Part 19

1.1K 103 1
                                    

"Akhirnya sampai juga," ujar Chika saat keluar dari pesawat.

"Alhamdulillah, Kak, kangen Jakarta deh."

"Hahaha ... Kalian ini, gimana perasaan kalian?" tanya Mami Aya.

"Sangat bahagia, Mam, makasih udah mau luangin waktunya untuk liburan sama kita."

"Iya, Mam, Ashel juga senang bisa kumpul sama-sama kayak gini. Makasih ya, Mam," tambah Ashel.

Mami Aya tersenyum mengusap kepala kedua putrinya secara bergantian, ia tidak keberatan jika harus menemani kedua putrinya liburan karena hanya ini yang dapat ia lakukan untuk menebus waktu yang tersita untuk pekerjaan.

Ketiganya berjalan beriringan membawa koper masing-masing, melangkah menuju teman-teman Chika yang sudah menunggu kedatangan mereka. Sesampainya di depan sahabatnya, ketiganya lantas berpelukan melepas rindu walau hanya tidak bertemu beberapa hari. Sedangkan Ashel memeluk Aldo yang merentangkan tangan di depannya setelah menyalami Mami Aya.

"Wah, makin bule aja nih gue lihat-lihat," kata Cindy.

"Mana oleh-olehnya, Chik," ucap Cepio dengan polosnya. Mendengar itu refleks membuat Cindy memukul lengan. Cepio pelan, sedangkan Chika hanya tertawa pelan.

"Apa sih lo, Chika baru sampe bukannya ditanya kabar malah lo tanya oleh-oleh. Aneh banget lo," dumel Cindy.

"Kan realistis aja, Cin. Lo juga mau kan oleh-oleh."

"Lo tuh ya–"

"Sudah, kenapa malah berantem? Oleh-olehnya ada, nanti saat di rumah akan dibagikan ya, sekarang kita pulang," lerai Aya.

"Tuh denger," ujar Cepio memeletkan lidah pada Cindy.

"Mami, Ashel dan Aldo duluan aja. Aku sama mereka aja," kata Chika.

Aya mengangguk, lalu berjalan seraya menggandeng tangan Ashel dengan tangannya yang tidak memegang apapun. Sedangkan Aldo mengikuti dari belakang, seraya membawakan koper Ashel. Tadinya ia menawarkan untuk membawa koper Mami Aya juga, tetapi beliau menolak dengan halus.

"Oh iya, kayak ada yang kurang deh," kata Chika tiba-tiba saat merasa ada yang janggal.

"Zee ke mana?" tanyanya saat tak melihat kekasihnya sejak tadi, mendengar itu ketiganya terdiam. Bingung harus menjawab apa.

"Zee lagi ada urusan dulu, Chik, dia titip salam buat lo. Dia juga pesan kalau urusannya udah kelar bakal nyusul ke rumah lo," ucap Jinan mewakili yang lain, ia terpaksa berbohong karena tak mungkin mengatakan bahwa Zee menghilang dan tak ada kabar.

"Kok dia gak ngabarin gue sih? Chat gue juga ceklis satu mulu dari kemarin, dia ada urusan apa coba?" decak Chika kesal.

"Gak tahu sih, tapi dulu dia pernah bilang mau buka cabang cafenya di Bandung. Mungkin sekarang lagi survey lokasinya."

"Yaudahlah, Chik, nanti juga dia ngabarin lo. Mungkin ponselnya mati jadi belum kasih kabar ke lo atau mungkin juga dia sibuk," kata Fiony.

"Mending sekarang kita ke rumah lo aja, pasti lo butuh istirahat kan. Kita kangen nonton bertiga nih," ujar Cindy.

***

Rasanya aku sangat merindukan momen seperti ini, memeluk Mami sepanjang jalan menuju rumah. Kami berada di dalam mobil Aldo, pria itu memang menyuruhku untuk duduk di belakang bersama Mami agar bisa menikmati waktu bersama. Aku sangat berterima kasih atas sikap kekasihku yang sangat perhatian dan pengertian itu.

"Tidur aja sayang," kata Mami seraya mengelus kepalaku, aku menatap Mami dan menggeleng menolak perkataan Mami.

"Aku mau gini aja, biar bisa nikmati waktu sama Mami. Kan kalau Mami udah kerja pasti sibuk dan gak bisa manja kayak gini lagi," balasku.

ONLY TODAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang