"There are worse cheaters than me. So, which is the real one?"
Seisi kelas terkejut—bahkan Ara sendiri bingung bagaimana mau membedakan antara Aruna dan Ruby. Mereka benar-benar mirip satu sama lain. Apakah yang berdiri sekarang itu Ruby? Atau yang di ambang pintu itu yang Ruby?
"Ruby ada dua?" tanya Nathalia, "Terus mana Ruby yang asli?"
"Helena, apa rencana lo? Lo yang bikin Ruby keliatan ada dua 'kan?" tanya Giselle langsung mencurigai Helena.
"Padahal niat gue baik lho" Helena tersenyum manis, "Gue cuma mau lo pada sadar kalau kita udah ditipu oleh Wicaksana" Helena menoleh ke arah Aruna yang terlihat tidak menduga hal ini dan lalu menoleh ke arah Ruby yang seperti siap membunuhnya sekarang.
Ruby melangkahkan kakinya, menatap Aruna dengan sorot hangat, "Jangan pikirkan apapun. Lanjutkan apa yang lo mau katakan disini" dan juga senyuman yang jarang dilihat oleh anak-anak Sirius Class.
"Dia tersenyum?" beo Raka tidak percaya.
Namun, bak cuaca yang berubah-ubah, senyuman itu hirap begitu mata Ruby bertemu dengan mata Helena, "Ikut gue"
"Kenapa gue harus ngikutin kata-kata lo?" tanya Helena dengan nada yang naik satu oktaf, "Lo nyembunyiin sesuatu dari mereka dan adik kembar lo juga?"
Crystal ikut bersuara, "Apa ini semua? Sejak kapan lo punya kembaran?"
"Maaf, nanti gue jelasin" Ruby mengakui kesalahannya lalu menarik Helena yang protes keluar dari kelas.
"Jadi, lo siapa? Ruby atau adiknya Ruby?" tanya Kafi menghilangkan situasi hening di antara mereka.
"Dia adiknya Ruby, namanya Aruna Laut Biru" Ara mendahului Aruna yang sepertinya agak kesulitan untuk menjawabnya.
"Jadi selama ini lo tau?!" seru Giselle tak percaya.
Ara mengangguk pasrah. Crystal kini paham mengapa tingkah laku Ruby sedikit berubah dari biasanya, "Jadi, kenapa Aruna harus datang menggantikan Ruby? Sakitnya separah itu? Kenapa tidak izin saja?"
"Itu tidak bisa" ujar Aruna keceplosan. Namun, melihat Ara yang menganggukkan kepala membuat gadis itu tahu dia melakukan hal yang benar, "Wicaksana lebih rumit dari kelihatannya, Seorang calon kepala keluarga Wicaksana tidak boleh memperlihatkan celah, bahkan meski celah itu adalah penyakit yang perlu dipublikasikan"
Shock? Yes.
Itulah yang dirasakan oleh anak-anak Sirius Class sekarang. Keluarga Wicaksana memang penuh privasi dan terlihat sangat rumit, tetapi siapa sangka ternyata Wicaksana justru lebih rumit daripada yang mereka duga.
"Terus, kenapa lo gak nerima nama Wicaksana? Kenapa kita nggak pernah dengar soal saudari kembar dari Ruby Amelie Wicaksana?" tanya Naufal. Apa kasusnya sama seperti dia dan Faisal?
"Kalian pernah dengar nama Alen Rawindra?" tanya Aruna dan dijawab oleh gelengan teman-temannya, "Om Alen itu saudara kembar' bokap gue. Itu tradisi turun temurun Wicaksana. Setiap anak kembar yang terlahir, si sulung akan menjadi kepala keluarga, sementara si bungsu akan menerima pendidikan untuk membantu si sulung dalam bayangan"
Raka menjatuhkan bolpoinnya, "Keluarga konglomerat emang gila.."
°°°
Ruby mendorong Helena dengan kasar ke dinding gudang terbengkalai SHS. Entah bagaimana Ruby bisa tahu tempat ini, tapi gadis berambut blonde itu lebih mencemaskan tentang apa yang bisa tunas muda Wicaksana itu lakukan kepadanya sekarang.
"Lo gila, Ruby?!" bentak Helena.
"Lo yang gila, Helena" Ruby maju selangkah, memojokkan gadis itu. "Selama gue gak disini, lo bebas banget ya" Ruby bertepuk tangan, "Hebat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS
Teen Fiction(𝙱𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊) VOTE MASIH BERLAKU ℬℯ𝓇𝒽𝒶𝓈𝒾𝓁 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 ℊ𝒶𝓇𝒾𝓈 𝒻𝒾𝓃𝒾𝓈𝒽. 𝒦ℯℊ𝒶ℊ𝒶𝓁𝒶𝓃 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃𝓁𝒶𝒽 𝓈ℯ𝓈𝓊𝒶𝓉𝓊 𝓎𝒶𝓃ℊ 𝒻𝒶𝓉𝒶𝓁. 𝒦ℯ𝒷ℯ𝓇𝒶𝓃𝒾𝒶𝓃 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓂ℯ�...