08: TO 1. GO

654 60 1
                                    

Hari ini. Hari pertama TO 1 dimulai.

Ada sepuluh ruangan dengan anak-anak yang berasal dari kelas yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar tidak ada yang bersekongkol dengan teman sekelasnya untuk melakukan hal tidak terpuji-yakni menyontek.

Para murid juga duduk saling membelakangi dengan jarak yang tidak begitu dekat, tetapi tidak begitu jauh. Mereka tidak diperbolehkan membawa apapun ke kelas karena alat tulis akan disediakan oleh proktor dan pengawas. Sebelum masuk ke kelas pun, akan ada sekuriti yang akan memeriksa mereka apakah ada yang membawa barang apapun itu, bahkan jepit rambut pun tidak di perbolehkan. Barang itu akan disita hingga TO 1 selesai.

TO 1 berlangsung selama empat hari. Dalam empat hari itu ada mapel wajib seperti matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, kimia, fisika, dan biologi. Para siswanya harus menghadapi tekanan selama empat hari dalam sebulan.

"Lepas Hoodie kamu"

See? Belum apa-apa Ara sudah diminta untuk melepas hoodie milik nya. Gadis itu berdecak sebal lalu melepas hoodie nya dan menyerahkan nya kepada sekuriti.

"Awas hilang pak"

Setelah di periksa, akhirnya gadis itu diperbolehkan untuk masuk. Meski dia sangat badmood saat ini karena hoodie nya disita selama sampai waktu TO hari ini selesai. Ya mana dia tahu kalau ada aturan seperti itu?

"We meet again, trouble maker"

Tanpa dijelaskan, Ara sudah tahu siapa pemilik suara yang lembut ini. Lembut tetapi songong plus beracun. Tentu saja siapa lagi kalau bukan-

"Are you ready? Kalo lo mau batalin.. gapapa kok. TO juga belum mulai kan?"

-Helena si leader cheers.

"Sorry, tapi kalo gue emang mau batalin, dari awal gue gak bakalan ngajak lo taruhan" Ara mencari meja dan kursi yang ada namanya disana.

"Kalo gue menang, lo harus bantu gue ngeluarin Faisal dari Sirius Class"

Saat itu Ara membulatkan matanya sempurna untuk sesaat. Timbul pertanyaannya di otaknya. Dari sekian anak-anak SC, kenapa harus Faisal? Rasanya dia tidak punya keistimewaan apapun selain statusnya sebagai saudara kembar Naufal Adelio.

"Ayo anak-anak mulai doa sesuai kepercayaan masing-masing" itu suara pengawas.

Akan lebih masuk akal apabila Helena menargetkan Ruby yang memang notabene merupakan musuhnya, lalu Giselle yang merupakan anak donatur SHS, atau Naufal yang katanya adalah cucu kesayangan Laras Adelio. Tapi, Ara tidak memiliki hak untuk tahu. Dan terlebih, mungkin dirinya sudah bisa menduga alasan Helena menargetkan Faisal.

"Kenapa?"

"Alasan gue mau ngeluarin Faisal? Emang gue harus ngasih tahu-"

"Emang gue bilang apa? Gue cuma bilang kenapa kok lo langsung kepikiran sama Faisal?" Ara tersenyum mengejek. Tindakan Helena membuat konspirasi di otaknya terasa masuk akal.

"Gue gak kepoan kayak lo, sana hussh, cari meja lo sendiri" Ara mengusir gadis berambut blonde dan kemudian duduk di kursinya.

Jika saat ini hanya ada mereka berdua, Helena berani jamin bahwa dia akan memaki-maki Ara dan juga menjambak rambut biru itu.  Memangnya Ara sehebat itu? Baginya, Ara hanyalah kerikil menyebalkan yang menghalangi jalan yang akan ia lewati.

Ara memainkan pulpen yang diberikan oleh pengawas, dia menaruhnya di antara hidung dan mulutnya. 

"Ra, TO nya mau mulai" sepertinya itu suara Faisal dan suara Faisal terdengar sangat dekat, tetapi rasanya tidak ada siapapun di dekatnya saat ini-

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang