Part 22

1.3K 127 2
                                    

"Jadi apa yang mau lo jelaskan?" todong Chika saat sampai di rooftop sekolah. Mereka sudah sampai di sekolah dan sudah menyimpan tasnya masing-masing.

Sebelum menjelaskan apa yang terjadi, Zee menghela napas panjang. Ia menatap kekasihnya lembut, menarik satu tangan Chika. "Jangan dilepas, aku butuh kekuatan untuk cerita semua ini," ujarnya.

Chika yang tadinya akan menarik tangannya membiarkan hal itu. "Kamu masih ingat waktu aku videocall kamu di Bali?" Chika mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu bilang jatuh dan ditolong cowok, waktu videocall aku lihat cowok yang nolong kamu lagi duduk di kap mobil." Zee menghela napas menatap Chika dalam, sedangkan dahi Chika mengernyit mendengar pemaparan kekasihnya.

"Lelaki itu adalah Tara, dia laki-laki yang aku pernah ceritakan," jelas Zee.

"Selingkuhan Marsha?" tanya Chika memastikan.

"Iya, dia cowok yang aku temui saat aku antar Marsha, ternyata mereka menjalin hubungan sudah lama. Sejak itu aku membenci Tara, dia selalu dengan sengaja menunjukkan kemesraannya dengan Marsha padaku."

"Aku bukan cemburu karena itu, tetapi aku marah dan benci dengan sikapnya yang seperti tidak merasa bersalah atas putusnya hubunganku dengan Marsha. Aku benci dia, bukan karena aku masih mencintai Marsha. Aku masih memiliki ketakutan yang sama, takut kehilangan kamu, Sayang," ungkap Zee dengan raut sedihnya, Chika mengusap kepala kekasihnya memberikan keyakinan dan kekuatan bahwa Zee tak akan kehilangan dirinya.

"Sayang, kamu gak akan kehilangan aku. Aku dan Marsha jelas berbeda, percaya sama aku bahwa kejadian di masa lalu gak akan terulang."

"Aku percaya sama kamu, tapi aku gak percaya sama Tara. Selama kamu di Bali, kamu selalu ketemu dia secara gak disengaja kan?" Chika mengangguk membenarkan apa yang dikatakan kekasihnya.

"Itu dia sengaja nemuin kamu dan pura-pura gak sengaja ketemu, dia langsung kirim foto kalian yang lagi ketemu. Aku jelas marah dan cemburu, karena kamu gak bilang apapun sama aku."

"Maaf sayang, aku bahkan gak tahu kalau ternyata dia sengaja nemuin aku. Aku berpikir bahwa dia memang gak sengaja ketemu sama aku," jelas Chika.

"Aku juga minta maaf karena ngilang gak ada kabar, My Gummy, selama dua hari ini aku tidur di Cafe yang aku bangun di Bandung."

"Lain kali bilang ya sayang, aku bingung kenapa kamu tiba-tiba berubah kayak gitu," kata Chika.

Zee mengangguk dan menarik Chika kepelukannya, jujur ia sangat merindukan kekasihnya itu. Sudah 1 minggu mereka tak bertemu bahkan tidak saling bertukar pesan.

"I miss you so much My Gummy," bisik Zee tepat di telinga Chika.

"Miss you so much, Kulkas," balas Chika.

Keduanya berpelukan cukup lama, melepaskan rasa rindu yang mereka rasakan akhirnya mereka melepaskan pelukan itu.

"Sebentar lagi masuk, ayo kita turun," ajak Chika yang melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Iya, Sayang, istirahat nanti aku ke kelas kamu ya," kata Zee.

"Iya, Sayang."

Keduanya beranjak meninggalkan rooftop, melangkah beriringan menuju kelas. Zee memilih mengantarkan kekasihnya terlebih dahulu, setelah memastikan Chika masuk ke dalam kelasnya. Zee lantas bergegas menuju kelasnya.

"Dari mana, Bro?" tanya Khair Jinan.

"Rooftop," jawabnya singkat.

"Ngapain?" Pertanyaan Aldo tidak mendapatkan jawaban, Zee hanya terdiam dan mulai mengeluarkan buku karena guru yang mengajar telah masuk ke dalam kelas.

ONLY TODAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang