PROLOG

177 29 36
                                    

Hai all, udah pada follow belum?

🌼🌼🌼

Pantai adalah tempat yang paling nyaman untuk menenangkan pikiran, itulah pendapat banyak orang. Namun, bagi Luna, ketenangan sejatinya ada pada bunga daisy. Bunga itu bukan sekadar keindahan, melainkan pengingat akan sesuatu yang hilang—sosok yang pernah mengisi dunianya.

Baginya, bunga daisy adalah pelipur rindu. Kamar apartemennya penuh dengan benda-benda bercorak daisy—mulai dari bantal, jam dinding, hingga jam weker yang kini berbunyi nyaring di atas nakas.

Tringgg!!!

Gadis itu terbangun, mengusap matanya yang berwarna cokelat hangat. Luna menyibak selimut dengan gerakan malas, tubuhnya diseret menuju kamar mandi. Air dingin membasuh wajahnya, namun pikirannya tetap penuh dengan teka-teki yang belum terpecahkan.

Ia hidup sendirian di apartemen peninggalan orangtuanya. Seorang anak tunggal yang ditinggalkan sejak kelas 1 SMP. Kepergian mereka mendadak, misterius, dan tanpa banyak penjelasan. Orang-orang mengatakan kecelakaan itu terjadi saat orangtuanya berkunjung ke rumah nenek dari pihak ibu. Anehnya, Luna tidak pernah diajak ke sana sejak kecil, dan yang lebih aneh lagi—ia sendiri tidak pernah ingin pergi.

Dengan cepat, Luna menyelesaikan sarapannya: roti dengan selai cokelat dan segelas susu cokelat. Namun, rasa manis itu tak cukup untuk mengusir pahitnya ingatan tentang Rendra, kekasih temannya yang berani menyatakan cinta padanya seminggu lalu.

"Dasar bajingan gila," gumamnya dengan geram.

Namun, kemarahan itu cepat menguap saat pikirannya kembali tertarik pada masa kecilnya yang kabur. Ada lubang besar dalam ingatannya. Mengapa ia tidak bisa mengingat detail wajah keluarganya? Mengapa ia tidak ingat suasana rumah nenek yang katanya begitu istimewa?

Dengan napas panjang, Luna bangkit dari kursinya dan membawa piring kotor ke wastafel. Tangannya bergerak otomatis saat pikirannya sibuk memikirkan satu hal: Kamar orangtuanya.

Itu adalah satu-satunya tempat di apartemen ini yang jarang ia jamah. Ia merasa ada sesuatu di sana yang menunggu untuk ditemukan. Langkahnya terhenti di depan pintu yang sudah lama tertutup rapat. Tangannya gemetar saat memegang gagang pintu.

Dengan tarikan napas panjang, ia memutar gagang itu perlahan.

Pintu berderit, dan udara pengap menyambutnya. Mata Luna menyapu ruangan gelap itu. Furnitur tua, tumpukan buku, dan sebuah kotak kayu kecil di atas meja rias menarik perhatiannya.

Ia mendekat, membuka kotak itu perlahan. Di dalamnya terdapat foto lama. Seorang anak kecil tersenyum di tengah ladang bunga daisy. Tapi, yang membuat dadanya berdegup kencang adalah sosok pria di samping anak itu—pria yang mengenakan kalung dengan liontin berbentuk daisy, benda yang terasa sangat familiar baginya.

Luna tertegun. Napasnya tersendat saat tangannya menyentuh liontin di dalam kotak. Liontin yang sama persis dengan yang kini melingkar di lehernya.

Mata cokelatnya melebar. Pikirannya kacau.

"Siapa... sebenarnya aku?"


TBC.

Jangan lupa follow ya><

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang