Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!
Happy reading!✨
Bunyi alarm terus menggema di kamar apartemen Seokjin sejak 10 menit yang lalu. Seokjin yang merasa terganggu akhirnya membukakan matanya dan membangunkan tubuhnya untuk mematikan kicauan alarm hp milik Jisoo di atas nakas sebelah ranjangnya.
Seokjin mengecek jam dan kini menunjukan pukul 6 pagi. Ia kembali menarik selimutnya dan melingkarkan tangannya dari belakang ke perut Jisoo yang sama sekali tidak terusik dari tidur lelapnya.
Tangan kanannya bergerak mengelus pelan bahu polos Jisoo dan mengecupnya beberapa kali. Ia membalikkan tubuh Jisoo hingga kini mereka saling berhadapan. Seokjin mengecup kening Jisoo lembut dan tangannya mengelus alis hitam milik perempuan yang ada di dekapannya.
"Aws." rancau Jisoo setengah sadar dengan mengerutkan dahinya.
Jisoo terbangun ketika ia merasakan sakit di pipinya dan mendapati Seokjin tengah mencubit pipinya gemas
"Good morning." Seokjin mencuri kecupan dibibir hati milik Jisoo
"Masih cape? Kalo ga ambil day off aja sehari." lanjut Seokjin dengan tangannya mengelus pipi Jisoo lembut.
"Udah tau nanya lagi." jawab ketus Jisoo yang berhasil memecahkan tawa renyah Seokjin.
"Lo gila jin. Sakit banget brengsek!"
"Tapi lo suka kan? Enak mana? dimasukin anal atau vagina? Next kita coba gaya 69 ya jis."
Jisoo tidak menggubris kicauan gila Seokjin karena ia masih merasakan remuk disekujur tubuhnya. Jisoo membalikan tubuhnya untuk terlentang ke depan dengan matanya masih memejam.
"What are we, jin?"
Tanya Jisoo pecah kepada Seokjin dengan posisi tubuhnya yang masih sama seperti sebelumnya. Mendengar pertanyaan itu membuat Seokjin memberhentikan gerakan tangannya yang sedari tadi mengelus lembut perut Jisoo.
Seokjin membalikan tubuhnya dari posisi miring menjadi duduk di headboard kasur.
"Friends."
"or partner, maybe?" lanjutnya lagi.
Jisoo hanya tersenyum kecut. Kali ini hatinya menahan rasa sakit, Jisoo merasakan jika hubungan mereka sudah terlampau jauh untuk status hubungan yang tidak jelas. Jisoo merasa bodoh ketika dirinya selalu berharap lebih atas hubungannya dengan Seokjin.
"Haha, partner sex?" ucap Jisoo dengan nada menyindir.
"Kita udah sepakat kan jis buat ga bahas ini lagi?"
"Udah buat lo tapi ngga buat gue."
Bohong jika Jisoo selama ini dirinya mau disentuh Seokjin tanpa memiliki perasaan apapun. Tidak ada orang yang mau merelakan tubuhnya dijamah atau bahkan melakukan hal yang lebih jika memang mereka tidak mau melakukannya.
Jisoo bahkan rela setiap minggu rutin konsultasi ke dokter kandungan untuk suntik KB mencegah hal tidak terduga karena seringnya frekuensi Jisoo bermain dengan Seokjin. Jisoo rela meminum rutin pil pencegah kehamilan karena Seokjin tidak pernah memakai pengaman ketika mereka bermain.
Tapi Jisoo dengan sadar mau melakukan itu semua walaupun menyiksanya karena bagi Jisoo ia sama sekali tidak merasa terpaksa, karena Jisoo mencintai Seokjin lebih dari sekedar teman.
"Mau kemana?" tanya Seokjin ketika ia melihat Jisoo menyibakkan selimutnya dan berdiri dari kasurnya.
"Mandi." jawab Jisoo singkat dan masuk menuju ke kamar mandi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Friend | Jinsoo
RomansaOrang bilang tidak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan, tapi hal itu berbeda dengan kisah Seokjin dan Jisoo yang sudah menjalin hubungan persahabatan selama 15 tahun dari umur mereka 13 tahun hingga kini usia mereka menginjak 28 ta...