DUA BELASS

41 11 0
                                    

Halo beb, Kamis author sibuk jadi update nya sekarang aja ya.

Sibuk apa Thor? Sibuk merenungi nasib. Pokoknya sibuk😁

🌼🌼🌼

"Jika kau saja tidak menginginkan kehadiran ku, lantas untuk apa aku bertahan?"

🌼🌼🌼

"Aku ingin pertunangan kita di batalkan."

Pria itu menghentikan pergerakannya yang sedang duduk di sofa, sembari mengutak-atik laptop berwarna putih miliknya.

"Aku tidak akan pernah membatalkannya!"

Perempuan di depannya tampak menatapnya tajam, gigi-gigi gadis itu bergemulutuk.

"Apa maksudmu?!"

Menghela nafas, laki-laki itu memindahkan laptop yang sedang di pangkunya ke meja.

Kemudian, menarik tunangannya agar duduk di sampingnya.

"Tenanglah Kirana, tidak perlu emosi." katanya

"Apa yang kau harapkan dari pertunangan ini, Ren? Bahkan kita tidak saling menyukai." balasnya mencoba tenang.

"Memang, aku bahkan tidak pernah mengharapkan kehadiran mu di rumah ku ini." ujarnya menusuk.

Kirana tampak mengepalkan tangannya, wajahnya datar, namun hatinya seakan remuk mendengar ujaran dari sang tunangan.

"Batalkan pertunangan ini, maka aku akan pergi dari sini."

Laki-laki itu tampak menyunggingkan senyum miring, jemarinya mengusap-usap rambut panjang milik Kirana.

"Aku tidak mengulangi perkataan ku untuk kedua kalinya, Kirana."

Gadis itu berdiri dari duduknya, semenjak kejadian seminggu yang lalu, dimana Kirana menendang milik Reno, baru kali ini ia berbicara lagi pada pria berumur dua puluh tahun itu.

"Jika kau saja tidak pernah mengharapkan kehadiran ku, lantas untuk apa aku bertahan?" Kirana berkata lirih.

Deg!

Jantungnya berdetak cepat, sesuatu dalam dirinya memanas, tangannya mengepal erat.

"Pria brengsek seperti mu, memang cocok dengan wanita berpakaian minim yang memeluk mu waktu itu!" lanjut gadis itu.

Setelah mengatakan itu, Kirana berlari keluar dari rumah Reno, takut emosinya meledak-ledak jika terus-menerus melihat wajah lelaki itu.

Reno menatap punggung gadis itu hingga menghilang di balik pintu, kemudian mengacak-acak rambutnya kasar.

"Perasaan apa ini? Tidak! Reno kendalikan dirimu, kau tidak boleh jatuh cinta. Cinta hanya akan menyakiti dirimu sendiri!" monolognya.

Laki-laki itu mematikan laptopnya, kemudian ia bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kamar.

Pria itu mencari sesuatu di nakas, dan tidak menemukan apa-apa, kemudian ia melangkah mendekati lemari, membukanya lalu melihat sesuatu di laci.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang