" Kalau kamu ingin mengambil suatu langkah.. pilihannya cuma dua. Bergerak atau Di gerakkan"
~ Yoo Haneul
.
.
! Happy Reading !
.
.
Utara menatap laut di depannya dengan tatapan kosong. Pantai adalah tempat yang selalu ia datangi di kala ia tidak bisa menenangkan dirinya sendiri. Tempat ini akan selalu Utara kunjungi di kala dia merasa akan kehilangan akal sehatnya, menjadi gila dan—
"Ih, kalian tahu kan kalo Una gak bisa berenang?"
-merindukan sosok yang sudah hilang di telan ombak delapan tahun lalu.
"Ya makanya sini, namanya doang yang laut samudra. Orangnya gak bisa berenang di laut"
Lagi-lagi.
"Takut Ta, gimana kalo ada ikan gede makan kita?"
Suara gadis itu bahkan masih teringat dengan jelas di kepalanya. Utara masih ingat dengan jelas bagaimana ia belajar memetik gitar dengan Bastian di malam hari yang dingin. Lalu bernyanyi dengan riang dan bebas di kapal yang menuju Jakarta.
"Dia lagi?"
Hingga akhirnya sadar, bahwa sosok itu sudah tidak ada. Begitu desingan peluru di tembakkan-
"Ara?"
-dan teriakan takut dari orang-orang memenuhi kepalanya. Hingga akhirnya lagu itu tidak pernah bisa selesai.
"Delapan tahun Ra. Delapan tahun kita di hantui rasa bersalah sama dia" Utara tertawa kecil.
Ara mengepal kuat tangannya. Ingin menyangkal tetapi tidak bisa. Jika mengenai anak itu, maka hal pertama yang selalu terlintas di benak Ara maupun Utara adalah kata 'andai saja'.
"Udah Ta. Una yang diatas sana juga pasti gak seneng kakak-kakak nya kayak gini"
"Padahal teriakan lo waktu itu bikin gue merinding Ra" Utara tersenyum simpul, "Siapa sih yang ngatain polisi gak becus terus si polisi di tonjok karena gak berhasil nemuin mayat Una"
Ara tersenyum kesal sambil berjalan menghampiri Utara yang duduk di atas pasir pantai, "Gue.. kemarin ketemu sama orang yang mirip banget sama Una"
Utara menoleh sejenak, "Ruby ya?"
Ara mengangguk sebagai jawaban. "Kayak liat Una versi remaja gitu"
"Gue juga merasa begitu waktu pertama kali kenal Ruby, pas nemenin bokap ketemu kolega bisnisnya" Utara mulai bercerita, "Gue coba deketin dan bodohnya gue mikir kalo dengan Ruby mungkin perasaan rindu gue ke Una bisa lepas"
"Brengsek juga lo jadi cowo Ta"
"Brengsek gini kan secret friend lo selama ini"
"Dih"
"Kalo gue cerita itu dengerin, dasar trouble maker"
"Iyaa kutub utaraku sayang. Lanjutin aja cepet"
"Gue deket kan sama dia, udah melebihi teman malah"
Tatapan jahil dari Ara tiba-tiba membuat Utara kesal dan membalas dengan death glare dan senyuman manis yang sama sekali tidak mengandung gula.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS
Teen Fiction(𝙱𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊) VOTE MASIH BERLAKU ℬℯ𝓇𝒽𝒶𝓈𝒾𝓁 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 ℊ𝒶𝓇𝒾𝓈 𝒻𝒾𝓃𝒾𝓈𝒽. 𝒦ℯℊ𝒶ℊ𝒶𝓁𝒶𝓃 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 𝓈ℯ𝓈𝓊𝒶𝓉𝓊 𝓎𝒶𝓃ℊ 𝒻𝒶𝓉𝒶𝓁. 𝒦ℯ𝒷ℯ𝓇𝒶𝓃𝒾𝒶𝓃 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓂ℯ�...