"Tidak ada yang bisa membunuh saya seperti yang mereka lakukan. Jadi, biarkan saya membalasnya."
- ?
"Kadang ada sesuatu yang tidak diduga dan terjadi begitu saja, meninggalkan banyak bekas luka tapi tolong.. jangan ada yang menyalahkan diri, please"
- Alvin Mangkunegara.
.
.
Happy Reading..
.
.
Jika tidak ada koneksi dari keluarga Giselle yang merupakan donatur rumah sakit ini, mustahil bagi mereka untuk memenuhi lorong rumah sakit menunggu hasil pemeriksaan dari Alvin dan Naura."Kenapa bisa kayak gini? Lo dan Ezra nggak ngawasin atau gimana sih?" tudung Olivia memukul dinding rumah sakit frustasi.
Ezra tidak terima dituding begitu saja pun mengeluarkan protesnya, "Enak aja lo nyalahin-"
"Maaf" Aruna menundukkan kepalanya. Bagaimanapun semuanya terjadi karena kelalaiannya sebagai leader, "Tapi di situasi sekarang nggak ada gunanya kita menyalahkan satu sama lain, bisa kan?"
"Maaf lo nggak bisa ngembaliin kondisi mereka ke semula!" seru Mila, "Kita berjuang di passion kita masing-masing dan apa yang lo lakuin di tim lo sebagai ketuanya?!"
"Stop" tegur Utara pelan, "Gak ada gunanya kalian adu mulut sekarang"
"Utara benar" dukung Diamond, "Sebenarnya gue juga hampir bikin Crystal dan Olivia dalam bahaya. Aruna, ini bukan salah lo. Memang ada yang tahu semua tindakan kita dan berusaha menggagalkannya dengan segala upaya sampai memakai barang-barang berbahaya itu"
Penuturan dari tuan atheis itu berhasil membuat semua afeksi tertuju kepadanya.
"Jadi, kita gagal? Sepenuhnya?" ujar Nathalia tak percaya.
Diamond menggeleng, "Nggak. Kita berhasil"
"WHAT?!" pekik ke seluruh temannya terkejut. Apakah tuan atheis ini sedang bercanda? Mereka telah gagal performed well di tanggal emas, gagal menemukan jejak Estrid, serta membuat kedua temannya dalam kondisi antara hidup dan mati. Bukankah lebih masuk akal jika semua tindakan mereka berujung kegagalan?
"Kalian pura-pura bego atau emang bego masalah ginian?" tanya Diamond dengan alis yang terangkat sebelah, "Label anak emas keknya udah expired deh buat kalian"
"ARA! LO BIKIN GUE JANTUNGAN TAU GAK!" suara teriakan Ruby terdengar dari sudut lima puluh tiga derajat tak searah jarum jam tempat mereka berdiri.
"Udah nggak sedih kan? Ayo balik ke mereka" terdengar suara Ara yang disertai oleh kekehan pelan khas gadis berambut biru itu.
Naufal menatap teman-temannya, "Dua cewek gila itu kenapa?"
"Mungkin mereka baru sadar kalau mereka itu sejenis" jawab Giselle acuh namun membuat semua mata terarah padanya, "Ada yang salah dengan ucapan gue?"
"Ngaca lo" ujar mereka kompak, "Lo juga sejenis sama mereka berdua bjir"
"Udah kok, masih cantik nih gue" jawab Giselle kalem.
"Butuh obat sadar diri keknya" celetuk Kafi pelan.
Terlihat siluet tubuh Ara dan Ruby yang menghampiri mereka. Baru saja keduanya duduk, Nathalia langsung melemparkan kail pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS
Teen Fiction(𝙱𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊) VOTE MASIH BERLAKU ℬℯ𝓇𝒽𝒶𝓈𝒾𝓁 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 ℊ𝒶𝓇𝒾𝓈 𝒻𝒾𝓃𝒾𝓈𝒽. 𝒦ℯℊ𝒶ℊ𝒶𝓁𝒶𝓃 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 𝓈ℯ𝓈𝓊𝒶𝓉𝓊 𝓎𝒶𝓃ℊ 𝒻𝒶𝓉𝒶𝓁. 𝒦ℯ𝒷ℯ𝓇𝒶𝓃𝒾𝒶𝓃 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓂ℯ�...