Chapter 28

855 77 27
                                    

Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!

Happy reading!✨


"Jis!" ucap Seokjin geram.

Jisoo yang tadinya masih ingin menyanggah pun terdiam. Jika Seokjin sudah berkata dengan memanggil namanya tanpa ada embelan 'sayang' itu tandanya dirinya sedang marah besar.

"Nurut ya sama aku?" ucapnya memohon. "Kamu lagi hamil, ini kalo kamu tetep batu pake heels 12 centi aku bener-bener bakal marah."

Jisoo masih diam tak bergeming. Apa sih Seokjin ini? Jisoo hanya ingin tampil cantik di pernikahannya nanti, toh mereka menikah juga sekali seumur hidup, bukan? Hanya sekali ini saja memangnya tidak boleh?

"Aku tau kamu mau tampil cantik nanti di pernikahan kita." Seokjin menghela nafasnya panjang dan mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Jisoo.  "Tapi usia kandungan kamu waktu kita nikah udah masuk empat bulan, Sayang." Jisoo masih diam bergeming ditempat. 

"Please, nurut ya?" bujuk Seokjin dengan nada lembut. Ah sepertinya dirinya sudah lumayan mahir untuk membujuk wanita yang merajuk sejak Jisoo mengalami mood yang berubah saat masa-masa kehamilannya. Ini bukanlah sesuatu yang besar untuknya. "Ya udah," jawab Jisoo singkat, padat dan dengan nada yang sedikit kesal.

Seokjin pun mengangguk lega. "Mba, bisa tolong cariin sepatu yang lainnya? kalo bisa heels maksimalnya 5 centi aja," pintanya seraya mengembalikan sepatu heels 12 centi itu ke Pegawai butik.

"Baik, Kak." Sang Pegawai pun pergi untuk mencarikan pesanan yang diinginkan oleh Seokjin. 

Hari ini baik Seokjin dan Jisoo sedang berada di salah satu butik ternama yang terletak di daerah Jakarta Barat. Mereka sedang fitting gaun dan jas untuk pernikahan yang akan diadakan dua bulan mendatang. 

Bisa dibilang, akhir-akhir ini mereka berdua menjadi sering bertengkar akan hal-hal kecil ketika sedang mendiskusikan masalah pernikahan bersama. Memang benar kata orang, waktu mempersiapkan pernikahan adalah waktu yang paling krusial. Bahkan Jisoo sempat berpikir, apakah dirinya sudah yakin memilih Seokjin sebagai suami dan ayah untuk anak-anaknya kelak?

"Mama sama Mami udah sampe hotel, kita langsung aja ke sana ya?" tanya Seokjin ketika mereka sudah berada di dalam mobil setelah menyelesaikan agenda dramanya di butik siang ini.

Jisoo hanya mengangguk seraya berdehem sebagai jawaban. Seokjin pun langsung menancapkan pedal dan gas mobilnya berangkat menuju ke Hotel The Ritz Carlton.

Pemilihan venue hotel pun juga hampir saja menumpahkan titik darah penghabisan. Karena awalnya mereka sudah membooking venue di Hotel Fairmont, tapi dua hari kemudian mereka diberi kabar oleh pihak Hotel jika tanggal yang mereka pilih bertabrakan dengan client dari Kementrian. Tentunya hal itu membuat Seokjin dan Jisoo harus mencari venue lain. 

Sebenarnya kepala Jisoo hampir pecah karena beberapa hotel seperti The Westin, Grand Hyatt, Park Hyatt, dan Kempinski sudah full booked semua. Hingga akhirnya pilihan terakhir berlabuh pada The Ritz Carlton. Walaupun biaya yang mereka keluarkan lumayan besar hanya untuk menyewa gedungnya saja, tapi apa boleh buat? Mereka tidak ada pilihan lagi. 

"Biar Mama tebak, kalian pasti abis berantem lagi, ya?" tanya Mama Erina ketika mendapati kedua anaknya menghampiri mereka.

"Halo Ma, maaf ya lama, kena macet." Jisoo menyapa dengan memeluk tubuh calon mama mertuanya, menghiraukan pertanyaan dari Sang Mama.  

"Kenapa lagi?" Kini giliran Mami Safira yang bertanya ke arah Seokjin. Pria bertubuh jangkung itu hanya menghela nafasnya panjang. "Jisoo tadi mau ambil heels 12 centi, Mi." adunya kepada sang mami dan Jisoo menatap netra Seokjin tajam.

My Dear Friend | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang