" Hells empty and all the devils are here."
- William Shakespeare
.
.
Happy Reading
.
12 Desember 2013
Dua gadis dengan seragam lengkap berjalan di sepanjang pantai sambil tersenyum untuk satu sama lain. Nama Anara Galaxia Andromeda dan Estrid Catra Hestie terpampang di pin nama mereka. Anehnya, salah satu dari mereka tidak menunjukkan senyuman yang biasanya. Begitu pula dengan sorot matanya.
"An, kau kenapa, huh?" tanya Estrid cemas. Akhir-akhir ini Anara selalu seperti itu.
"Memangnya aku kenapa?" tanya Anara dengan raut wajah bingung. Mata teduhnya menatap jauh ke depan. Tepat terarah pada laut biru yang bergelora.
"Kenapa kau melihat laut segitunya? Kau ingin berenang ke sana?" tanya Estrid terkekeh, "Kita tidak membawa pakaian ganti tahu"
"I miss my mom. The sea has taken her from me" lirih Anara membuat Estrid seketika bungkam.
Anara memilih untuk duduk, "Bagaimana bila kita gagal, Rid? Bagaimana bila ayahku memilih melenyapkan kita semua? Bagaimana bila mereka tidak dapat diselamatkan?"
"Satu-satu dong" celetuk Estrid ikut duduk di samping Anara, "Kita gak akan gagal. Optimis, An. Theo saja bilang gitu padaku"
"Dia bilang begitu padamu? Aku tidak tuh" ujar Anara terdengar kesal.
"Yah, sepertinya yang dapat meraih hati Theo adalah aku" ujar Estrid terdengar percaya diri--terlalu percaya diri malah.
"Kalau dia memilih bersamaku? I'm sure Theo fell hard to me" jawab Anara tersenyum puas.
"Kalau begitu akan ku buatkan ramuan cinta!" seru Estrid.
"Nanti malah jadi racun!" imbuh Anara tertawa.
"Daripada bareng anak fisika kayak kau, nanti fisik batin nya terluka tiap hari!" balas Estrid cepat.
"Fisika itu tidak melukai kok" ujar Anara.
"Tapi membunuh" sambung Estrid membuat gelak tawa di antara keduanya beradu dengan suara ombak yang berpesta meriah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS
Teen Fiction(𝙱𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊) VOTE MASIH BERLAKU ℬℯ𝓇𝒽𝒶𝓈𝒾𝓁 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 ℊ𝒶𝓇𝒾𝓈 𝒻𝒾𝓃𝒾𝓈𝒽. 𝒦ℯℊ𝒶ℊ𝒶𝓁𝒶𝓃 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 𝓈ℯ𝓈𝓊𝒶𝓉𝓊 𝓎𝒶𝓃ℊ 𝒻𝒶𝓉𝒶𝓁. 𝒦ℯ𝒷ℯ𝓇𝒶𝓃𝒾𝒶𝓃 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓂ℯ�...