Saat ini Arzeendra sedang makan bersama kekasihnya, mereka berada di cafe yang tak jauh dari rumah kekasihnya. Zee menyuapi kekasih dengan seulas senyum manisnya, senyum yang jarang sekali ia perlihatkan.
"Kamu udah izin buat pulang sore?" tanya gadis cantik yang duduk di hadapan Zee.
"Udah, Mama juga tahu kalau aku jalan sama kamu."
"Kamu makan lagi, jangan lihat aku terus. Malu tahu kamu lihat aku terus, emang kenyang?"
"Habis kamu lebih menarik daripada makanan di depan aku," sahut Zee dengan senyum tipisnya.
"Ah, gombal deh. Kamu kok kalau sama aku gombal dan romantis gini, kata Kitty kalau di rumah cuek dan dingin gitu."
"Gak juga, Kitty emang sok tahu. Gak usah didenger lah dia ngomong apa." Diambilnya tangan gadis di depannya, lalu dicium dengan lembut.
"Habis ini kita ke danau yang biasa kita datangi ya, mau gak?" pinta gadis itu menatap Zee penuh harap.
"Iya sayang, apapun buat kamu asal itu buatmu bahagia." Mendengarnya membuat kekasih Zee tersenyum senang.
"Makasih kulkasnya aku yang lagi rusak," ucap gadis itu.
Bukan tanpa alasan ia memanggil Zee seperti itu, karena memang pada dasarnya Zee memiliki pribadi yang cuek dan dingin. Apalagi pada orang yang kepo terhadap kehidupan pribadinya, ia tak segan-segan akan aura tidak bersahabatnya.
Setelah percakapan itu, keduanya melanjutkan makan mereka. Beberapa menit kemudian, setelah selesai makan mereka berjalan bergandengan tangan menuju parkiran.
"Kamu gak akan dimarahi nyetir mobil sendiri? Kan belum cukup usia juga, apalagi gak punya SIM," tutur kekasihnya.
Sebelumnya Zee dan kekasihnya itu ke Cafe menggunakan mobil Zee dengan disetir oleh supir keluarga Zee. Namun, saat sampai di depan Cafe, Zee menyuruh supirnya meninggalkan mereka dan pupang terlebih dahulu. Zee memaksa dan Pak Amri tidak dapat menolak.
"Udah gak usah dipikirkan, itu biar jadi urusan aku. Silakan masuk tuan putri," ucap Zee seraya membukakan kekasihnya pintu bagian depan.
"Terima kasih, Sayang," balas gadis itu dengan senyum lebarnya, ia terlihat bahagia mendapat perlakuan seperti itu dari kekasihnya.
Setelah memastikan kekasihnya aman dengan memasang safety belt, lalu Zee berlari ke arah pintu kemudi. Kemudian, menjalankan mobilnya menuju Danau tempat pertama kali mereka bertemu dan saksi mereka bersama selama satu tahun ini.
***
Sesampainya di danau, Zee menggandeng tangan kekasihnya dengan lembut. Lalu, mereka berjalan beriringan ke kursi dekat pohon yang ada di danau itu.
"Kamu senang gak hari ini?" Tatapan penuh cinta Zee layangkan, ia begitu menyayangi dan mencintai gadis di depannya.
"Aku senang apalagi jalan seharian sama kamu," jawab Zee.
"Gombal deh."
"Gak ada gombal sayang, ini serius."
"Iya percaya deh sama Arzeendra yang katanya dingin itu."
"Aku kayak gitu kalau sama orang yang gak dikenal kok, kalau sama kamu atau keluarga kan gak gitu."
Memang benar, pada awalnya Arzeendra bukan pria yang dingin kepada semua orang. Ia hanya dingin dan cuek pada orang luar saja, tetapi pada keluarga dan kekasihnya. Zee merupakan orang yang hangat dan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY TODAY (END)
General Fiction"Love is like war; easy to begin but very hard to stop." Kalimat itu yang selalu menjadi pegangan seorang Arzeendra Harlan atau yang kerap disapa Zee. Arzeendra memiliki 3 orang adik, sosok Kakak penyayang walau cuek. Seorang pemuda yang sulit dita...