SEBELASS

41 9 2
                                    

Ciee, siapa yang seneng author double up? Jangan lupa follow vote and komen beb.

🌼🌼🌼

Kini kedua keluarga itu tengah berkumpul di ruang tamu, sebelum membicarakan hal itu, pemilik rumah ini terlebih dahulu menyuruh Deca dan Kia menyusul Langit yang berada di kamar.

"Ada apa? Mengapa wajah mu terlihat khawatir?" tanya wanita paruh baya, sang pemilik rumah.

"Kela, anak-anak Aca dalam bahaya. Kita tidak bisa membiarkan wanita itu menyakiti anak-anak sahabat kita." ujar Arsha

"Apakah dia sudah tau tentang Luna?" tanya wanita yang di panggil Kela oleh ibunya Deca dan Kia, Kayla Humaira namanya.

Arsha menggeleng, "Tidak, tapi dia mengira Deca adalah Luna, Kel."

"Bersabarlah Arsha, kami juga sedang mencari cara untuk menangkap wanita itu." celetuk suami Kayla yang duduk di sampingnya.

"Tapi, kedua putri ku juga dalam bahaya!" Bagaimana aku bisa bersabar hah?!" seru Arsha dengan emosi meledak-ledak.

"Sayang, tenanglah." bisik Danu sembari memeluk istrinya dari samping guna meredakan emosinya.

"Kalian bisa tenang, karena kedua anak kalian laki-laki." kata Danu

"Danu, ku mohon. Langit dan Lion akan menjaga kedua putri mu, mereka juga ku suruh untuk menjaga Luna dari jauh." ucap Dani, abang kembar dari Danu.

"Danu, bawa Arsha istirahat dulu, aku tau jika sekarang dia sedang tidak enak badan." celetuk Kayla, kemudian wanita itu bangkit dan pergi menuju dapur.

Arsha hanya menangis dalam diam, tidak! Kejadian itu tidak boleh terulang lagi, cukup dia kehilangan seorang sahabatnya, ia tidak ingin kehilangan keturunan sahabatnya.

"Arsha, Abang tau kau khawatir terhadap kedua putri mu, juga pada anak-anak Nasya, tapi kau harus khawatir terhadap dirimu juga."

Setelah memberi nasihat, Dani pergi ke kamar untuk mengambil sesuatu, beberapa menit ia kembali lagi keruang tamu, dan memberikan sebuah kunci kamar pada adiknya.

"Istirahatlah."

Sementara itu, di kamar Langit yang berada di lantai dua. Tampak dua orang lelaki tertidur pulas sambil berpelukan.

"Langit! Bangun! Lion, bangun!" seru Deca sembari menarik-narik kaki kedua pemuda itu.

"Elena, aku lelah. Jangan di ganggu dulu." gumam Langit tanpa membuka matanya.

"Dia mengigau?" tanya Kia sembari menatap mata adiknya.

"OMO-OMO, LANGIT KAU MENYUKAI ELENA?!" teriak Deca histeris.

Terkejut, Lion yang berada di ujung kasur menarik kaki kakak laki-laki nya hingga mereka berdua terjatuh kebawah.

"Arghh! Sialan!" pekik Langit

Deca dan Kia tertawa terbahak-bahak melihat Lion yang gelagapan dan Langit yang kesakitan.

"Lion!"

"Aku terkejut, salahkan Deca dan Kia." kata Lion membela diri.

"Mengapa jadi menyalahkan kami? Kami baru datang." balas Kia tak terima.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang