LIMAA

46 10 1
                                    

Yang follow semoga dapat duit segepok.

🌼🌼🌼

"Setiap aku berada dalam masalah, aku selalu berharap kau datang dan menolongku, sialnya ini bukan dunia dongeng." ~Aluna Chastine Azalea

🌼🌼🌼


Luna hanya diam memperhatikan, kini ia duduk di bangku nya dan membuka ponsel.

62+8**********

Jika kau ingin mengetahui tentang keluargamu yang tidak sengaja kau lupakan, jumpai aku di depan rumah pohon milik ibumu dahulu!


"Luna, ada apa?" tanya Kirana

"Kau terlihat murung, seperti Deca." lanjutnya

Gadis itu hanya menggeleng, "Tidak ada."

'Apa yang harus ku lakukan? Haruskah aku menemui nya?'

'Ma, bantu aku, aku tidak bisa memecahkan masalah ini sendirian.'

Kini gadis itu hanya menunduk, kepalanya serasa ingin pecah memikirkan ini semua.

Bahkan saat jam pelajaran ia tidak memperhatikan, hingga bel istirahat pertama berbunyi dan namanya di panggil barulah ia tersadar.

"Luna!"

Gadis itu menoleh, menatap Kirana.

"Ikut ke kantin, tidak?"

Luna menggeleng, Kirana mengangguk dan segera pergi. Gadis itu menatap belakang punggung temannya hingga menghilang di balik pintu kelas.

Tinggal lah ia sendiri di kelas ini, semua teman-teman nya sudah pergi keluar, termasuk Deca.

Gadis itu hanya melamun dan berpikir bagaimana kedepannya.

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya, hingga membuatnya tersentak, lalu menatap jengkel orang yang telah menepuk bahunya.

Orang itu hanya mengedikkan bahu, kemudian duduk di samping gadis yang sedang merenungi nasibnya sendiri.

"Pergi! Aku ingin sendiri."

"Kenapa?"

Luna menatap nyalang orang itu, "Rendra, ku mohon pergi dari hadapan ku! Apa kau tuli!"

Ia sudah berusaha sabar, tapi mengapa tidak ada yang mengerti? Ia hanya ingin sendiri saat ini.

Kesal, laki-laki itu bangkit dari duduknya, kemudian melangkahkan kaki pergi dari kelas ini dengan perasaan kesal.

"Dasar, gadis gila!" cibirnya

"Kau yang gila! Entah mengapa pihak sekolah mengijinkan mu masuk kesekolah ini, padahal kau bukan lagi anak sekolah!" seru gadis itu yang ternyata mendengar cibiran Rendra.

Gadis itu mengurut keningnya sembari berdecak, "Ck, bagaimana ini?"

"Luna!"

Gadis itu menoleh, menatap seorang gadis di depan pintu kelas, yang tadi memanggilnya.

Kemudian, ia mengangkat sebelah alisnya, "Apa?"

Gadis itu langsung berlari ke arah Luna, setelah sampai di samping Luna, gadis itu langsung menarik pergelangan tangannya, lalu membawa Luna berlari bersamanya keluar kelas.

"Nabilla! Kita akan kemana?"

Gadis itu menoleh kebelakang, kemudian meletakkan satu jari telunjuknya di bibir.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang