TUJUHH

51 12 3
                                    

Hallo hai semua, jangan lupa follow vote dan komen ya.

🌼🌼🌼

"Sejatinya manusia hanya menginginkan kebahagiaan tanpa merasakan kesedihan sedikitpun, padahal setiap kesedihan, akan ada kebahagiaan yang menunggu."

~Kutubutara

"Kapan dan dimana kau melihatnya?"

Gadis yang di tanyai tampak berpikir, beberapa menit setelahnya ia menjawab.

"Kalau tidak salah, aku melihatnya dirumah Deca."

Lelaki itu bergegas pergi, tujuannya saat ini adalah menemui Deca.

Gadis itu berdecak. "Rendra sialan! Tidak tau diri! Sudah di beritahu bukannya berterima kasih, malah meninggalkan ku sendirian!" kesalnya

Dia, Luna. Gadis yang saat ini tampak menyusul di belakang Rendra dengan wajah kesalnya.

"Deca!"

Setelah sampai di hadapan gadis yang di panggilnya tadi, Rendra segera menarik tangannya, dan melangkah pergi ke tempat ia dan Luna tadi.

"Apa yang kau lakukan?! Lepaskan tanganku!"

Deca tampak memberontak. Namun, laki-laki itu tidak perduli sama sekali.

Luna menepuk dahinya, tidak bisakah laki-laki itu bersikap lembut sedikit saja? Dasar pria gila!

"Luna, apa yang terjadi?" tanya Putri penasaran.

Gadis itu mengedikkan bahu, "Laki-laki itu sudah gila." jawabnya

Sama seperti Luna, Deca menyentak tangan Rendra, hingga laki-laki itu terhenti.

Ia berbalik, menatap mata Deca. Membuat perempuan itu merasa bingung.

"Deca, benar kau mempunyai foto mereka bertiga?" tanya Rendra to the poin.

Foto itu adalah foto ibunya dan dua sahabatnya.

"Salah satu dari mereka adalah, ibu ku."

Laki-laki dengan rambut acak-acakan karena habis berkelahi itu tampak sedikit terkejut, "Yang mana?" tanya nya.

Saat akan menunjuk gadis yang berada di samping sebelah kanan, tanpa sengaja jari telunjuk gadis itu menunjuk seorang gadis yang berada di tengah, karena namanya di panggil.

"Deca!"

Kekeliruan itu mengakibatkan hal fatal, Rendra membulatkan matanya tak percaya, sementara Deca memalingkan wajahnya menatap Zaskia dan Putri yang menyusulnya setelah memanggil dirinya.

Ia tidak sadar telah salah menunjuk foto, yang mana membuat Rendra mundur satu langkah.

"K-kau? Kau adalah adikku!"

Gadis itu kembali menoleh pada Rendra, menatap garang wajah lelaki itu.

"Apa maksudmu? Aku hanya mempunyai satu kakak perempuan!"

Rendra menggeleng, dengan cepat ia memegang tangan Deca dengan erat.

"Aku memang bukan kakak kandung mu. Tapi, dulu ibumu lah yang telah merawat ku hingga aku berumur 5 tahun," jelasnya

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang