ENAM BELASS

29 7 7
                                    

"Sendiri adalah kata lain dari menunggu tanpa kepastian."
~Kutubutara

🌼🌼🌼

"Luna, orangtua ku mengundang mu untuk makan malam dirumah ku, datang ya?"

Tanpa mengalihkan pandangan, Luna sudah tau suara siapa itu. "Hanya aku? Bagaimana dengan yang lain?" tanyanya.

"Yang lain sudah ku undang, hanya kau yang belum."

"Memangnya ada acara apa, Langit? Apa acara pertunangan mu dengan Elena?" tanya gadis itu sembari terkekeh kecil.

"Semoga saja."

Balasan tak terduga itu keluar dari mulut Langit, hal itu membuat Luna menghentikan aktivitasnya sejenak, kemudian terkekeh geli.

Kemudian, pria itu duduk di sebelah Luna sembari memperhatikan Luna yang sedang menulis di buku catatannya.

"Aku heran, mengapa kau masih bisa sekolah, sedangkan kau sudah berumur dua puluh satu tahun." celetuk Luna. Gadis itu masih saja berbicara tanpa mengalihkan perhatian ataupun menghentikan aktivitasnya, yakni menulis di buku catatan.

Langit terdiam sejenak, ia kira gadis ini tak akan pernah tau mengenai hal ini.

"Aku melihat foto wisuda mu, saat berkunjung kerumah orangtua mu." lanjutnya saat melihat kerutan di wajah Langit.

Tampak lelaki itu mendengus sebal, "Jadi, selama ini kau sudah tau?" tanyanya.

Gadis itu mengangguk singkat, kemudian menutup buku dan memasukkannya ke dalam tas.

"Mau kemana?" tanya Langit heran.

"Tentu saja pulang, memangnya kau tidak ingin pulang?"

Laki-laki itu langsung mengingat bahwa saat ia mendatangi Luna tadi, bel pulang sudah berbunyi.

"Pantas saja sangat sepi." gumamnya.

🌼🌼🌼

Semua orang sudah berkumpul di meja makan, sejujurnya, ini hanya alasan kedua orangtua Deca dan Langit untuk mengundang teman-teman nya.

Padahal mereka hanya ingin mengetahui situasi di pertemanan anaknya bagaimana. Dasar orangtua orangtua kepo.

"Kamu yang bernama Aluna Chastine Azalea?" tanya seorang wanita paruh baya sembari tersenyum tipis.

"Iya, Tante." sahut Luna tersenyum manis.

Tampak wanita yang menanyai Luna tadi memberi kode pada wanita paruh baya yang satu lagi, Luna kenal wanita itu, dia umi Kayla, orangtua dari Langit. Mereka pernah bertemu sebelumnya.

"Hai Luna, kita bertemu lagi." kata umi Kayla sembari tersenyum.

"Halo, umi." balas Luna tersenyum.

"Luna, kamu tau yang mana gadis yang di sukai Langit? Umi ingin tau." ujar umi Kayla lagi.

Dengan semangat Luna menunjuk ke arah Elena yang sedari hanya diam. Merasa di tunjuk, "Aku?" tanya Elena sembari menunjuk diri sendiri.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang