SEMBILANN

39 13 4
                                    

Ayok ges follow vote sama komen dulu, biar makin cinta 😚

🌼🌼🌼

"Elena, bukankah kau kenal dengan murid baru itu?" tanya Nabilla

Yang di tanya tampak berpikir, "Oh, ternyata si Langit laki-laki penggila motor itu." jawab Elena heboh.

"Memangnya kau pikir siapa?"

Atensi Elena beralih pada Deca, "Aku pikir Langit Angkasa yang nama ayahnya Luar Angkasa."

Putri tampak mengerutkan keningnya bingung, hendak tertawa atau tidak, gadis penggila anime one piece itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Gadis dengan name tag Aluna Chastine Azalea itu kembali tersedak Saliva ya sendiri saat melihat pesan di WhatsApp.

"Luna, sepertinya kau sangat suka menelan saliva mu sendiri ya." cetus Elena

Luna hanya diam sembari membaca pesan seseorang itu beberapa hari yang lalu.

62+8**********

Jika kau ingin mengetahui tentang keluargamu yang tidak sengaja kau lupakan, jumpai aku di depan rumah pohon milik ibumu dahulu!

Sabtu

Aku menunggumu selama 1 Minggu ini, setiap hari aku datang kerumah pohon, tapi kau tidak pernah datang. Jujur aku sedikit kecewa padamu Luna, tapi tidak apa. Mungkin kau sibuk, karena sedang ujian

Kemarin

Waktu kau bermain hujan, aku ingin memberitahukan sesuatu padamu, tetapi dia lebih dulu kembali hadir

🌼🌼🌼

Semilir angin yang sejuk membuat bunga-bunga bergoyang, Padang bunga daisy dan bunga dandelion tampak sangat indah.

Seorang gadis tampak merenung sembari menatap bunga-bunga yang bermekaran di depannya.

Sudah ada sekitar lima menit ia berada disini, kemudian gadis itu melangkah menuju rumah pohon yang ada di depan antara Padang daisy dan dandelion.

Gadis dengan rambut tergerai itu menaiki tangga dan masuk kedalam rumah pohon.

Tatapannya terpaku pada abu rokok di pojok, kemudian beberapa bungkus  Snack yang berserakan.

Gadis itu menghela nafas, lantas ia mulai membereskan kekacauan yang Luna tebak ulah lelaki pengirim pesan itu.

Setelah bersih gadis itu merebahkan dirinya, menatap dedaunan di atasnya.

Jarinya menghitung, berapa lama laki-laki itu berada disini. Tunggu, darimana dia tau rumah pohon ini milik orangtuanya? Ah, memikirkan semua ini membuat kepala pusing.

"Kau bolos?" tiba-tiba seorang pria muncul di undak tangga.

"Kau juga." balas Luna tanpa mengalihkan pandangannya.

Kemudian, laki-laki itu melanjutkan langkahnya kedalam rumah pohon.

"Aku menunggumu sepanjang hari, dengan keadaan pondok-pondokan ini kotor. Sekalinya datang sudah bersih." celetuknya

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang