Chapter 9

2.2K 89 28
                                    

Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!

Happy reading!✨


Salah satu penyebab renggangnya suatu hubungan adalah masalah kejenuhan. Hubungan yang repetitif dapat menimbulkan kurangnya gairah dan berakhir naas. Tapi sepertinya itu tidak berlaku dengan Seokjin dan Jisoo. 

Menghabiskan waktu seharian sepanjang waktu walaupun mereka hanya sibuk dengan pekerjaannya masing masing adalah hal yang cukup selama mereka bisa melihat presensi masing masing.

Jika satu tahun ada 365 hari maka selama 365 hari itu juga mereka menghabiskan waktu bersama. Selama 15 tahun juga Seokjin dan Jisoo sama sekali tidak pernah merasakan hubungan jarak jauh, tanpa mereka sadari sebenarnya kehidupan keduanya hanya berporos satu sama lain.

Suara gebrakan meja itu terdengar nyaring dan membuat banyak orang memusatkan perhatian ke arah meja nomor 15. "Kenapa lo? Lagi pms? Sensi banget hari ini, heran gue."

"Hh cewe gue dari kemarin gue contact belom bales sampe sekarang bang, siapa coba yang ga curiga?"

"Yailah joon, baru aja sehari ga ada kabar lo udah uring-uringan? ga ada harga dirinya lo jadi cowok. Tinggal cari yang lain aja lah kalo emang cewek lo ntar ketauan selingkuh," jawab enteng Yoongi. 

"Sialan lo bang! Ga ada gunanya gue cerita sama lo!" geram Namjoon yang kini meraih sumpit di piringnya

"Makanya siapa suruh LDR," kini giliran rekan satu tim Namjoon yang menyaut, Ajay.

Saat ini Seokjin sedang makan siang bersama para rekan kantornya di daerah Kuningan dekat kantornya. Salah satu kebiasaan Seokjin dan teman temannya ketika sedang makan siang yaitu cerita random dari urusan cewek, kerjaan, ataupun kehidupan masing masing tak jarang mereka juga pernah membicarakan hal sensitif seperti masalah sex dan alkohol.

"Ya lo sih ga bakalan pernah relate ya, kadang kita perlu tantangan dalam suatu hubungan bray, makanya hidup lo flat soalnya urusan percintaan lo juga gitu-gitu aja," sindir Namjoon kepada rekannya.

"Babi lo joon!"

"Udah-udah bikin pusing lu berdua!" sergap Yoongi dengan nada kesal yang sedari tadi hanya mengamati pertengkaran juniornya, Namjoon dan Ajay.

Yoongi pun kini melirik ke arah Seokjin yang sedari tadi acuh dengan pembahasan teman temannya. "Lu kenapa Jin diem aja ga kaya biasanya? Lagi ada masalah lu?"

Seokjin hanya menaikan alisnya seraya berucap, "Perasaan lo aja kali, gue biasa aja."

"Palingan juga masalah cewek, ya kan bang?" sahut Jay yang ikut menimpali percakapan Yoongi dan Seokjin.

"Yailah, cewek mana tuh yang berhasil membuat seorang Adhyaksa Seokjin Pratama kalang kabut? Biasanya lu yang bikin mereka uring uringan, Jin," ledek Yoongi ke arah Seokjin.

"Bacot lu gi!" ucap Seokjin kesal dan itu membuat Yoongi tertawa terbahak-bahak.

Dan makan siang mereka pun berlanjut, hari ini Seokjin dan teman-temannya harus bersabar mendengar curahan hati seorang Namjoon yang sedang dirundung pilu dengan hubungan jarak jauhnya bersama sang kekasih.

Tanpa Seokjin sadari, percakapan siang ini membuatnya sedikit overthinking, pikirannya melayang. Banyak sekali what if questions yang bersarang di kepalanya mengingat diskusi terakhir dirinya dengan Jisoo yang mungkin saja keadaan Namjoon akan ia rasakan di kemudian hari jika memang Seokjin harus berpisah dengan Jisoo.

Suara ketukan pintu itu terdengar dari ruangan tempat Jisoo bekerja. 

"Kak Jisoo?" 

Jisoo yang sedari tadi fokus dengan laptopnya pun mendongakan kepalanya ke sumber suara yang memanggil namanya.

My Dear Friend | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang