EMPAT BELASS

32 9 2
                                    

🌼🌼🌼

"Jika kau tidak bisa mencintaiku, setidaknya hargai diriku sebagai pasanganmu." ~Kirana jingga Zaida

🌼🌼🌼

"Kau yakin akan pulang kampung?"

Kini mereka berdelapan sedang berada di kantin, sudah cukup lama mereka tidak berkumpul seperti ini.

Lyla menatap Kirana yang bertanya kemudian mengangguk, "Liburan semester ini, aku akan menjenguk ibuku." jelasnya sembari menyeruput es jeruk miliknya.

"Tidak terasa ya, tinggal satu semester lagi. Kita lulus." celetuk Luna

"Terlalu percaya diri, bayangkan jika kau tidak lulus." ujar Putri menyeringai jahil.

"Aku tidak pernah berniat membayangkannya." balas Luna

Deca menyenggol bahu Elena yang sedari tadi hanya diam dan melamun, "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya nya.

Elena sedikit tersentak karena terkejut, kemudian menggeleng pelan.

"Beberapa minggu ini aku tidak melihat Langit, bagaimana dengan kalian?" tanya gadis itu tanpa sadar.

"Kau merindukan nya?" goda Luna sembari menaikturunkan pantatnya, eh, alisnya.

"Tidak!" bantah Elena, ia cukup gelagapan saat sadar pertanyaan tadi.

"Tidak salah lagi." timpal Nabilla

"Sudahlah, kasihan Elena. Wajahnya sudah memerah." kata Zaskia membuat Elena menghela nafas lega.

"Oh iya, Lyla apa kak Candra tau kau akan pulang kampung?" tanya Zaskia pada Lyla yang sedang asik sendiri dengan ponselnya.

Gadis itu mengangkat pandangan, kemudian meletakkan ponselnya ke atas meja, "Nanti saja, jika ku beritahu sekarang, pasti dia akan melakukan segala cara agar aku tidak jadi pulang kampung seperti semester lalu." sahut Lyla dengan nada kesal.

Masih ingat di benaknya semester lalu, Candra, kekasihnya. Menjadi maling dan mencuri barang milik ibu kos, di kos-kosannya. Alhasil ibu kos marah dan tidak memperbolehkan dirinya pulang kampung.

"Sayang, kata Bima kau akan pulang kampung. Apa itu benar?"

Panjang umur, baru saja di ceritakan. Orangnya langsung datang.

Kini terpampang jelas Candra, Bima dan Bian. Mereka bertiga sedang berdiri di antara kursi yang di duduki Lyla.

Dasi yang terikat di kepala Bima, baju yang sedikit kusut dan tidak rapi karena tidak di masukkan. Zaskia menghela nafas melihat penampilan kekasihnya sekarang.

Tak jauh beda, Candra juga, rambutnya acak-acakan, baju kusut dasi di kalung kan, seperti anak yang tidak terurus.

Hanya satu di antara mereka bertiga yang tampil rapi, yaitu Bian. Ya, laki-laki itu sebenernya anak baik, namun entah kenapa memiliki teman berandal seperti Bima dan Candra.

"Katakan Lyla, jangan diam saja." sentak Candra, karena Lyla hanya terdiam.

"Apa kau terdiam karena semua itu benar?" tanya laki-laki itu lagi.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang