Pernikahan aldo dan ashel berjalan dengan lancar. Bahkan setelah 2 bulan pernikahan mereka ashel langsung dinyatakan hamil.
Disisi lain hubungan zee dan marsha berjalan baik baik saja, sebentar lagi marsha akan melahirkan di perkirakan sekitar 1 minggu lagi.
Zee begitu semangat menyambut kelahiran anaknya bersamaan dengan rasa takut melihat marsha yang mulai merasakan sakit.
Zee sudah mengambil cuti untuk menemani marsha. Bukan semata mata karna dia ingin libur, tapi dia benar benar khawatir melihat istirinya.
Hari harinya dihiasi mengikuti keinginan sang istri yang begitu sensitif karena rasa tak nyaman yang dia rasakan.
"Kak kenapa akhir akhir ini sering ngelamun sih?" Marsha heran pada zee yang terus uring uringan dan tak bersemangat
"Hemm gapapa lagi ada yang dipikirin aja" Zee menghela nafasnya berat, jika ovt nya sudah menyerang zee bahkan tak nafsu makan
"Kenapa sih jangan dipendam sendiri ah nanti stress" Marsha yang langsung mengusap lembut kepala lelakinya ini
Zee hanya menggeleng, dia sebenarnya cemas karena marsha akan melahirkan normal. Dia terus terusan di hantui rasa bersalah karna pernah memperlakukan wanita ini dengan buruk.
Dia merasakan ketakutan yang luar biasa setelah mengetahui banyak orang yang meninggal karena melahirkan.
Tidurnya mulai tak nyenyak perasaan yang belum pernah zee rasakan ini terus menghantuinya. Zee sering bermimpi buruk tentang marsha. Mungkin efek dia terus menerus memikirkan hal itu.
"Sha kamu yakin mau lahiran normal?" Zee sedikit melirik marsha yang duduk di sebelahnya
"Yakinlahhh" Marsha semangat karna sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu
Zee hanya mengangguk melihat betapa besar keyakinan istrinya. Dia khawatir karena tak seorangpun bisa menjamin keselamatan marsha dan anaknya.
"Hemm kaksk udah kepikiran nama buat anak kita?" Marsha sambil menyenderkan kepalanya ke lengan zee
"Hemm ada" Zee sudah memikirkan ini sejak lama
"Apa apa?" Marsha sangat antusias, mata nya berbinar
"Rahasia" Zee santai, dia ingin menjadikan nama ini sebagai kejutan
Dia benar benar sudah menyiapkan nama untuk anaknya. Sudah dia pikirkan matang matang untuk nama tersebut.
Anak mereka diprediksi adalah seorang perempuan, bagi zee dan marsha laki laki atau perempuan tak masalah asal lahir sehat dan normal.
Banyak perlengkapan bayi yang mereka beli, dimulai dari baju hingga yang lainnya. Zee juga sudah menyiapkan kamar bayi untuk anak mereka nanti.
Hari ini gracio dan shani pergi kerumah zee dan marsha. Jujur saja sejak marsha hamil tua, keluarga mereka bergantian datang kerumah mereka untuk sekedar menengok keadaan marsha.
"Wahai azeean anak papa yang mirip monyet, bagaimana perasaannya sebentar lagi jadi bapak bapak" drama gracio kepada putranya, yang selalu begitu
"Wahai papa yang jadi bucinya mama, deg degan ternyata. Btw kan aku mirip papa, kalau aku monyet artinya papa juga" balas zee meladeni drama random nya gracio
"Ayahanda doakan nanti anak mu perangainya tak seperti dirimu, bisa stress kamu seperti aku" ejek gracio pada anak satu satu nya ini, yang ketika kecil nakal sekali
"Enak aja, zee kan anak baik dan pandai menabung" Zee tak terima, dia merasa adalah anak paling berbakti abad ini
"Rajin menabung kepala bapak kau, siapa coba yang ngabis ngabisin duit buat main game" tanpa sadar gracio mengatai kepalanya sendiri
Belum sempat zee menjawab mama nya aka ibu shani sudah menghampiri mereka berdua.
"Wahai anak dan bapak monyet makanan sudah siap, DARI TADI DIPANGGIL!!!!!!" kesal shani pada suami dan anaknya ini seakan dia ingin menelan mereka berdua
Mereka berdua bergegas mengikuti perintah ibu suri sebelum dijadikan monyet balado.
Marsha yang melihat hal itu hanya tertawa, betapa ayah dan anak tak beda jauh.
"Zee kamu minggu minggu ini tuh harus siaga, karena gak ada yang bisa prediksi kapan anak kalian akan lahir" nasehat shani pada anaknya yang lagi makan
"Iya ma" jawab zee singkat padat dan jelas
Setelah shani dan gracio pulang zee dan marsha duduk duduk dikasur, marsha sambil membaca lambe turah dan zee yang sedang main tiktok.
"Kak" panggil marsha pada zee yang sedang mencoba video viral baru
"Apa?" jawab zee beralih memandang marsha
"Hemm aku takut..." Marsha sambil menutup bukunya beralih mendekat ke arah zee dan menyenderkan kepalanya di lengan pria itu
"Gimana kalau aku gak berhasil? gimana kalau seandainya aku nanti bakal ninggalin kamu?" kata zee lemas berusaha menerawang masa depan
"Gak akan" ucap zee tegas dan juga menegarkan hatinya, sejujurnya dia ingin sekali menangis tapi dia gengsi
Zee memeluk marsha erat ditahananya tangisanya karena dia malu, air matanya mengalir tanpa suara. Dia ketakutan setiap marsha membahas hal ini.
Dia benci rasa takut itu, dia benci saat marsha berkata akan meninggalkannya, dia benci dirinya yang tak bisa berbuat apa pun.
Kenapa rasa ini seakan menjalar dan tertanam lebih dalam, atau mungkinkah pria ini telah jatuh cinta pada istrinya.
*Jan ngomong kek gitu sha, kesian zee jadi ovt wkwk, btw yang jadi anak zeesha siapa ya yg cocok ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You (Zeesha)
Fiksi PenggemarAku selalu berfikir bahwa dia adalah definisi bahagia, sampai aku sadar bahwa hatiku selalu membisik kan namamu sebagai cinta. Yang sudah tertakar tidak akan tertukar. Pertemuan antara zee dan marsha bukanlah kebetulan, tentu saja semua sudah menja...