Part 10

1.5K 124 4
                                    

"Kita langsung pulang ya, Cin," ujar Jinan memakaikan sabuk pengaman pada Cindy.

"Makan siang dulu lah, Nan," balas Cindy menatap Jinan yang menatapnya lembut.

Jinan hanya mengangguk, lalu menyalahkan mobilnya dan bergegas meninggalkan parkiran sekolah. Selama perjalanan menuju tempat makan, keduanya diam hanya ditemani musik yang dinyalakan oleh Cindy.

Jinan memang bukan pria romantis seperti kebanyakan kekasih idaman orang lain. Jinan hanya pria tampan yang dewasa, bijak, dan perhatian yang mencintai dan dicintai oleh Cindy.

"Kamu kalau ngantuk tidur aja," kata Jinan memecahkan keheningan yang menyelimuti mereka sejak tadi.

"Iya, Nan," jawab Cindy menatap Jinan serah tersenyum. Jinan membalas senyuman itu dan mengusap puncak kepala Cindy sebentar, sebelum akhirnya kembali fokus menyetir.

Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai Jinan berhenti di pelantara parkir Cafe Asmara. Setelah memarkirkan mobilnya, Jinan menatap Cindy yang sedang tertidur membuat pria itu tidak tega jika harus membangunkan kekasihnya.

"Cantik," puji Jinan pelan, ia tersenyum menatap Cindy yang sedang tertidur pulas.

"Cin, bangun," panggil Jinan mengusap kepala Cindy pelan. Ia takut kekasihnya terkejut.

"Kita udah sampai nih. Ayo bangun, Cin," ucap Jinan lagi kali ini ia membenahi rambut Cindy yang menutupi wajahnya.

Gadis itu mengeliat saat merasakan sentuhan lembut di kepalanya, ia membuka mata dan melihat Jinan yang menatapnya seraya tersenyum.

"Ayo udah sampai. Mau makan kan?"

"Maaf ya aku tidurnya kelamaan," kata Cindy mengusap wajahnya pelan.

"Gak apa-apa, ayo kita masuk." Jinan lebih dulu keluar dan membukakan pintu untuk Cindy, ia mengulurkan tangannya agar kekasihnya tidak jatuh.

***

Jinan dan Cindy sudah memesan makanan kesukaan mereka. Saat ini keduanya tengah duduk di meja yang tak jauh dari stage kecil di cafe itu yang menampilkan live music.

Sebuah intro yang sangat familiar untuk Jinan dan Cindy menyapa telinga keduanya membuat keduanya mengalihkan atensi mereka untuk menatap stage itu. Lalu, keduanya saling tatap, Jinan menatap Cindy dan tersenyum, ia merasa beruntung memiliki Cindy sebagai kekasihnya.

You're insecure, don't know what for
You're turning heads when you walk through the door
Don't need makeup to cover up
Being the way that you are is enough

Everyone else in the room can see it
Everyone else, but you, ooh

Baby, you light up my world like nobody else
The way that you flip your hair gets me overwhelmed
But when you smile at the ground, it ain't hard to tell
You don't know, oh-oh
You don't know you're beautiful


Jinan menatap Cindy yang duduk di hadapannya, ia tersenyum melihat Cindy yang begitu fokus pada ponselnya.

"Cantik," gumam Jinan yang masih didengar oleh Cindy.

"Apa, Nan?" tanya Cindy memastikan.

"Kamu cantik," jawab Jinan jujur, ia bukan merupakan pria yang gengsi dan malu untuk memuji kekasihnya. Mendengar itu Cindy tersipu malu, pipinya merah merona mendengar pujian kekasihnya.

If only you saw what I can see
You'll understand why I want you so desperately
Right now I'm lookin' at you, and I can't believe

ONLY TODAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang