[Follow sebelum baca!]
Siapa sangka, orang yang selama ini canggung bahkan terbilang hampir tidak pernah bertegur-sapa. Ternyata adalah pasangan yang sudah memiliki hubungan serius dan sejauh itu, tanpa ada yang mengetahuinya.
Mereka berdua pandai b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
D-Day
Kini adalah saat-saat waktu yang sangat di hindari Fara, lebih tepatnya pagi hari ini adalah acara pernikahan itu berlangsung.
Memang jujur Fara pernah mengatakan ia ingin cepat cepat memiliki pasangan saat ia lelah, bahkan pernah mengatakan ingin di jodohkan saja, tetapi sebenarnya Fara tidak benar benar menginginkan hal itu terjadi. Itu hanyalah lampiasan dirinya ketika iri dan lelah dengan hal yang ia jalani.
Seketika Fara menyesal telah pernah mengatakannya.
Pagi pagi sekali dirinya sudah dibangunkan untuk bersiap-siap. Fara saat ini duduk di depan meja rias, menatapi pantulan dirinya yang sudah berpakaian gaun putih serta riasan yang menghiasi wajah manis dan cantiknya.
Fara di buat nya harus siap tidak siap dengan hal yang akan terjadi hari ini. Kenapa juga ia harus setuju dengan perjodohan ini jika berakhir membuatnya merasa tidak siap untuk mengahadapi.
Cklek..
Di buka nya pintu ruangan yang kini terlihat wajah sang ibu berada diambang pintu membuat Fara membuyarkan lamunannya.
"Anak mamah sudah siap?" sang ibu memegang kedua pundak putri kesayangannya ini.
Fara menatap mata ibu nya dengan berharap ia bisa siap akan hari ini.
"Gak usah gugup, mamah yakin kamu pasti bisa melewatinya" senyum tipis Fara terukir dengan mata yang tak lepas dari wajah sang ibu.
"Percayakan semuanya pada calon kamu, semua pasti akan berjalan dengan baik. Mamah percaya itu." Lanjut perkataan sang ibu.
"Ayo, bangun. Keluar, udah di tunggu sama yang lain. Acaranya udah mau dimulai." Fara menanggapi dengan anggukan.
Lantas dirinya bangkit dari duduk, membenarkan dulu posisi bawah gaunnya agar tak terinjak, dirasa siap ia berjalan mengikuti langkah sang ibu.
Ketika Fara memasuki ruangan yang dimana acara ini berlangsung, semua sorot mata tertuju padanya.
Di depan, sang ayah berjalan menghampiri gadis nya ini yang sebentar lagi lepas dari tanggung jawab nya dan beralih menjadi tanggung jawab lelaki yang kini tengah berdiri di atas altar tak lupa dengan tatapannya terkunci oleh Fara.