11. ACTRESS(?)

519 57 1
                                    

"T-tuan muda Naufal?" beo salah satu dari mereka. Tidak menyangka bahwa cucu kesayangan nyonya Laras ada disini.

"Jangan. Sentuh. Mereka" tegas Faisal.

Awalnya tidak begitu di pedulikan oleh orang-orang ini. Namun, Faisal tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan mencari sebuah nomor lalu menekannya. Bahkan, ada yang menodongkan pistol kepadanya.

"Selamat malam Oma" begitu tenang hingga membuat teman-temannya merinding. Ini seperti Naufal, namun lebih mengerikan. Terlebih saat Faisal me loud-speaker percakapannya dengan Laras.

"Tumben sekali kamu menelpon, ada perlu apa?"

"Ada ilmuwan Adelio disini. Bukannya harusnya mereka tidak menodongkan pistol ke arah Naufal?"

Aruna menelan ludah. Dia merasa melihat dirinya sendiri di saat-saat dia harus menggantikan peran Ruby. Apakah semua saudara kembar memang seperti ini?

"Kamu mau oma turun tangan?"

Faisal tersenyum, "Sebelum itu, bukankah C-151 sudah bukanlah kelinci percobaan Adelio lagi?"

Mendengar itu Crystal tiba-tiba pucat pasi. Namun Faisal tidak berhenti disana.

"Bukankah C-151 kabur bersama I-157 dan I-149? Dan proyek itu juga sudah lama dihentikan"

"Kau tahu banyak hal ya. Memang benar proyek itu sudah dihentikan dan jika dilanjutkan itu melanggar hukum alias ilegal"

"BERHENTI! ATAU KAMI AKAN-"

Faisal memiringkan kepalanya. Sudut bibirnya terangkat, "Kalian berani berurusan dengan oma saya?"

"SEMUA INI BARU DIMULAI"

Jelas kalah jumlah. Tidak mungkin 6 orang remaja dan satu orang dewasa mampu mengalahkan belasan orang bersenjata.

"Kartu hitam?"

Faisal mendatangi satu-persatu temannya dan memberikan alat penyumbat pendengaran. "Udah, pake aja"

Begitu semuanya sudah memakai nya. Faisal tiba-tiba mengeluarkan sebuah remot dengan satu tombol besar di tengah dan dua tombol kecil lainnya. Aruna tahu benda apa itu. Tetapi bagaimana bisa seorang Faisal-

TIIINGGGGGGG

-memiliki bom suara yang memekakkan telinga seperti itu?

°°°

"Sumpah, semalem gila banget" Raka menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat momen semalam. Bagaimana Faisal yang tiba-tiba menyamar sebagai Naufal dan bagaimana mereka kabur setelah bom suara yang Faisal buat.

"Ini gue di terima nggak sih?" Ishaq menyeruput capuccino nya kasar.

"Iya ya, habisnya ilmuwan-ilmuwan itu ngerusak suasana" Faisal tiba-tiba muncul.

KKAKKKK

Gagak hitam berterbangan di dekat mereka. Dan menurunkan sebuah kartu hitam ke arah ketiga anak SC yang saat ini sedang berada di cafetaria.

"Dapat!" seru Ishaq menangkap kartu itu secara langsung.

"Bahasa Inggris nyed, Ka, lo aja deh"

Raka mengambil kartu hitam itu. "For Ishaq, artinya untuk Ishaq"

"W-why? Kenapa?" Raka bingung melihat kartu itu.

"Coba lanjut" Ishaq memberikan kartu hitam lagi.

"Ini buat gue njir, You'll be sick? Anjir"

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang