SEPULUHH

41 10 0
                                    

Aloo, apa kabar? Belum mati kan? Hehe bercyandaa bercyandaa. Bercanda Mulu, seriusnya kapan?

🌼🌼🌼

"Aku mencintaimu sederas hujan, namun kau memilih di sambar petir." ~Aluna Chastine Azalea

"Aku rela memberikan payung ku kepada mu di saat hujan deras melanda, namun kau malah memberikan payung itu kepada wanita lain." ~Elena Bella Alexandra

🌼🌼🌼

Malam semakin larut, gadis dengan rambut sepinggang itu tak henti-hentinya bermain ponsel.

Rendra

Rendra, kau sekarang ada dimana?

Ayolah, jangan hanya di lihat

Rendra!

Rendra Al Cakrawala kekasih Deca Victoria tercinta!

Woy laki-laki gila

Ada apa?

Aku sedang di luar kota

Ada urusan apa dengan ku?

Apa yang kau lakukan di luar kota? Deca bilang dia merindukan mu, kembali lah

Selesaikan masalah mu dengannya, jangan menghilang seperti ini

Aku sedang di rumah nenek ku
Aku butuh waktu untuk menerima kenyataan ini.

"Ternyata dia di luar kota." gumam Luna

Gadis itu memutuskan mematikan ponselnya, ia turun ke bawah, karena kamarnya ada di lantai dua.

Setelah di dapur, gadis itu mengambil beberapa bahan di kulkas dan mulai memasaknya.

Dengan bahan seadanya, gadis itu memasak nasi goreng. Saat sedang asik menata nasi gorengnya di piring, bel pintu apartemennya berbunyi, entah siapa yang mengganggunya malam-malam begini.

Gadis itu melepaskan celemek berwarna putih dan memiliki motif daisy.

Ia melihat jam dinding di ruang tamu, sudah pukul 11.30 wib, siapa yang datang di tengah malam begini?

Bulu kuduk gadis itu meremang, tangannya memeluk diri sendiri, dengan perlahan ia menuju pintu apartemen.

Kakinya gemetar, ia menggeser tirai  gorden jendela yang berada di sebelah pintu. Gadis itu mengintip dari celah jendela itu.

Matanya langsung menatap seorang gadis berwajah pucat, rambut sebahunya ia biarkan terurai hingga menutupi wajah.

Luna, gadis itu memundurkan langkahnya, bibirnya kelu. Kakinya melemah seperti jelly.

"A-apa yang aku lihat tadi, h-hantu?" lirihnya

Saat ingin melangkah pergi ke kamar, suara dari luar menghentikan langkahnya.

"Luna! Cepat buka pintunya! Di luar sangat dingin."

Luna cepat-cepat mengintip kembali di balik tirai gorden, tampaklah sosok itu menggedor-gedor pintu apartemennya.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang