Pagi harinya marsha terbangun dengan posisi zee memeluknya, bukannya langsung bangun marsha malah membalikkan tubuhnya menghadap pria itu dan memeluknya lebih dalam.
Marsha sudah lama memimpikan hal ini, suasana dikamar ini benar benar romantis. Pelukan hangat di pagi hari.
Zee terbangun saat merasakan ada kepala yang ndusel ndusel di lehernya, dia melihat marsha yang memeluknya erat dan bisa dipastikan bahwa wanita itu sudah bangun.
"Sha kenapa gak bangun? Ngapain malah peluk peluk gua" Zee menjauhkan tubuh marsha
"Gak mau" Marsha kembali memeluk zee
"Sana ah! Mau mandi nih ga liat udah jam berapa ini" Zee menjitak kepala marsha pelan
"Sakit tau" Marsha mengusap usap kepalanya
"Yaelah maap maap udah sana gua mau mandi dulu udah siang" Zee sedikit merasa bersalah
Zee bergegas kekamar mandi, didalam kamar mandi dia sedikit lega. Bagaimana kalau marsha sadar kalau ada yang berdiri tegak dibawah sana tapi bukan gapura kan malu.
Selesai mandi zee dikejutkan dengan marsha yang masih disana, sepertinya gadis itu sangat enggan keluar dari kamarnya itu.
"Marsha kok lu masih disini?" Zee sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil
"Aku juga mau mandi kak, kan baju baju aku masih disini" Jawab marsha yang bergegas ke kamar mandi
Zee yang tadinya mengeringkan rambut malah berhenti dan melamun.
Tapi lamunan zee ini benar benar tak berfaedah dan tak senonoh, bayangkan saja seorang azeean membayangkan kulit putih marsha terguyur air saat mandi.
Lamunan zee buyar ketika ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk.
Fiony
Kita ketemu di cafe jmt48 jam 1 aku tungguZee
Oke sayangkuZee bahagia sekali setelah sekian lama dia diabaikan oleh fiony akhirnya wanita itu kembali menghubinginya.
Zee bergegas menukar bajunya dan bersiap siap menemui gadisnya, sambil sedikit besenandung zee merekahkan senyumnya yang amat manis.
Saat marsha selesai mandi dan berpakaian dia keruang tv dan melihat zee berada disana.
"Kamu mau kemana kak ? Rapi banget" tanya marsha pada zee
"Bukan urusan lu kali sha, gua pergi sebentar aja, kalau lu laper gofood aja yak" kata berpamitan pada marsha
"Kan kamu gaboleh sama ma.. "
Belum sempat marsha melanjutkan kalimatnya zee sudah keluar dengan cepat, baru kemaren mereka romantis romantisan sekarang zee kembali seperti zee yang sebelumnya.
Dia terlalu cepat untuk pergi, benar namun dia berkeliling dulu mencari hadiah untuk kekasih tercintanya
Saat sampai di cafe yang dijanjikan zee dikejutkan dengan fiony bersama seorang pria, cafe ini memiliki ruang vip jadi hanya mereka di ruangan itu.
"Hai sayang" kata zee tersenyum dan sedikit melirik pria di samping fiony untuk meminta penjelasan
"Kenalkan ini lucas angkasa tjanra, calon suamiku" kata fiony menatap zee dengan tatapan yang sulit di artikan
"Calon suami?" Zee kaget hati nya benar benar menclos sekarang
"Perkenalkan saya lucas, maksud saya meminta bertemu dengan anda adalah, saya mohon berhenti menggangu calon istri saya. Disini anda adalah suami orang. saya minta kesadaran anda sebagai laki laki dewasa yang berakal" kata lucas tegas dengan muka datarnya
"Zee kamu udah punya istri dan yang aku denger istri kamu orang baik, jadi aku mohon lupain aku jangan ganggu aku lagi zee, udah saat nya kita jalan di kehidupan masing masing" kata fiony serius
"Maaf mungkin ini kurang sopan, tapi saya benar benar muak melihat semua yang anda kirimkan kepada calon istri saya, untuk kenyamanan bersama saya mohon kepada anda untuk menjauhi fiony dari sekarang, saya hanya ingin menyampaikan itu jika anda ingin melanjutkan makan silahkan" sambung lucas sambil menarik fiony pergi dari hadapan zee
"Lupain aku zee" Fiony menatap pria itu iba sambil berlalu meninggalkan nya
Keadaan zee sekarang? Dia bahkan tak bisa mengeluarkan sepatah katapun hanya airmata yang dapat melambangkan betapa terlukanya hati pria itu.
