53. HYPATIA

470 49 31
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.





.

Remember that is just fiction! Nggak ada sangkut paut sama dunia nyata!

Part ini akan sangat panjang.

.


Happy Reading


.














"Lo bisa mulai semuanya dari nol. Lagi dan lagi. Lo gak sendirian"

- IFN to Fairy/Fayqa

Fayqa tertawa puas melihat kondisi mainannya-satu-satunya cucu perempuan dari nyonya Adelio terhormat kini meringkuk kesakitan di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fayqa tertawa puas melihat kondisi mainannya-satu-satunya cucu perempuan dari nyonya Adelio terhormat kini meringkuk kesakitan di hadapannya. Begitu lemah-sehingga mantan ballerina genius ini tidak bisa tidak tertawa puas melihatnya.

"Baru di iris doang udah nangis" celetuk Fayqa dengan tawa yang semakin mengudara.

"Jeune dame Odyssia(Nona Odyssia)" ucap seorang pria Prancis mendatanginya dengan keadaan yang tergesa-gesa.

"Je joue, ne me dérange pas(Aku sedang bermain, mengganggu saja)" celoteh Fayqa dengan fasih sembari memasang tampang cemberut.

"C'est important! Quelqu'un a réussi à s'introduire dans votre messagerie !(ini penting! Seseorang membobol email anda!)"

Fayqa tidak merespon sesaat, gadis itu berbalik mengambil belati di atas meja lalu mengarahkannya pada pria Prancis yang sama sekali tidak ada kaitannya. Tepat ke leher, ke bagian yang bisa saja langsung membunuh pria itu.

"Tu sais que mon père était horrible, n'est-ce pas ?(Kau tahu ayahku mengerikan, kan?)" Fayqa tersenyum penuh arti. "You such really a stupid man"

Pria itu merasakan sekujur tubuhnya bergetar hebat saat ujung belati yang tajam itu mengenai lehernya. Luka yang ditimbulkan tak dalam, tapi bukan berarti tidak menyakitkan. Justru sesuatu yang perlahan seperti ini membuatnya merasa seperti ada di neraka. Mulutnya berusaha bergerak, melontarkan kalimat agar ia dapat hidup namun sorot mata penuh determinasi itu seakan telah menyegel semuanya.

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang