Tiga tahun yang lalu
Sore itu, Chika dan adiknya sedang berkunjung ke rumah keluarga Harlan. Chika saat ini sedang berbincang bersama Shani, sedangkan Ashel baru saja ditarik Aldo menuju kolam renang. Aldo melancarkan aksinya dengan melebih gencar mendekati Ashel.
"Gimana sekolah kamu sayang?"
"Alhamdulillah lancar, Bun." Shani mengelus kepala Chika yang menjadikan pahanya sebagai bantalan untuk tidur.
"Bunda dengar kamu kemarin juara dua nyanyi," tutur Shani menatap Chika dengan bangga.
"Aduh jadi malu nih, Bun. Itu iseng-iseng aja Bun, gak nyangka aja ternyata aku juara," balas Chika tersenyum malu.
"Wah, bakat kamu turun dari Mamimu tuh, dulu kan Mami kamu juga sempat juara menyanyi. Sebelum akhirnya ketemu sama Papi kamu dan mereka menikah."
"Iya, Bun, aku diajari sama Mami. Sebelum akhirnya Mami sibuk sama pekerjaan kantor."
Radeo Glileo Smith adalah Papi dari Chika dan Ashel merupakan seorang pengusaha Properti. Deo telah meninggal sejak Ashel berusia 11 Tahun dan Chika 12 Tahun karena kecelakaan mobil saat perjalanan menuju luar kota.
Sejak saat itulah, Aya menggantikan Deo sebagai CEO dari perusahaannya. Aya mulai sibuk dengan berbagai rapat dan kegiatannya di kantor, hingga sering kali ia meninggalkan kedua putrinya. Aya beruntung memiliki kedua putri yang kuat, tegar, dan mandiri seperti Ashel dan Chika.
"Kan masih ada Bunda dan Papa Cio. Kamu dan Ashel kan anak kami juga, jangan lupa loh bahwa kami keluarga kamu juga. Mami dan Papi kamu itu sahabat kami sekaligus perantara antara Bunda dan Papa Cio."
Chika bergegas duduk tegak dan menatap Bunda dalam, ia terharu dengan penjelasan Bunda Shani. "Chika sayang sama Bunda, makasih udah sayang dan mau terima Chika dan Ashel Bun, maaf kalau kami selalu menyusahkan Bunda dan Papa." Mata Chika berkaca-kaca saat mengatakan itu.
Shani tersenyum menenangkan, ia menarik Chika ke dalam pelukannya, mengelus punggung gadis berusia 15 tahun itu. "Gak sama sekali sayang, kamu dan Ashel tidak pernah menyusahkan kami. Jangan berpikir seperti itu ya sayang," ucap Shani lembut menatap mata Chika dengan sayang.
"Makasih ya Bunda." Shani tersenyum mengelus kepala Chika.
"Zee ke mana Bun?"
"Dia bilang mau ketemu pacarnya," jawab Shani.
"Dari kapan Bun?"
"Dua jam sebelum kamu ke sini, emang dia gak pamit?"
"Gak, Bun, tapi buat apa juga sih dia pamit Bun. Kan aku juga bukan siapa-siapa dia."
Sontak jawaban polos itu membuat Shani terdiam, apalagi ia melihat sorot kecewa yang dipancarkan Chika. Ia menghela napas panjang, lalu mengulas senyum tulusnya.
"Kamu suka sama Zee?" tanya Shani walau ia sudah mengetahui jawabannya.
"Semua orang suka Zee, Bun, walau dia sosok yang cuek dan gak peka. Dia cuma romantis dan peduli sama pacar dan keluarganya aja," ucap Chika menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY TODAY (END)
General Fiction"Love is like war; easy to begin but very hard to stop." Kalimat itu yang selalu menjadi pegangan seorang Arzeendra Harlan atau yang kerap disapa Zee. Arzeendra memiliki 3 orang adik, sosok Kakak penyayang walau cuek. Seorang pemuda yang sulit dita...