Chapter 4

2.3K 98 21
                                    

Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!

Happy reading!✨


Pagi ini Jisoo sudah diributkan dengan kicauan merdu salah satu client nya mengenai sistem promo di aplikasi yang berbeda dengan harga yang dimunculkan di web Perusahaan. Tipikal client: panik dan langsung menyalahkan partner atas kejadian yang menimpa mereka. 

Hal seperti ini sudah menjadi makanan pokok sehari hari Jisoo. Ia setiap hari harus bersabar mendengarkan berbagai macam keluhan maupun masalah dari para clientnya.

Sepertinya hari ini pekerjaan Jisoo akan semakin menumpuk dan sialnya mobilnya masih belum selesai diservis di bengkel jadi mobilitasnya sedikit terganggu ditambah letak apartemennya ini sedikit jauh dengan Halte Transjakarta ataupun MRT. 

"Besok mobil kamu keluar bengkel sore kan? Aku anter sekalian aja pagi waktu mau ke kantor gimana?"

"Mm apa ngga ngerepotin Ka Haein nantinya?"

"Gapapa kok, santai aja."

"Oke deh, makasih banyak sebelumnya kak, sorry banget ngerepotin jadinya."

Itu lah jawaban Jisoo semalam setelah menimbang dengan penuh pertimbangan. Mulutnya ingin berucap tidak tetapi hati dan pikirannya sulit untuk dikelabui. Jisoo buru buru keluar apartemen ketika ia mendapatkan satu notifikasi di layar ponselnya, dari dalam lobby Jisoo bisa melihat mobil Jaguar F-Type S 3.0 S Coupe berwarna hitam sudah bertengger di area depan. Siapa lagi pemiliknya kalau bukan Senior kantornya?

"Pagi neng Jisoo, mau berangkat kantor ya?"

"Halo pagi mang, iya mau ke kantor hehe."

"Dijemput siapa itu neng? Kayanya bukan mobilnya mas Seokjin ya? soalnya mamang baru lihat hari ini."

Crap!

Jisoo lupa jika Satpam apartemennya ini sangat mengenal baik Seokjin. Oh holy shit, Jisoo jadi teringat dengan pria itu lagi, huh, tidak. Perasaan Jisoo masih sakit mengenai fakta bahwa pria itu menampar Jisoo untuk yang pertama kalinya. Mungkin menghindari kehadirannya adalah hal terbaik untuk saat ini.

"Iya mang, lagi dijemput temen. Seokjin masih sibuk sama kerjaannya akhir akhir ini." dusta Jisoo dan hanya ditanggapi anggukan bodoh satpam apartemennya yang bernama Mang Emen. 

"Sorry kak, nunggu lama ya?" ucap Jisoo sembari tangannya meraih seat belt dengan nafas yang sedikit terengah ketika ia sudah masuk ke dalam mobil seniornya.

Haein hanya tersenyum simpul melihat itu, ia berpikir jika Jisoo terlihat sangat lucu dengan ekspresi tergopoh-gopoh seperti itu.

"Gapapa, udah siap?" dan Jisoo hanya mengangguk kecil, Haein pun segera menancapkan pedal gas mobilnya untuk menyusuri jalanan pagi Jakarta yang mulai terlihat sibuk.

Hening – itulah suasana dalam mobil saat ini, tidak ada percakapan basa basi. Jisoo terlalu sibuk hanya untuk berbasa basi pagi ini karena ia berkutat dengan ponselnya sembari mengecek email yang menumpuk dari client, satu tim, maupun lintas divisinya hingga tidak terasa mereka sudah sampai di kantor beberapa menit yang lalu. 

Jisoo mendongakan kepalanya dan segera turun dari kursi penumpang, berjalan beriringan dengan Haein disampingnya. Gossip gossip girl. Bersiaplah untuk mendengar buah bibir dari para rekan kantornya pagi ini.

Jisoo meletakkan laptopnya di meja dan segera merenggangkan ototnya di kursi sebelum memulai pekerjaannya yang padat hari ini.

"Oke, so what happened between you and senior Haein?"

My Dear Friend | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang