Chapter 20

1.7K 86 35
                                    

Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!

Happy reading!✨


Bisa dibilang sudah 30 menit lamanya Seokjin memandangi wajah cantik Jisoo yang masih terlelap di dalam pelukannya. Tangan besarnya bergerak untuk mengelus seluruh kontur permukaan wajah wanitanya. Mulai dari alis, hidung, pipi, hingga rahang.

Seokjin tersenyum simpul dan mendekatkan dirinya untuk mencium bibir ranum yang selalu terasa manis di dalam mulutnya untuk memberikan lumatan kecil di sana. 

Ah, Seokjin selalu tidak bisa menahan nafsunya jika sudah berhadapan dengan Jisoo. Semua yang ada pada wanita ini seakan menjadi nikotin yang membuat dirinya merasa candu.

"Seokjin." Jisoo melenguh setengah sadar ketika mulut Seokjin bergerak menciumi area leher dan daun telinganya.

"Hm?" Seokjin hanya bergeming tanpa ingin menghentikan aktivitasnya sedangkan tangannya sibuk mengelus bahu dan lengan Jisoo polos yang tidak berbalut apapun dalam selimut tebalnya.

"Aku masih ngantuk."

Seokjin melepaskan ciumannya dan memundurkan tubuhnya untuk melihat ekspresi Jisoo lebih jelas.

"But i want it already," ucapnya berbisik yang berhasil membuat bulu kuduk Jisoo merinding, "Mau ya?" bujuk Seokjin lagi dengan mata sayunya.

Jisoo hanya menghela nafasnya panjang, tidurnya selalu saja terganggu di pagi hari karena nafsu Seokjin yang selalu turn on dan meminta jatah walaupun mereka sudah melakukannya semalaman suntuk.

"One round only, aku masih cape, semalem udah sampe jam dua." Seokjin tersenyum senang ketika mendapatkan lampu hijau dari Jisoo.

"Oke."

Seokjin langsung bergerak menindih tubuh mungil Jisoo, memberikan kecupan basah di seluruh area wajahnya mulai dari kening, alis, mata, hidung, bibir dan juga dagunya. Jisoo hanya memejamkan matanya menikmati tiap sentuhan yang diberikan oleh Seokjin kepadanya.

"Hahaha, geli jin." Jisoo merasa tergelitik ketika Seokjin sengaja menggesekkan hidungnya di area lehernya dan Seokjin hanya tersenyum dalam bibirnya yang kini mulai mengecup bagian bahu polosnya.

Tangan kanan jahil Seokjin bergerak meremas lembut bongkahan dada Jisoo yang selalu pas di dalam genggamannya dengan mulutnya yang ia gunakan untuk menghisap dibagian satunya layaknya bayi kehausan.

Tangan Jisoo terus bergerak menekan dan mengusap kepala Seokjin untuk melampiaskan perasaan nikmat di dalam dirinya dan sedikit membusungkan dadanya ketika lidah Seokjin bermain liar di area putingnya yang sensitif cukup lama.

"Seokjin–please." rengek Jisoo dengan suara sensualnya menahan gejolak api yang sudah membara di dalam tubuhnya.

Seokjin pun tersenyum menang ketika mendapati Jisoo memohon lemah di bawah kungkungannya dengan ekspresi tak berdaya. Tanpa berbasa-basi lagi, ia menggunakan tangan kanannya untuk menuntun miliknya masuk ke dalam tubuh Jisoo secara terburu-buru.

Jisoo memekik ketika tubuh mereka menyatu sempurna. Jisoo merasakan utuh ketika milik Seokjin berada di dalam dirinya.

Seokjin mulai menggerakan pinggulnya pelan dengan bibirnya yang masih terus menghisap di kedua bongkahan dada milik Jisoo secara bergantian yang membuat dirinya candu.

Bagaikan terbang menuju nirvana, Jisoo terus merintih dan memeluk tubuh Seokjin erat, merekatkan kakinya dipinggang sang lelaki yang kini tengah bergerak dengan kecepatan normal. Seakan terpaku oleh kecantikan wanita di bawahnya, netra Seokjin seakan tak terputus ketika tubuhnya terus memacu semakin dalam.  Tangannya terulur untuk meraih tengkuk Jisoo dan dengan cepat ia menundukkan pandangannya untuk memberikan kecupan manis di bibir perempuan yang sudah menjadi nikotinnya selama ini.

Seakan memiliki gairah yang sama, tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Jisoo untuk ikut menarik tubuh Seokjin ke dalam dekapannya. Mengalirkan gelombang hasrat yang saling menggembu, membawa Seokjin ke dalam nikmat duniawi. 

My Dear Friend | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang