidak baik.
Jika zee katakan pada marsha untuk tetap disisinya apakah dia masih berhak?
"Sha" panggil zee
" Iya kak" Marsha tersenyum tapi sangat dipaksakan zee bisa tau itu
"Kamu harus pergi ya?" Tanya zee
"Hemm iya. Bukannya ini yang kakak mau ? Aku sayang banget sama kak zee. Tapi kakak gak bahagia, aku cuma buat kakak kesal dan terluka. Aku cuma mau kamu bahagia kak" lirih marsha menahan tangisannya yang ingin keluar lagi
Zee juga bingung ingin menjawab apa, dia merasakan sakit yang teramat dan dia ingin menangis tapi karena apa?
Rasanya begitu menusuk rasa sakit yang lebih ketika dia berpisah dengan fiony, rasa sakit yang lebih sakit ketika dia kehilangan perempuan yang dia cintai itu.
Tapi zee heran pada dirinya kenapa dia harus menahan kesedihannya kenapa dia tidak mau marsha tau bahwa dia sedih kehilangan marsha.
"perasaan apa ini? Kenapa? Fiony sama gua hampir 2 tahun tapi rasa sakit ini lebih dari yang pernah gua rasain sebelumnya, gua akan kehilangan dua orang kan ? Marsha dan anak gua setelah kehilangan fiony gua akan kehilangan lagi? Kenapa marsha bikin gua gila, kenapa dia harus bersikap selalu baik, kenapa dia masih terus cinta sama gua padahal gua sakitin dia terus. Gua bajingan kan ya? Apakah tuhan masih mau mengampuni gua? Gua udah mengecewain banyak orang. Tapi kenapa gua gak mampu minta dia terus disini. Gua udah nyakitin dia banget" Debat zee dalam hatinya
Zee hanya diam, dia tak melakukan apapun. Bahkan ketika marsha berpamitan pria itu tak sanggup menatap mata istrinya.
Bagi zee ini hanya kisah tentang marsha yang mencintainya dan dia yang selalu menyakiti marsha. Dia bertanya tanya apakah dia masih pantas disebut manusia.
Barang barang marsha masih disini tapi zee merasa rumah ini kosong, dia merasa lebih baik diancam marsha daripada perempuan itu menghilang dari padangannya. Tapi kenapa bukankah dia mencintai fiony ?
Ketika dia sendirian dia menangis dia hancur, mengenang betapa khawatirnya marsha ketika dia tidak pulang, ketika marsha harus bangun pagi pagi untuk menyiapkan bajunya dan sarapan, ketika marsha perhatian padanya, ketika marsha ketahuan menciumi fotonya, ketika mereka melakukan 'itu'.
Zee terlalu sedih, dia begitu lemas tak bertenaga kenapa hal yang dia impi impikan justru berasa pahit.
Seharian zee hanya galau dan tak bersemangat dia bahkan tertidur di sofa karena lelah dengan hatinya yang tak tau kenapa.
Ketika zee terbangun hari sudah pagi tapi tidak ada marsha yang menyiapkan sarapan tidak ada marsha yang menyiapkan bajunya, tidak ada marsha yang memilihkan dasinya.
Berangkat kekantor dengan keadaan seperti tidak terurus mata sembab, baju yang kusut, dasi yang tak senada dan perut yang lapar. Sejak kapan zee bergangung pada perempuan itu.
Diruangannya ada seseorang yang menunggunya dari pagi sekali.
"Lu mau cerai sama marsha? Lu gila zoy? Lagi bunting woi bini lu" caci aldo pada sahabatnya ini
Zee hanya menghembuskan nafasnya kasar tak tau harus menjelaskan darimana.
"Gua gak tau do" hanya itu yang zee katakan pada sahabatnya itu
"Zee gua tau lu cinta banget sama fiony, tapi buat ninggalin marsha dalam keadaan kaya gini lu keterlaluan zoy, kalau lu ga suka sama dia seharusnya kaga lu buat bunting anjing!" caci aldo sekali lagi
Bahkan aldo tak tau marsha hamil karena sebuah kecelakaan yang disebabkan ibunya dan itu juga ada campur tangan aldo.
"Zoy jangan sampai lu nyesel, marsha itu orang baik dan kita juga tau dia udah nungguin lu lama banget, sebagai temen gua cuma bisa bilangin kaya gini selebihnya itu urusan lu" sambung aldo pada sahabatnya yang keras kepala ini
Aldo pergi meninggalkan zee bersama jutaan pikiran yang memenuhi pikirannya.
Dia gelisah tapi dia juga tak tau kenapa, perasaannya tak enak tanpa alasan, dia bahkan terlalu pusing untuk mengerjakan pekerjaan kantornya.
Dia mencari nomor telepon marsha tapi dia bingung harus diapakan, dia harus mengatakan apa pada perempuan itu.
*Mampus lu zee ditinggalin, ditunggu ya mas surat cerainya ehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You (Zeesha)
FanfictionAku selalu berfikir bahwa dia adalah definisi bahagia, sampai aku sadar bahwa hatiku selalu membisik kan namamu sebagai cinta. Yang sudah tertakar tidak akan tertukar. Pertemuan antara zee dan marsha bukanlah kebetulan, tentu saja semua sudah menja...