Keadaan ramai terlihat di kediaman Harlan, mereka sedang berkumpul dan berbincang bersama. Terlihat juga Chika dan Acel di tengah-tengah keluarga itu, hanya saja manusia kulkas itu tidak terlihat di sekitar mereka dan itu disadari oleh Chika.
"Zee ke mana, Bun?" tanya Chika pada Shani yang duduk di sampingnya.
Shani menoleh pada Chika dan ia pun baru menyadari bahwa anak sulungnya tak ada di tengah-tengah mereka. "Loh, Bunda baru sadar malah kalau dia gak ada," jawab Shani.
"Sejak tadi Abang pulang bareng Kak Chika, Bang Ar gak keluar kamar sih. Mungkin lagi tidur," timpal Christy.
"Gak ada ah, aku tadi juga cari Bang Ar mau pinjam laptopnya, tapi kamarnya kosong," sahut Muthe.
"Terus ke mana ya? Bunda juga gak lihat dia selain waktu pulang sama Chika."
"Mungkin keluar, Bun, Bang Ar kan udah kayak hantu tiba-tiba muncul gitu aja," kata Aldo.
"Hus, sembarang kamu, Do," tegur Acel mencubit pinggang Aldo.
"Coba kamu cek di kamarnya atau di ruang fitnes, biasanya dia di situ kalau gak ada di kamar," kata Bunda pada Chika yang langsung dilaksanakan oleh gadis pemilik gummy smile itu.
"Kak Chika semangat banget sih cari Bang Ar," ledek Aldo yang melihat Chika sudah menjauh.
"Biar aja sih, Do, usil banget kamu," ucap Acel.
"Aku sama Christy mau ke atas dulu ya, Bun, mau buat tugas dulu. Biar nanti malam bisa ikut," kata Muthe.
"Iya sayang, habis itu kalian mandi terus tidur dulu aja. Nanti Bunda bangunkan ya," ucap Shani.
Keduanya mengangguk lalu beranjak meninggalkan ruang keluarga. Setelah melihat kedua putrinya pergi dan tak terlihat lagi, Shani menatap Ashel dan Aldo serius.
"Bunda mau tanya, Chika tadi cerita apa sama kalian saat Bunda di dapur?"
Shani berkata seperti itu karena ia melihat ketiganya sedang berbicara serius dan saat dirinya beserta kedua putrinya datang, mereka langsung terdiam dan tak membahas apapun.
"Kak Chika bilang kalau dia ke toko buku bareng Bang Ar, terus waktu Kak Chika udah di dalam mobil dia lihat Bang Ar sama cowok," jelas Aldo.
"Siapa? Terus kenapa?"
"Gak tahu Bun, Kak Chika bilang Bang Ar gak cerita apapun karena setelah masuk mobil Bang Ar kelihatan marah," sambung Ashel.
"Aku sih duga pasti ada hubungannya sama masa lalunya Abang, Bun."
"Iya sepertinya begitu, Bunda juga tadi heran kenapa Arzeendra terlihat seperti menyimpan amarah waktu pulang. Bunda pikir bertengkar sama Kak Chika, tapi waktu Bunda lihat Kak Chika digenggam tangannya sama Abang kalian dan dia elus tangan Abang, Jadi kemungkinan ada hal lain yang buat Arz marah."
"Terus waktu pulang juga kan Bang Ar gak kayak biasanya, dia malah langsung ke kamar habis itu gak keluar," kata Aldo.
"Sudah, nanti saja Bunda tanyakan langsung pada Arzeendra. Kalian sekarang istirahat dulu, karena nanti malam kalian tidak boleh terlambat," ujar Shani mengelus kepala Aldo dan Ashel.
"Bunda ke kamar dulu ya, mau bersih-bersih. Karena Bunda harus ke kantor Ayah dulu." Shani kemudian beranjak meninggalkan Ashel dan Aldo.
"Ayo, Cel, kita harus istirahat," ajak Aldo menarik tangan kekasihnya lembut, mereka berjalan bersama dan berpisah menuju kamar masing-masing.
***
Chika sudah mengecek kamar Zee dan ruang fitnes tetapi ia tidak menemukan pria yang ia cari. Walau begitu Chika sama sekali tidak menyerah, ia mencari ke ruang baca di rumah itu, tetapi ternyata ia tidak menemukan sosok pria dingin yang dicarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY TODAY (END)
General Fiction"Love is like war; easy to begin but very hard to stop." Kalimat itu yang selalu menjadi pegangan seorang Arzeendra Harlan atau yang kerap disapa Zee. Arzeendra memiliki 3 orang adik, sosok Kakak penyayang walau cuek. Seorang pemuda yang sulit dita...