.
.
Warning!
Part ini ada flashback!
Maybe Will be long again..Enjoy it!
Happy Reading^^
.
.
"Oke, tenang" tegur Utara kepada teman-temannya yang kini pastinya dilanda kecemasan luar biasa. "Pertama, kita balik dulu dan bahas ini dengan yang lain"
"Jangan lupa mereka adalah orang dengan isi kepala yang berbeda-beda, terlebih si Abbad udah nggak feel sama Ruby, kita harus ngapain?" celetuk Aruna terdengar putus asa. "Gue mau ke New York"
"Sendirian?" tanya Diamond retoris. "Aruna, kita disini sebagai satu kesatuan. Kalau lo mau pergi sendirian itu namanya lo mau hancurin kesatuan itu. Kita udah sejauh ini, Ru. Jangan gara-gara lo kepikiran Ruby terus impulsif-"
"Terus gue harus ngapain? Ini pertama kalinya Ruby nyembunyiin hal yang besar dari gue"
"Ingat satu hal, Aru" Nada bicara Utara terdengar lebih serius dan tenang dari biasanya, "Lo masih di bawah umur, kita juga. Kita gak boleh gegabah. Diamond benar, kita disini sebagai satu kesatuan"
"Mikir, Na" tutur Utara lagi. "Efek kupu-kupu itu nyata. Lo bisa jamin gak hal kecil seperti pergi ke New York gak bakal bikin bencana?"
Aruna terdiam mendengarnya. Gadis Wicaksana itu kini menggigit ibu jarinya, kebiasaan yang sering ia lakukan ketika dirinya tidak bisa tenang. Apa ini semua salahnya yang bertindak sembarangan ketika dia menggantikan posisi Ruby di Sirius Class? Aruna tidak tahu.
"Ruby dan Faisal terlibat langsung dengan program itu" celetuk Fayqa tiba-tiba, "Sementara aku dan Rudy hanya di tempatkan di sekolah, karena direktur tahu bahwa sejarah akan berulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS
Teen Fiction(𝙱𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊) VOTE MASIH BERLAKU ℬℯ𝓇𝒽𝒶𝓈𝒾𝓁 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 ℊ𝒶𝓇𝒾𝓈 𝒻𝒾𝓃𝒾𝓈𝒽. 𝒦ℯℊ𝒶ℊ𝒶𝓁𝒶𝓃 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 𝓈ℯ𝓈𝓊𝒶𝓉𝓊 𝓎𝒶𝓃ℊ 𝒻𝒶𝓉𝒶𝓁. 𝒦ℯ𝒷ℯ𝓇𝒶𝓃𝒾𝒶𝓃 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓂ℯ�...