Zee berakhir hanya menatap nomor marsha tanpa melakukan apapun, dia sudah berusaha menurunkan egonya namun dia gagal.
Sudah tiga minggu zee tak bertemu dengan marsha, dia benar benar gila sekarang. Dia mulai merindukan marsha tapi dia gengsi.
Ditempat lain seorang perempuan menangis memikirkan kandasnya pernikahannya, keluarga mereka sepakat mereka akan bercerai secepatnya tanpa menunggu marsha melahirkan dulu.
Keluarga marsha yang awalnya di kagetkan semua dengan berita perceraian mereka akhirnya memaklumi setelah marsha memohon jangan sampai mereka menyakiti zee.
Lagi dan lagi perempuan itu tetap membela zee, baru beberapa minggu yang lalu dia melihat zee marah marah dan itu sangat lucu.
Marsha lebih baik dimarahi setiap hari oleh pria itu dari pada harus bercerai dengannya.
Kondisi rumah zee saat ini ? Seperti kapal pecah, sampah berserakan dimana mana dia terlalu stress untuk membersihkan semua kekacauan ini.
Dikediaman keluarga dheo dan anin sekarang sedang disibukan dengan membujuk marsha makan, perempuan itu tak berselera membuat orang tuanya pusing.
Ashel dan aldo yang melihat itu pun ikut ikutan merasa sedih, mereka mengkhawatirkan bayi yang ada dalam kandungan marsha.
"Sumpah zee ga ada otak kalau ketemu habis bakal aku hajar" tangis ashel memeluk aldo
"Sabar sayang, ini cobaan bagi mereka aku juga bingung kenapa bisa sampai kaya gini" pujuk aldo pada pacarnya
"Tega banget si zee seandainya dia beneran ga bisa bertahan untuk marsha coba bertahan untuk anak mereka" iba ashel pada adik satu satunya
Aldo hanya mengusap punggung kekasihnya yang lagi bersedih, sampai sebuah suara membuat mereka menghampiri kamar marsha.
Suara tangis anin pecah, keras sekali dari kamar marsha saat ashel dan aldo masuk dheo sedang berusaha menggendong marsha yang pingsan.
Aldo membantu dheo mengangkat marsha kemobil dan mereka semua bergegas kerumah sakit, kondisi marsha benar benar memprihatinkan.
Oniel teman zee dan aldo yang dokter kandungan pun bergegas menghampiri mereka, sebenarnya oniel sudah mendengar tentang rumah tangga marsha dan zee dari circle mereka kemarin ketika mereka bertemu.
"Kondisi kandungan marsha benar benar memkhawatirkan, stress pada ibunya juga bisa berdampak pada bayinya, keluarga harus ngedukung marsha biar gak stress" jelas oniel pada keluarga mereka
"Marsha bakal sadar sebentar lagi, saat dia bangun tolong di paksa makan ya bu" tambah oniel pada anin
Oniel keluar disusul aldo yang di kodenya untuk bicara diluar.
"Gila si zoy gak kesini?" tanya oniel pada aldo
"Gak nil, tau aja kaga tuh orang. Mana ashel ga nyuruh kasih tau ke dia" Aldo juga bingung sebenarnya
"Do, marsha ga bisa kaya gini terus, kondisinya bahaya banget kalau dia terus terusan gamau makan, gua takut bayinya gak bisa bertahan" Aldo hanya bisa iba mendengar penjelasan oniel
Aldo bingung sebenarnya dia ingin sekali memberi tau zee tapi ashel mengancamnya untuk tidak memberi tau suami marsha itu.
Di tempat lain ada seorang pria panik setelah menerima pesan memberitahukan bahwa marsha sedang dirumah sakit, dia bingung apa yang harus dia lakukan.
Zee belum sanggup untuk menemui marsha tapi istri dan anaknya sedang kesakitan sekarang. Dikantor pun zee tak bisa mengerjakan apapun karena pikirannya kemana mana.
Dirumah sakit sudah ada gracio dan shani yang menjenguk marsha dan calon cucunya, mereka dihubungi dheo tadi, walaupun anak mereka akan bercerai tapi itu semua tak menjadikan alasan mereka untuk bertengkar.
Shani sangat bersedih melihat kondisi marsha, perempuan itu benar benar tidak mau makan tatapan nya kosong.
Dan dia terus menangis. Anin, ashel, dheo, aldo, gracio dan shani pun sudah berusaha membujuk marsha tapi benar benar tak digubris.
Mereka hanya terduduk sambil sesekali masih berusaha membujuk marsha, walaupun tanpa suara air mata marsha keluar terus.
Dia benar benar merindukan zee saat ini.
Mereka semua keluar ruangan ingin memberi waktu marsha beristirahat, mereka hanya mengobrol mencari solusi masalah ini. Sampai seseorang datang mengejutkan mereka.
"Kamu ngasih tau dia?" Tanya ashel yang hampir menghajar aldo
"Sumpah shel mana berani aku sama kamu" Takut aldo saat dia hampir di baku hantam sama ashel
"Kita ga ngabarin dia kok bisa sampai disini" heran gracio
Zee masih ngos ngosan karena berlari dari bawah. Menunggu lift terlalu lama baginya, dia berlari melalui tangga darurat.
"Ngapain lu kesini hah? Belum puas lu nyakitin adek gua" Ashel marah pada zee
"Adalah pokok nya, kok kalian ga ada yang ngabarin gua sih" Zee berusaha tenang sambil mengatur nafasnya
"Ga guna lo disini, udah sana pergi" usir ashel pada adik ipar nya ini
"Yeee bini gua ini yang sakit" jawab zee nyolot pada ashel
"Bini ? Setelah lu mau cerai sama dia" Ashel dengan enggak santainya
"Gua gak pernah ngomong mau ceraikan? yang bilang kan ? Mama papa sama marsha tapi gua enggak tuh?" Jawab zee tengil sebenarnya dia menyesal dalam hatinya
Mereka hanya terdiam melihat zee menerobos masuk keruangan marsha dihiraukannya panggilan papa dan mama nya.
Saat didalam zee melihat marsha seperti orang setengah hidup, zee mengutuk dirinya yang telah membuat wanita ini begini.
Dielusnya rambut marsha yang matanya masih terpejam, saat marsha membuka matanya dia melihat sosok yang begitu dia rindukan.
Marsha bangkit dan memeluk zee erat, zee pun membalas pelukan marsha.
Tangisan marsha pecah dan zee yang mendengar tangis marsha jadi semakin merasa bersalah.
"Maafin aku, jangan nangis, maafin aku ya" bisik zee yang mau ikutan nangis juga
Zee merasa iba melihat gadis ini, melihat betapa hancur marsha karenanya.
*Ngapain lu kesini zee hus hus sana yah masa gajadi cerai
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You (Zeesha)
FanfictionAku selalu berfikir bahwa dia adalah definisi bahagia, sampai aku sadar bahwa hatiku selalu membisik kan namamu sebagai cinta. Yang sudah tertakar tidak akan tertukar. Pertemuan antara zee dan marsha bukanlah kebetulan, tentu saja semua sudah menja...