Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!
Happy reading!✨
"Ay?"
Seokjin meraih pergelangan tangan kanan Jisoo dan memasukan tangannya ke sela-sela jarinya, mengeratkan genggamannya di sana hingga akhirnya membuat sang wanita tersadar dari lamunannya.
"Ya?" tanya Jisoo dengan menolehkan wajahnya ke samping.
"Udah sampe, ayo turun." Ucap Seokjin sekali lagi namun Jisoo masih tidak bergeming dan membuat Seokjin menautkan alisnya. "Kenapa?" Jisoo hanya menggeleng pelan.
"Ya udah, yuk?" ajak Seokjin sekali lagi dan ditanggapi dengan anggukan kecil wanitanya.
Seokjin lalu menarik kenop pintu mobilnya untuk keluar dan berjalan ke arah pintu tempat Jisoo dan membukakan pintu untuknya.
Jisoo tersenyum dan memberikan gesture terima kasih kepada kekasihnya. Seokjin hanya menganggukan kepalanya kecil dan tangannya meraih tangan Jisoo untuk ia genggam.
Jantung Jisoo semakin berdebar ketika mereka berdua telah tiba di depan rumah orangtua Seokjin. Rasanya tidak seperti biasanya ketika ia dengan santai bertamu ke rumah keluarga Adhyaksa itu.
"Bang Seokjin? Ayo masuk," sapa Bi Inah dari dalam setelah membukakan pintu rumahnya dan mendapati jika Seokjin yang telah memencet bel rumahnya. "Makasih bi," balasnya sopan lalu ia menarik tangan Jisoo untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Oh nak? udah sampai? Mama pikir kalian datengnya nanti malem?" tanya Mama Erina berjalan dari arah dapur menuju ke arah Seokjin dan Jisoo berdiri.
Seokjin menyalami tangan sang mama begitu juga dengan Jisoo yang turut menjabat tangan Erina. "Iya, sekalian aja, kita mau istirahat bentar dulu di sini ma." Erina mengangguk paham.
"Ya udah sana gih istirahat dulu, mama juga masih masak. Jisoo mau dibikinin minum apa, sayang?"
"Ah ga usah ma, nanti kalo Jisoo mau sesuatu biar langsung ke dapur aja."
"Ya udah kalo gitu mama tinggal dulu, ya." Seokjin dan Jisoo mengangguk kompak.
Sesaat setelah itu Seokjin mengajak Jisoo untuk naik ke atas, lebih tepatnya di lantai dua dimana letak kamarnya berada. Tempat ternyaman yang pernah menjadi sarang ternyamannya dulu semasa remaja. Tempat di mana banyak kenangan terukir di sana.
"Kamu mau mandi dulu apa gimana?" tanya Seokjin sembari mengunci pintu kamarnya dan berjalan mendekat ke arah Jisoo yang kini sudah mendudukan dirinya di pinggiran kasur kamarnya.
"Bentar deh, aku bener-bener ngerasa clueless banget ini." Seokjin berlutut dan mendudukan dirinya dengan menyamakan posisi dengan kekasihnya. "Hari ini kita beneran lamaran?" tanya Jisoo kepada Seokjin dan dibalas anggukan kecil sang pria.
"Kenapa mendadak banget?" ucapnya dengan nada kesal. "Aku bener-bener belum prepare apa-apa, terus belum ngabarin mami juga. Serius deh, kamu ngeselin banget!" Seokjin terkekeh mendengar gerutu wanita di depannya.
"Aku udah bilang ke mami, aku juga udah nyiapin dress buat kamu," jawabnya lembut sembari menyampirkan poni Jisoo yang menghalangi mata cantik kekasihnya. Jisoo menautkan alisnya "Kapan emang kamu nyiapinnya?"
"Kemarin," balasnya santai. "Kemarin?" ucap Jisoo mengulang perkataan Seokjin dengan nada tertegun dan lagi-lagi Seokjin hanya menganggukan kepalanya kecil.
Jisoo menghela nafasnya dalam-dalam, "Walaupun aku udah kenal kamu lima belas tahun tapi bener deh, kadang kamu suka out of the box!" ungkapnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Friend | Jinsoo
RomanceOrang bilang tidak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan, tapi hal itu berbeda dengan kisah Seokjin dan Jisoo yang sudah menjalin hubungan persahabatan selama 15 tahun dari umur mereka 13 tahun hingga kini usia mereka menginjak 28 ta...