Dia bahkan tak mempunyai tenaga untuk sekedar beranjak dari tempat itu, hatinya terlalu kesakitan menerima semua fakta dan keadaan ini. Dia benar benar sudah kehilangan cinta nya.
Setelah menangis cukup lama, zee pergi keluar dengan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang dia hanya berkeliling menyusuri jalan tanpa tujuan, air matanya masih terus menetes, hingga dia memarkirkan mobilnya di suatu tempat.
Dia sampai di sebuah danau, zee menangis sejadi jadinya di tempat itu, untung tempat itu sepi karena hari ini adalah hari kerja. Jika ada yang melihat pasti mereka bisa merasakan bahwa lelaki ini sedang merasakan patah hati luar biasa.
Dia mengutuk dirinya sendiri yang tak mampu melawan keadaan, dia akan tetap salah walau dia melangkah kearah manapun. Dia tak bisa mempertahankan fiony atau pun jatuh cinta pada marsha.
Zee merasa bersalah pada dirinya sendiri yang tak berdaya, dia merasa bersalah pada fiony karena tak bisa memperjuangkan nya, dia merasa bersalah pada marsha karna selalu mengabaikannya, dia merasa bersalah pada orang tuanya karena selalu bersandiwara.
Dia menatap genangan air didepannya, menatap kosong kearah air itu. Sempat terbesit dari hatinya untuk bunuh diri saja. Zee hanya di bebani pikirannya hingga pria itu tertidur di pinggiran danau.
Saat hari sudah larut marsha sudah berkali kali mencoba menghubungi zee tapi pria itu tidak kunjung mengangkatnya.
Marsha panik, karna pria itu berjanji keluar hanya sebentar, dan tak biasanya pria itu berkeliaran sampai selarut ini kecuali ada pekerjaan.
Saat marsha sudah putus asa, dia menghubungi mertuanya berharap zee ada disana. Tapi nihil zee tak berada disana.
"Zee ninggalin kamu sendirian?" Tanya shani heran
"Iya ma, tapi itu bukan masalah penting, kak zee ga bisa di hubungin, janji nya tadi pergi sebentar aja, gimana ya ma, marsha khawatir" ucap marsha yang menahan getaran pada suaranya karena dia mulai menangis
"Yaudah. kamu tenang aja, mama nyambungin aplikasi pelacak di handphone zee dari dulu" Shani menenangkan menantunya
"Dia ada di danau xxx sekarang biar papa yang nyusul kesana" kata shani pada menantunya
"Ga usah ma biar marsha aja yang susulin kak zee"
"Marsha sekarang udah malam dan lagi mendung kayaknya bakal hujan kamu lagi hamil dan kamu baru pulih nak" cegah shani pada menantunya
"Gapapa ma, marsha ga tenang banget sekarang, makasih ya ma, marsha pergi dulu" kata marsha memutuskan sambungan panggilan dengan cepat
Marsha bergegas ke danau yang mertuanya bilang tadi menggunakan ojol, dia hanya memakai baju seadanya saja.
Dan tetap terus menghubungi zee, bagaimana perempuan ini tidak panik jika jam 2 dini hari prianya tak kunjung pulang kerumah dan tak bisa di hubungi.
Apakah zee diculik, atau yang lebih parah pria ini mungkin bunuh diri pikiran pikiran aneh memenuhi otak marsha sampai mengabaikan tubuhnya yang mulai kedinginan.
Hujan mulai turun, marsha bahkan tidak membawa payung dan dia hanya mengenakan piyama dia turun dari ojol tanpa memperdulikan dirinya. Dia hanya memikirkan zee yang sangat dia cintai itu.
*zee parah bet dahhh kesian yak bini nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You (Zeesha)
FanfictionAku selalu berfikir bahwa dia adalah definisi bahagia, sampai aku sadar bahwa hatiku selalu membisik kan namamu sebagai cinta. Yang sudah tertakar tidak akan tertukar. Pertemuan antara zee dan marsha bukanlah kebetulan, tentu saja semua sudah menja...