Sesampainya di tempat yang sudah dibooking khusus oleh keluarga Harlan, mobil yang dikendarai Aldo sampai duluan. Kemudian mereka turun dari mobil setelah Aldo memarkirkan mobilnya.
"Kita masuk duluan atau nunggu dulu?" tanya Christy.
"Kalian duluan aja, biar Abang sm Acel nunggu Mama, Papa, dan Kak Chika."
"Nanti kabari kita kalau udah sampai ya, Bang," ujar Muthe.
Aldo mengangguk, setelah itu Muthe dan Christy melangkah menuju tempat yang telah disediakan. Tak lama kemudian mobil yang dikendarai Gracio sampai tempat di samping mobil Aldo.
"Lama banget, Pa," ujar Aldo.
"Karena bawa dua bidadari jadi harus pelan-pelan, Bang mengendarainya." Ucapan Gracio membuat Shani mencubit pelan pinggang suaminya, sedangkan Chika hanya diam dan menunduk. Gadis itu terlihat tak bersemangat.
"Jangan galau gitu dong, Kak Chika, harus semangat. Nanti juga Bang Ar pasti pulang," ucap Acel menghampiri Kakaknya.
"Iya, Dek," balas Chika dengan senyum terpaksanya.
Shani mengelus punggung Chika, memberikan kekuatan pada gadis itu. Ia tahu bahwa ketidakhadiran Zee sangat berpengaruh pada mood Chika, ia ikut sedih melihat gadis yang biasanya selalu ceria dan semangat.
"Biar kamu gak sedih lagi, mending kamu dan Acel tutup mata dulu deh. Kami ada kejutan buat kamu," kata Shani mengedipkan sebelah matanya pada Acel.
"Kejutan apa, Bun?" tanya Chika mengundang tawa semua yang mendengarnya.
"Bukan kejutan dong namanya kalau dikasih tahu sekarang," sahut Aldo terkekeh melihat Chika yang menunduk malu.
Selanjutnya Shani memasangkan sebuah kain hitam untuk menutupi mata Chika, setelah itu ia menuntun Chika untuk masuk ke dalam diikuti oleh Gracio. Aldo, dan Ashel di belakangnya.
Saat masuk ke dalam, terlihatlah banyaknya orang yang sudah menunggu mereka, seseorang mengkode Shani untuk lebih mendekat padanya.
"Siap, aku hitung sampai tiga ya," ucap orang itu tanpa suara.
"Bun, masih lama gak?" tanya Chika.
"Bunda buka ya," ujar Shani bersiap melepaskan ikatan tali yang menutup matanya.
Netra Chika menyesuaikan cahaya yang masuk dan ia terkejut dengan seseorang yang berdiri di depannya dengan senyum manisnya yang sangat langka. Orang itu tersenyum dan menggenggam tangan Chika.
"Zee," lirih Chika matanya berkaca-kaca, ia terkejut sekaligus senang melihat pria di depannya.
"Hallo, Gummy Smile, di hadapan kedua orang tua gue dan Mami lo. Gue mau minta izin untuk selalu di samping lo dan menemani hari-hari lo, bukan sebagai sahabat lo. Gue mau lebih dari sekedar sahabat," tutur Zee dengan senyum tulusnya.
Ia menghela napas panjang, sebelum melanjutkan perkataannya, "aku sayang dan cinta sama kamu, Yessica Tamara Smith, apakah kamu mengizinkan aku untuk selalu pendamping bahkan di masa depan?"
Kalimat Zee yang terkesan seperti lamaran membuat Chika terkejut bukan hanya Chika bahkan sahabat-sahabat keduanya ikut terkejut dengan kalimat itu. Sedangkan kedua orang tuanya serta Mami Aya tersenyum melihat itu.
"Zee, kamu ...." Chika kehilangan kata-katanya apalagi saat Zee mengeluarkan sebuah cincin dan kalung yang begitu indah.
Tanpa mengatakan apapun, Zee, menarik tangan Chika memansangkan cincin di jari manis Chika. Lalu, meminta izin pada Chika untuk memakaikan kalung itu ke leher gadis cantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY TODAY (END)
General Fiction"Love is like war; easy to begin but very hard to stop." Kalimat itu yang selalu menjadi pegangan seorang Arzeendra Harlan atau yang kerap disapa Zee. Arzeendra memiliki 3 orang adik, sosok Kakak penyayang walau cuek. Seorang pemuda yang sulit dita...